Tante Yanti's Home...
Nisa POV
"Ternyata berat meninggalkan Mas Andrew dan Lichard." batin Nisa.
"Tapi apa daya, semua sudah terjawab hanya dengan pesan singkat dari Mas Andrew. Memang akhirnya pernikahan yang dipaksakan akan berakhir tragis." lanjut Nisa memikirkan nasib pernikahannya.
"Mbak Nisa, sudah sampai." ucap sopir Mas Tama membuyarkan lamunanku.
"Baik, Pak. Terima kasih banyak sudah diantar ke Bandung malam-malam begini. Bapak menginap dulu kan seperti yang tadi diinstruksikan Pak Tama?" ucapku menanggapi.
"Iya, Mbak. Kalau dipaksakan nanti khawatir ada apa-apa. Sudah terlalu larut." jawab sopir itu sopan.
❤️❤️❤️
Tok tok tok....
"Assalamualaikum...." ucapku.
"Wa'alaikumussalam..." balas orang di dalam rumah dengan ramah.
"Eh, ini pasti Nisa ya!??" tebak wanita cantik di depanku ini.
"Walaupun sudah berusia di atas 50 tahun, nyatanya Tante Yanti ini masih cantik. Kulit bersih terawat, senyumnya tulus, hangat sekali. Wanita yang begitu keibuan tapi nyatanya garisan takdir berkata lain, ditinggalkan suami tercinta dan tanpa kehadiran seorang anak." batinku hangat.
"Entah mengapa aku ingin sekali menangis, memikirkan nasibku, bahkan hanya bertemu Tante Yanti saja aku rasanya ingin menangis menumpahkan kekesalanku." batinku sambil akhirnya tumpah sudah air mataku.
"Sini masuk." Ucap Tante Yanti sambil memelukku yang menangis tersedu-sedu. Rasanya perih menerima kenyataan kalau pernikahan lewat perjodohan tak seindah yang ada di novel-novel. Walaupun aku yakin banyak juga wanita beruntung mendapatkan suami yang luar biasa lewat perjodohan.
"Sudah tenang dulu... Tante buatkan teh dulu. Kamu aman di sini. Kamu sudah Tante anggap hadiah dari Allah yang memang mengirim kamu untuk menemani Tante. Bukan Tante bersyukur dengan masalah kamu ya Nisa sayang.... Tapi percayalah ada hal Indah yang menantimu esok hari..." Ucap Tante Yanti lembut.
"Terima kasih Tante..." ucapku tulus.
"Malam ini kamu istirahat dulu, tidur cepat, tapi sebelumnya bersihkan badan dulu supaya nyenyak tidurnya..." titah Tante Yanti.
❤️❤️❤️
Aku mulai beberes. Menata barang-barangku ke dalam lemari. Kamar yang ku tempati sangat indah, tidak banyak perkakas, nyaman, lebih dari yang ku bayangkan. Merantau, ngekos di kosan murah, dengan kondisi seadanya.
"Lebih baik aku beberes, sepertinya aku perlu mengabari mas Andrew kalau aku baik-baik saja dan meminta dia mengikuti sandiwaraku tentang perjalanan dinas ke Bali. Untuk kedua orang tua kami juga." batinku.
"Aku meyakini kalau mas Andrew akan sangat kooperatif untuk menjalankan rencana ini." mantabku.
Setelah membersihkan diri, Aku menyalakan ponselku.
Ternyata banyak sekali panggilan tak terjawab yang masuk ditambah bombardir pesan singkat dari Mas Andrew, Mas Tama, Mbak Zee, kedua orang tuaku dan mertuaku. Semua menanyakan hal yang sama, mempertanyakan keberadaanku. Kecuali Mas Tama dan Mbak Zee yang jelas hanya menanyakan apakah sudah sampai.
Kenapa semua orang bertanya aku di mana dan bagaimana kondisiku!? Apakah semuanya sudah tau kejadian yang sebenarnya??
"Aahhh sepertinya Mas Andrew sudah cerita dengan semua orang, aku rasa dia sudah jujur. Alhamdulillah.... Ternyata akhir cerita pernikahanku cukup mudah..." racauku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because of the Baby (ON GOING)
RomanceMimpi apa aku semalam dijodohkan dengan iparku. Bukan turun ranjang bukan lho ya. Ipar ini maksudnya adalah adik dari almarhum kakak iparku. Tampan iya, pekerjaan mapan iya, tapi apa iya rumah tanggaku nanti berjalan baik apalagi kami sama-sama tida...