Part 12 - Resah dan Gelisah

649 36 0
                                    

Nisa POV

Haduuuh, gimana kalau aku sampai hamil. Aku yakin pasti Mas Andrew keluar di dalam. 😭

Padahal niat hati mau berpisah, kalau ada anak gimana ya!????
Kalau aku bilang, udah pasti gak jadi pisah. Aku nggak bilang, dosa gak sih misahin anak sama ayahnya. Lihat Lichard yang kehilangan orang tua aja rasanya mengerikan.

Masa iya aku tega memisahkan anak dan ayahnya!? Menjadikan anakku kehilangan figur ayah.

"Nis... Masih marah?" Tanya Mas Andrew pelan, mungkin dia masih khawatir aku akan meledak-ledak nggak karuan mengingat dia melakukan kesalahan besar.

"Mas, aku mau bicara serius!" ucapku dengan wajah garang.

"Oke..." jawabnya pelan hati-hati karena dia tau aku sedang mode marah.

"Aku mau kita buat perjanjian!" ucapku lantang.

"Perjanjian apa?" Tanya Mas Andrew yang mulai curiga.

"Aku mau kalau sampai aku hamil, aku nggak keberatan anakku tau siapa ayahnya! Tapiii......" Aku sengaja menggantung kalimatku, sepertinya perlu sedikit mendramatisir untuk membalas semua perlakuan Mas Andrew ke aku apalagi kejadian ehm ehm yang dia bilang kelepasan di dalam!

"Tapiiiiiii aku tetap mau berpisah dan mencarikan anak ini ayah yang baru, supaya tidak kehilangan sosok ayah!" lanjutku sambil memberikan penekanan penting pada kalimat sakti ini.

Mas Andrew terdiam. Sepertinya aku keterlaluan. Kenapa pandangannya menyeramkan sekali. Lututku rasanya lemas seperti jeli. Aku tidak sanggup melanjutkan ini, sepertinya aku harus kabur.

Baru saja aku akan melangkah, Mas Andrew mencekal tanganku dengan kencang, "Berani kamu meninggalkan aku dengan laki-laki lain, apalagi anak ini diakui sebagai anak laki-laki itu, jangan kaget kalau kamu baru menikah sudah jadi janda kembali."

Mas Andrew pergi berlalu begitu saja meninggalkanku. Apa aku berlebihan?? Padahal aku jelas-jelas mencintainya, aku jelas tidak akan menikah lagi setelah berpisah dengannya.

Aarrggghhhh kesal.
Kenapa semuanya jadi begini! Huhft.

❤️❤️❤️

Andrew POV

Kenapa Nisa bisa-bisanya berbicara seperti itu!? Seakan lupa kalau pernikahan bukan mainan. Sebaiknya Aku keluar kamar dan meninggalkan Nisa, siapa tau dia bisa berpikir yang benar! Tapi nanti kalau aku pergi jangan-jangan dia mengira aku memang meninggalkannya.

Waah gawat!

Sepertinya aku perlu menghubungi Tama dan Zee, siapa tau mereka punya pandangan lain.
Jangan sampai pernikahan ini gagal.
Membayangkan Nisa menikah dengan orang lain, sepertinya aku bisa gila.

Tama
Ringing...

Brooooo....
(Aku membuka percakapan dengan semangat)

Eiiitss Salam dulu....
Assalamualaikum....

Wa'alaikumussalam....
Sorry....
Lagi panik gue....

Kenapa lo?

Ada Zee gak?

Ngapain nyari bini gue!?
Jangan macem-macem...

Aelaaah masih aja cemburu sih Bro!!!

Kalau ada, loudspeaker aja deh!
Serius ini...
Butuh saran kalian berdua....

Because of the Baby (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang