Part 5 - Terpaksa

1.3K 60 0
                                    

Anisa POV

Mas Andrew kenapa sih!? Udah tau aku datang sama Mas Hendra ya pulang sama dia juga. Masa dia gak tau kalau gak enak banget masa berangkat bareng pulang gak bareng! Gak punya perasaan banget sih.

"Maaf Pak Andrew, saya barengan Mas Hendra saja." ucapku.

"Oke. Kalau gitu. Saya duluan." ucap Mas Andrew.

Drrrtttt drrrtttt.

"Halo. Assalamualaikum. Ada apa Mas?"

"Kamu pulang sama aku atau besok hubungan kita terbongkar."

"Gak. Aku gak perlu dijemput, Yah. Aku pulang sama Mas Hendra. Yang waktu itu pernah ke rumah."

"Udah anggep kalau aku ini Ayah kamu. Masih ditambah fakta ternyata Hendra pernah main ke rumah kamu, Nis. Lihat besok ya, aku pastikan kita sudah menikah."

"Oh, Ayah udah di parkiran. Oke, Nisa ke sana."

Kesel banget sama kelakuan Mas Andrew. Apa aku harus pindah kerja ya supaya ga dikejar-kejar terus gini. Eh, tapi kalau memang Mas Andrew niat mau nikahin kok gak langsung aja setelah Kak Alisha sama Koh Richard meninggal. Kayanya Mas Andrew juga masih ragu-ragu sama pernikahan ini. Gak mungkin dia bakal nikahin aku.

"Mas Hendra, maaf ya gak bisa bareng ternyata udah dijemput Ayah." ucapku.

"Gakpapa, Nis." ucap Mas Hendra.

"Tapi nanti aku kirim pesan WhatsApp ya." lanjut Mas Hendra.

❤️❤️❤️

Di parkiran Mobil...

Tok tok...

"Nah, akhirnya calon istri datang." ucap Mas Andrew santai.

"Mas, gak usah aneh-aneh deh ngomongnya." ucapku kesal.

Baru saja aku membuka pintu, ternyata ada sosok lain memanggil, "Nis.. pulang sama Mas Andrew ya?" ucap Ajeng.

"Iya, karena kebetulan se-arah." ucapku.

"Mas Andrew, kalau anter aku gak keberatan kan!? Kamu kan udah tau rumah aku, Mas." ucap Ajeng mengintip dari sisi pintu Mobil yang baru saja ku buka.

"Rumah kamu terlalu jauh, Jeng." tolak Mas Andrew halus.

"Udah malam lho, masa kamu tega." rayu Ajeng.

"Ya udah, oke." ucap Mas Andrew.

Saat aku akan masuk ke bangku penumpang di sebelah Mas Andrew, tiba-tiba tanganku ditarik oleh Ajeng.

"Aku aja, Nis, yang di depan. Kamu belakang." ucap Ajeng.

"Oh, iya, aku ke belakang." ucapku santai tapi sebetulnya dalam hati kesal.

Baru saja aku mau masuk, tiba-tiba Mas Hendra lewat. Mendadak aku merasa kesal, aku menghentikan motor Mas Hendra.

"Mas Hendra, aku ikut. Ayah ku ternyata salah restoran. Aku bilang ke Ayah untuk pulang saja karena lokasinya jauh dari sini. Boleh ya Mas?" ucapku.

"Boleh, ayo Nis." ucap Mas Hendra.

"Mohon maaf Pak Andrew saya tidak jadi ikut Mobil Bapak." ucapku ke Mas Andrew.

Aku tau Mas Andrew marah tapi aku juga kesal karena mendadak ada Ajeng yang dengan seenaknya menyerobot tempat dudukku di depan dan Mas Andrew tampak tidak masalah.

"Ayo, Mas, jalan. Maaf Pak Andrew, terima kasih tawarannya. Yuk, Jeng, aku pulang sama Mas Hendra." pamitku.

"Ini jaketnya Nis. Udah malam gak baik udaranya." ucap Mas Hendra.

Because of the Baby (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang