"Berbuat jahat berarti mengundang kejahatan yang lain."
ℛ𝒶𝒾𝓃𝒶Seusai kejadian malam itu, tanpa berpamit Langit bergegas pulang. Ia akan sangat canggung bila berada di tengah-tengah keluarga yang mengalami keterpurukan.
Sering kali terlintas dalam pikiran Langit, rencana apa yang akan di lakukan Rain untuk membalaskan dendam. Tujuan Rain pastinya adalah merampas kembali segala yang menjadi hak keluarganya dan terutama jasad ayahnya, Pra.
Saat ini, Rain geram. Ia menyibak horden dan menengadah menatap langit malam yang hanya gelap tanpa penghuni. "Sampai kapan aku harus mengulur waktu seperti ini?"
Rain menghembuskan nafas lelah, "Semenjak mengenal Al, aku jadi banyak merasakan bahwa aku harus memaafkan," ujar Rain lalu menggeleng kuat. "Enggak!! Aku harus balas dendam!"
Rain meneguhkan keinginannya itu.
ℛ𝒶𝒾𝓃𝒶Di living room Nara sibuk menghubungi Fero untuk membawa adik-adiknya pulang karena Rain sudah kembali dengan selamat meskipun dalam keadaan basah kuyup. Nara mendapat balasan dari message yang ia kirim.
Fero|
Baik ma, kita semua lega kalo Rain udah pulang. Kita segera pulang, ma.
TING TONG!
Bel rumah yang tiba-tiba berdentang mengejutkan Nara. Apakah mereka bertiga sudah sampai secepat ini. Daripada kebingungan Nara segera beranjak melangkah membuka pintu dan ternyata yang ia temukan di luar adalah seorang perempuan berkaca mata minus, mata sipit, kulit putih dan bibir tipis membuat perempuan itu persis seperti orang China, dan Nara segera mengenalnya.
"Ibu Melmel? Ada apa datang malam-malam ke rumah saya bu?" tanya Nara langsung.
Bu Melmel tersenyum hangat, "Selamat malam, bu Nara. Saya ada perlu dengan Rain, dia ada?"
"Ohh...Rain, ada bu," Nara tersenyum hangat "Mari masuk! Dekis, kamu juga." ucap Nara juga menunjuk seorang laki-laki yang berdiri di belakang bu Melmel__Dekis, ketua kelas Rain.
Mereka semua masuk dan duduk di sofa.
"RAINA!!!" teriak Nara memanggil Rain.
Rain yang masih menikmati angin malam di jendela terkejut mendengar panggilan mamanya. Rain bergegas menutup jendela dan menarik horden. "Iya, ma!" jawab Rain melangkah cepat keluar kamar dan menuruni tangga.
"Apaan,ma?"
Semua mata menoleh ke arah Rain yang melangkah mendekati mereka dan duduk di single sofa.
"Ibu mau ngasih materi tadi pagi saat kamu tidur di kelas." jawab bu Melmel membuat Rain sadar bahwa di sana sudah tidak mamanya dan yang ada adalah guru berkaca mata minus itu dan ketua kelas reseknya.
Bu Melmel menyerahkan beberapa pdf berisi materi tadi pagi pada Rain, dan Rain segera melihat isi lembaran itu seksama.
"Materi tadi pagi? Materi yang super membosankan itu?" tanya Rain lalu membanting kertas-kertas di tangannya ke atas meja.
Bu Melmel membenarkan posisi kaca matanya, " Rain. Ibu juga meminta semua materi guru lain yang tidak kamu ikuti. Di sana juga ada beberapa task yang kamu selesaikan sebagai penyokong prestasi dan hasil raportmu nanti. Ini memudahkan kamu supaya tidak banyak menyusul materi saat ujian akhir akan berlangsung." penjelasan bu Melmel sangat detail dan Rain malas mendengar itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit & Rain (END)
Teen Fiction"Kita pernah jatuh cinta, pernah bersama namun akhirnya aku harus rela," . Hujan adalah fenomena paling mengerikan dalam hidup Rain. Dia keras, kejam, berkuasa, namun kecantikan dan kehormatannya begitu dijunjung tinggi. Dunia Rain seolah berubah s...