"Karena yang benar-benar mengerti aku hanyalah diriku."
***
"Ngapain, Jev?"
Jeva terkejut mengetahui Rain tiba-tiba saja berdiri didekatnya dalam lift berdua. Pagi-pagi sekali Rain pergi ke mall untuk berbelanja membeli gaun persiapan pesta ulang tahunnya. Rain sengaja pergi sendirian, karena malas jika pergi berdua dengan Gabby.
Seketika Jeva senang, ia tersenyum lebar melihat kearah Rain.
Begitu Jeva terasa lama sekali untuk menjawab pertanyaannya, Rain kembali bertanya, "Lo kesini mau belanja apa?"
Sekuat tenaga Jeva menahan senyuman. Langka sekali Rain bertanya seperti ini padanya. "Ratu ngomong sama aku?"
Rain mendesis pelan lalu mengangguk perlahan. Sebenarnya ia juga merasa senang bersama kembali dengan pria disampingnya itu.
"Gak ada, cuma nemenin Jessi buat beli Outfit pas acara ulang tahun kamu nanti. Kita semua diundang kesana kan?" jawab Jeva dan Rain mengangguk dengan pertanyaannya diakhir kalimat.
Tepat ketika lift terbuka, Jeva merangsek maju, tak membiarkan Rain keluar dari sana. Kebetulan tidak ada siapapun yang mengantri untuk masuk diluar. Jeva memencet tombol lift kembali menuju lantai tertinggi membuat Rain kebingungan.
"Kita bakalan kemana? Kenapa naik lagi?"tanya Rain spontan.
"Didalam sini aja,"
"Gila."
Jeva tertawa kecil, ini adalah kesempatan baginya untuk bisa berdua dengan Rain. "Tenang aja, aku suka berbasa-basi dengan Ratu."
"Aku benci basa-basimu." tangkas Rain dengan bahasa yang lebih formal membuat jantung Jeva berdebar.
"Kalau gitu, kita diam aja disini, berdua."
Rain tersenyum tipis. Jeva yang dulu tidak pernah berubah. Dia suka sekali bersama Rain meskipun hanya terdiam tanpa adanya topik pembicaraan apapun. Bagi Jeva yang terpenting adalah kebersamaan.
"Jeva, kamu mau berdamai?"
Jeva terdiam. Lalu menatap syok kearah Lain, dia mengira Rain bercanda.
"Aku mau kita berdamai," Rain mengulanginya lalu menelan saliva dengan susah payah.
Hey, ini mustahil. Jeva masih tidak mau mempercayainya.
Dan begitu Rain memeluknya dengan erat seraya berkata, "Jev, maafin aku. Selama ini aku salah paham." barulah Jeva percaya setelah itu.
Seraya menahan gejolak jiwa dan tangisan yang hampir saja tumpah, Jeva membalas pelukan Rain tidak kalah erat lalu melirih, "Iya, Ratu. Kamu tetap Ratuku, Ratu kita yang dulu."
***
Setelah pertemuannya berakir dengan Jeva, Rain menyetir mobilnya sendirian. Kala itu diperjalanan pulang, seseorang tak dikenal tiba-tiba saja menelpon, suaranya terdengar asing namun pembicaraannya membuat Rain penasaran.
"Selamat ulang tahun, cantik. Bisa bertemu? Jika iya, temui aku direstoran Dreams."
Ucapnya disebrang sana, membuat Rain heran. Serius atau tidaknya orang itu mengirimkan pesan tersebut Rain tidak tau. "Katakan dulu siapa anda, jika tidak maka berhenti menghubungiku."
"Aku ingin memberimu kejutan. Tidak special jika kuberitahu siapa diriku. Tidak akan menarik."
Rain tertawa kecil, siapa yang hendak berulah padanya itu? Siapapun itu, bahaya atau tidak, Rain akan tetap pergi menemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Rain (END)
Teen Fiction"Kita pernah jatuh cinta, pernah bersama namun akhirnya aku harus rela," . Hujan adalah fenomena paling mengerikan dalam hidup Rain. Dia keras, kejam, berkuasa, namun kecantikan dan kehormatannya begitu dijunjung tinggi. Dunia Rain seolah berubah s...