Part 2 - Flash Back

2.8K 98 0
                                    

2 tahun lalu...

Anisa POV

Hari ini, hari pernikahan kakakku...

Alisa Maulida, kakakku yang berusia 25 tahun. Kak Alisa ini bisa dibilang mendekati wanita sempurna. Cantik, tubuhnya langsing, tinggi, berkulit kuning langsat, pandai mengaji, pandai memasak. Sosok yang siapapun mudah sekali untuk menyanyanginya.

Hanya satu kekurangannya, kakakku ini galak. Hehehe. Mungkin karena dia anak pertama ya, beban yang dipikul cukup berat. Menjadi contoh bagi aku, adiknya. Secara tidak langsung dia dituntut menjadi sosok mendekati sempurna.

Berbeda dengan kakakku yang lahir pada perayaan Maulid Nabi sehingga diberi nama Alisa Maulida. Aku sosok yang gemoy kalau kata orang jaman sekarang alias gendut, pipi chubby, kulit putih, tidak terlalu tinggi, dan kalau kata orang aku ini kalem. Ya, benar, aku tidak terlalu banyak berbicara. Tapi aku bukan tipe pemalu, aku cukup bisa bergaul dengan orang sekitar, aku juga tidak rendah diri walaupun kadang ada saja orang yang meledekku karena gemoy.

Namaku Anisa Ramadhani. Yup, aku lahir pada bulan Ramadhan. Aku berbeda 3 tahun dengan Kak Alisa. Usiaku saat ini 22 tahun. Aku baru saja menyelesaikan studi sarjana di bidang administrasi perkantoran.

Kembali ke topik utama, hari ini adalah hari pernikahan kakakku dengan laki-laki baik yang dikenalnya melalui salah satu ustadz di tempatnya mengaji. Namanya Kak Richard Lee. Kok kaya nama etnis tertentu?! Yup, benar! Kak Richard Lee ini memang keturunan cina, tetapi Alhamdulillah muslim sejak lahir. Orang tuanya memang mualaf tapi jauh sudah lama sebelum Kak Rich ini lahir. Ya, kami sering memanggilnya Kak Rich, supaya singkat dan doa kan! Rich artinya kaya. Harapannya begitu dan memang Kak Rich ini berasal dari keluarga kaya raya. Alhamdulillah lagi, keluarga Kak Rich ini gak memandang remeh keluargaku yang sederhana. Ayah dan Ibuku seorang PNS. Kehidupan kami tercukupi tetapi tidak berlebihan. Prinsip Ayah dan Ibuku semua anaknya harus sarjana.

Terdengar sayup-sayup dari kamar.
"Bagaimana saksi-saksi? Sah?" ucap Pak Penghulu.

"Sah!" ucap saksi-saksi kompak dan tegas.

"Alhamdulillah... Ma Shaa Allah... Tabarakallah..." serentak tamu undangan berucap.

"Selamat ya kak... Semoga sakinah, mawaddah, warahmah... Cepet kasih aku ponakan yang lucu-lucu..." ucapku kepada kakakku.

"Tapi aku sedih, Kak. Setelah ini rumah akan sepi tanpamu, Kak. Doakan aku segera dapat kerja supaya tidak banyak menghabiskan waktu di rumah. Hahahaha." lanjutku.

Aku memang sedang mencari pekerjaan. Paling tidak ilmu sarjanaku bermanfaat. Bisa membantu keuangan keluarga. Aku pun bisa mulai menabung untuk masa depanku.

❤️❤️❤️

Andrew POV

Hari ini, hari pernikahan kakakku satu-satunya. Bang Richard, aku biasanya memanggil Bang Rich. Kakakku sangat tampan hari ini. Dia terlihat bahagia karena memang ini wanita yang diidamkan. Bang Rich ini tidak melalui tahap pacaran, dia minta dikenalkan kepada wanita yang shalihah melalui salah satu ustadz di tempatnya mengaji.

Because of the Baby (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang