Sudah beberapa hari sejak Jake membawa Julian ke mansion milik keluarga Rowan, awalnya saat pertama kali ortu Jake bertemu Julian, ortu Jake tidak menyetujui keputusan Jake untuk mempekerjakan Julian menjadi pelayan pribadi Jake.
Mereka takut akan ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dengan mempekerjakan orang asing di mansion nya. Tetapi itu ternyata hanya prasangka buruk semata, buktinya Julian bekerja sangat keras untuk bisa berada di samping Jake. Pada akhirnya Julian diterima dengan baik di keluarga Rowan.
Saat ini Jake sedang menuju taman untuk beristirahat setelah mengambil kelas tata krama, tidak sulit untuk mempelajarinya. Walaupun Jake tidak memiliki ingatan Jake Rowan, tetapi tubuhnya memiliki insting yang ditinggalkan oleh Jake Rowan.
Jake berjalan sambil melihat taman bunga dari jendela di lorong yang sangat luas itu, indah pikirnya. Ia berhenti sejenak menikmati pemandangan tersebut.
☆☆☆
Aku mempunyai beberapa hal yang harus dibicarakan dengan Duke Rowan, sehingga aku harus mengunjungi mansion keluarga Rowan. Aku terlalu lelah hari ini, hanya karena aku anak pertama bukan berarti semua tugas ayah dilimpahkan kepadaku. Memikirkan muka licik ayah yang memberikan ku banyak tugas hanya agar ia bisa keluar dengan ibu membuat ku tambah kesal.
Aku berjalan di lorong menuju ruang tamu keluarga Rowan, ditemani seorang kepala pelayan di mansion ini. Aku berjalan dengan tegap dan percaya diri, sampai akhirnya langkah kakiku melangkah perlahan-lahan setelah melihat seorang pria manis sedang menatap pemandangan diluar.
Cantik sekali, dia pasti anak tunggal dari keluarga Rowan. Tapi aku tak pernah melihatnya saat pesta debutku, apakah ia belum pernah menampakkan dirinya secara resmi di pesta-pesta sosial?
Lamunanku terhenti ketika ia mulai menatap dan menyapa ke arahku.
"Hai" Ia tersenyum sangat manis semanis dessert kesukaan adikku. Pupil mata yang berwarna dark blue itu seolah menyedotku, memaksaku untuk tidak boleh memalingkan mata darinya.
"Halo?" Ia menggerakkan tangannya didepan wajahku, lamunan ku terhenti sekali lagi, aku terlalu malu, aku sudah menatapnya terang-terangan secara tidak sopan dan tidak membalas sapaannya seperti bangsawan tidak beretika.
"Akhem, maafkan atas ketidaksopanan saya. Nama saya Jay Park, saya disini menggantikan ayah saya untuk berbicara dengan Duke Rowan, senang bertemu dengan tuan muda dari keluarga Rowan" Aku mengucapkan salam sambil memberi hormat dan menaruh tanganku di dada seperti para bangsawan pada umumnya.
"Ah, ya tidak papa. Nama saya Jake Rowan, anak tunggal dari Duke dan Duchess Rowan" Ia membalas hormatku
dengan menaruh tangannya didada sambil tersenyum sangat manis. Ah, sepertinya aku akan sangat candu dengan senyuman itu mulai sekarang."Anda kelihatannya sedang sangat sibuk dan tidak bisa diganggu, kalau begitu izinkan saya berpamitan pergi" Ia sekali lagi memberi hormat sambil tersenyum manis dan pergi dari hadapanku.
Aku hanya mengangguk kecil dan tersenyum lalu membiarkan ia pergi. Sepertinya setelah ini aku harus berterima kasih pada ayah karena sudah memberiku pekerjaan melimpah.
☆☆☆
Akhirnya aku pergi dari keadaan canggung tadi. Kenapa aku bisa bertemu dengan salah satu karakter utama pria!?? Dan kenapa ia terus terusan melihat wajahku? Padahal seingatku harusnya Jake Rowan bertemu mereka saat acara debut Jake, walaupun hanya sekedar menyapa lalu pergi. Sudahlah tidak ada gunanya memikirkan hal itu sekarang aku hanya perlu istirahat dengan tenang di taman, aku terlalu lelah.
Ketika Jake melihat tempat yang nyaman untuk beristirahat yaitu dibawah pohon rindang , ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak tertidur, salahkan saja gurunya yang terlalu ketat dan disiplin sehingga Jake tidak mendapatkan istirahat.
Tidak terasa langit yang tadinya berwarna biru sekarang mulai berubah perlahan menjadi jingga. Tidak ada pelayan yang berani membangunkannya hingga pada akhirnya seorang pemuda mengguncangkan bahunya.
"Hei bangun ini sudah mau menjelang malam, nanti kau bisa sakit. "
"Mm" Jake mengerang terganggu dengan suara familiar itu.
Jake penasaran siapa yang membangunkannya, lalu ia membuka mata secara perlahan-lahan. Saat secara perlahan menyesuaikan penglihatannya, Jake samar samar melihat surai hitam pekat, kemeja berwarna brown cedar, tubuh sedikit berotot yang ditutup dengan luaran kemeja berwarna hitam, dan terakhir tangan yang memegang bahunya dibaluti sarung tangan hitam.
Iya, pemuda itu adalah Jay Park salah satu karakter utama pria di novel "Love is Pain".
Jake yang terkesiap langsung bangun dari tidur lelapnya.
"Maaf anda harus melihat saya dalam kondisi kurang nyaman dilihat seperti ini" Jake meminta maaf sambil membersihkan bajunya dari debu debu yang menempel.
"Tidak apa apa, saya yang harusnya meminta maaf karena sudah membangunkan anda dari tidur lelap" Jay terkekeh ketika mengingat penampilan Jake yang sangat imut saat tertidur.
"Juga jangan memanggil saya seperti itu, panggil saja Jay dan kalau bisa jangan memakai bahasa yang terlalu formal agar tidak terlalu kaku."
"Kalau begitu kamu bisa memanggilku sesukamu" Jake membalas dengan mengurangi bahasa yang terlalu formal seperti perintah Jay sambil tersenyum kecil.
"Sesukaku?"
"Iya" Jake mengangguk
"Kalau begitu bagaimana dengan sayang?"
"Huh?" Jake memiringkan kepalanya bingung.
"Hahaha tidak tidak, aku hanya bercanda. Ini sudah waktunya aku pergi, sampai ketemu lagi manis." Jay melambaikan tangannya dan tersenyum sambil melangkah menjauh.
"Huh, dasar orang aneh" Ucap Jake saat Jay sudah tidak lagi berada di hadapannya.
Ilustrasi baju Jay :
(Cr gambar: Manhwa Survive as The Hero's Wife)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Villain | Transmigration Story
Fantasía➷ "I never craved for attention untill I taste yours" Shim Jake seorang pria berumur 25 tahun yang memiliki hidup tidak pernah kekurangan apapun mulai dari kekayaan, keluarga yang harmonis sampai dengan kepintaran, semua ia miliki. Ia sering membaca...