Chapter 14 : Jake

2.5K 290 23
                                    

  Sudah 2 bulan sejak Jake tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Sudah 2 bulan sejak Jake tidak sadarkan diri. Selama itu juga Jay, Samuel, dan Hayden mengunjunginya. Berbagai hal mereka lakukan saat menunggu Jake kembali sadar.

Mulai dari bercerita tentang keseharian mereka, keluhan mereka selama Jake tidak ada, maupun hanya berdiam diri menatap Jake.

"Jake, kenapa kau belum sadar. Kita bahkan belum terlalu lama sejak melakukan latihan bersama. Aku sudah membeli pedang baru yang lebih bagus dari waktu itu, tidakkah kau ingin melihatnya?" Jay menumpu kepalanya dengan tangan kirinya diatas kasur Jake. Ia menatap Jake yang sedang "tertidur lelap".

"Sunoo juga mengunjungimu setiap waktu, ia menangis saat melihat kondisimu seperti ini. Anak sialan itu bahkan tidak menangisi ku yang sudah bersama dia sejak lahir, tapi dia menangisi dirimu yang baru bertemu beberapa bulan. Hehe lucu bukan?"
Jay bercerita sambil terkekeh kecil.

"Jake... Sampai kapan kau akan terus tertidur... Aku rindu dengan suaramu Jake." Suara Jay mulai mengecil setiap kalimat yang ia ucapkan.

*tok tok tok

"Tuan muda Jay, ini saatnya kita pulang. Anda memiliki urusan dengan Count Asena." Pelayan pribadi Jay memanggilnya dari pintu kamar Jake.

"Baiklah, tunggu sebentar."

"Jake, aku harus pergi sekarang. Jangan rindu denganku ya, aku akan kembali lagi esok hari. Sampai jumpa lagi manis." Jay mencium tangan Jake dengan hati-hati seolah Jake adalah barang yang rapuh.

☆☆☆

"Kak Jake, Julian kangen dengan kak Jake.... Apakah kak Jake tidak mau melihat Julian? Julian sebentar lagi akan berulang tahun, jadi cepatlah sadar. Julian sudah mengambil kelas berpedang, walaupun Julian harus memohon agar bisa melakukannya. Julian berjanji akan melindungi kak Jake, jadi Julian mohon kak Jake tolong cepatlah sadar. Banyak sekali orang yang merindukan kak Jake." Mata Julian berkaca kaca.

"Julian, kau harus pergi. Guru memanggilmu!" Niel datang menghampiri Julian.

"Baiklah, Julian pergi sekarang kak Jake. Sampai jumpa!" Julian berlari keluar menuju camp pelatihan.

Setelah Julian pergi, Niel mulai membuka mulutnya berbicara secara satu pihak dengan Jake.

"Jake. Kau sudah beberapa kali selalu membuatku khawatir, kenapa kau suka sekali melakukan itu? Aku selalu mengawasimu berharap hari seperti waktu itu tidak terjadi lagi. Tapi kau malah melakukan hal lain yang membuatku khawatir. Setidaknya walaupun kau tidak melihat ke arahku kumohon jagalah dirimu baik-baik, aku tidak ingin melihat kau pergi lagi." Mata Niel menyendu di setiap katanya kalimat per kalimat ia ucapkan dengan suara pelan, berharap tidak ada yang mendengarkan dirinya.

Setelah mengucapkan itu, Niel pergi dari kamar Jake.


☆☆☆

"Bagaimana? Apakah dia sudah sadar?" Samuel bertanya pada orang yang berada di depannya berbataskan meja milik ia bekerja.

"Belum, yang Mulia." Orang itu menundukkan kepalanya takut dengan hal yang sebentar lagi akan terjadi pada dirinya.

"Bagaimana bisa kau masih belum menemukan cara untuk membuat ia sadar!! Aku sudah menyuruhmu untuk mencari di seluruh penjuru negeri ini dan kau bilang kau tidak menemukan dokter yang bisa mengobatinya?!" Samuel berdiri dari kursinya berteriak pada orang itu.

"Maafkan saya yang mulia, mereka semua mengatakan hal yang sama ketika mengobati Tuan Jake. Tuan Jake tidak terkena dampak dari peristiwa itu dikarenakan sihir shield yang Mulia sudah melindungi tubuhnya. Tetapi entah kenapa kondisi Tuan Jake kritis dan para dokter yang saya temui tidak tau apa yang terjadi dengannya." Pelayan itu masih saja menundukkan kepalanya.

"Aku tidak butuh alasan apapun,cepat temukan cara agar Jake bisa sadar kembali!" Samuel memukul meja dengan keras.

"B-baik yang Mulia." Pelayan itu lari mengikuti perintah sang Putra Mahkota.

"Hh, sial. Aku terlihat sangat uring-uringan." Samuel menduduki dirinya dikursi sambil mengacak-acak rambutnya secara frustasi.


☆☆☆

Hayden saat ini sedang mengambil cuti libur, ia terlalu lelah melihat medan perang dan para monster monster mengerikan itu. Tempat ia berada sekarang, mungkin kalian sudah tau. Perpustakaan.

Ya, tempat pertama kali ia bertemu dengan Jake. Awalnya ini tempat favoritnya saat ingin menyendiri. Tetapi sejak Jake datang, ia rela berbagi tempat favoritnya dengan Jake secara bersamaan.

Hayden tidak pernah memikirkan dia akan menjadi seperti ini. Jatuh terlalu dalam untuk seseorang yang baru beberapa bulan ia temui. Itu diluar prinsipnya, tapi apa yang bisa ia lakukan? Jake terlalu menawan, mulai dari tawanya, senyumannya, kepribadiannya, semua. Semua hal dari Jake ia suka. Ia jatuh terlalu dalam dan takut akan dikhianati oleh cinta itu.

Tetapi sekarang ia tidak mempunyai alasan untuk mundur, sekalipun Jake tidak menyukai dirinya, ia akan terus berusaha hingga mendapatkan ending yang bagus untuk dirinya.

☆☆☆

Mari kita lihat alasan Hayden menuju perpustakaan ini. Sepertinya ia sedang mencari cari buku untuk membantu Jake tersadar dari tidur lelapnya. Ia mulai membaca satu persatu buku untuk mencari alasan Jake tidak bisa sadar bahkan setelah belasan atau puluhan dokter yang mengobatinya.

Saat Hayden sedang mencari buku, tiba-tiba ia melihat satu buku yang bercahaya. Entah kenapa ia penasaran dengan buku itu, dan tentu saja ia mengambilnya.

Hal yang tidak terduga terjadi, buku itu menghentikan sinarnya ketika Hayden mengambilnya. Hayden mulai membaca  isi dari buku tersebut.

"Lux cultro, suatu kondisi dimana seseorang yang mempunyai sihir cahaya terlalu banyak dalam menggunakannya. Efek samping, orang itu akan 'tertidur' selama berbulan-bulan untuk mengisi energinya kembali." Hayden membaca kata perkata di buku itu dengan perlahan-lahan.

"Bukankah hal ini mirip seperti Jake?" Setelah mengatakan hal itu, ia membaca lanjutan kalimat tersebut.

"Kosong???? Halamannya kosong???Yang benar saja!" Hayden melemparkan buku itu dengan kesal.

"Aish, apakah perjuangan ku sia-sia? Sebaiknya aku harus beristirahat sebentar daripada terus terusan seperti ini." Hayden mengembalikan buku itu ke tempat semula lalu pergi dari tempat itu.

Satu hal yang tidak disadari Hayden, buku itu kembali bercahaya sesaat Hayden pergi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Villain | Transmigration StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang