Chapter 6 : Love at first sight

4.8K 508 22
                                    

    Seperti pada hari biasanya Jay datang mengunjungi mansion Rowan, tentu saja untuk menemui si manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti pada hari biasanya Jay datang mengunjungi mansion Rowan, tentu saja untuk menemui si manis. Tetapi kali ini kedatangan Jay sedikit berbeda dari biasanya, Jay mendatangi mansion Rowan bersama adiknya. Adiknya terus memaksa ikut dengannya, beralasan ia bosan dirumah.

Bohong, Jay tau ia berbohong. Adiknya jarang sekali berada di rumah. Bila ia bosan pasti ada saja pesta temannya yang ia ikuti, tipikal social butterfly.

☆☆☆

Hari ini aku memaksa kakakku untuk mengajak aku ke mansion Rowan. Hal ini tidak tanpa alasan, belakangan ini ia selalu datang ke kediaman Duke Rowan beralasan memiliki urusan yang harus diselesaikan nyatanya saat kutanya pada ayah mengenai kebenarannya hal tersebut tidak benar. Ayah hanya memerintahkan kak Jay membicarakan bisnis pada Duke Rowan hanya sekali saja, selanjutnya ayah yang mengurusnya.

Akhir akhir ini aku juga melihatnya senyum senyum sendiri di ruang kerjanya, dasar aneh. Ia seperti orang yang dimabuk cinta saja. Setiap ia pulang dari kediaman Duke Rowan pasti ia tersenyum gembira seperti mendapatkan no lotre.

Jadi hari ini aku ingin melihat hal apa yang membuat kak Jay tersenyum seperti orang gila itu.


☆☆☆

Jake sedang bersantai di taman sampai ia mendengar suara teriakan memanggilnya.

"Jake!" Jay berlari sambil melambaikan tangannya pada Jake menuju gazebo berwarna putih yang sudah dilengkapi dengan meja bundar.

Jake membalas lambaian Jay, sampai ia melihat seseorang pria imut yang lebih pendek darinya berada di samping Jay.

Siapa dia? Apakah dia pasangan Jay? Jake tidak pernah melihat deskripsi pria itu berada di dalam novel sebelumnya.

Surai merah muda dilengkapi bola mata berwarna safir. Bibir berwarna merah plum, dan tak lupa kulitnya yang berwarna seputih susu dan semulus kulit bayi. Benar-benar tanpa cela keindahannya.

"Hai, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanpa persetujuan Jake, Jay mengambil tempat duduk yang berada di sampingnya.

"Tidak ada, hanya bersantai melihat pemandangan sambil meminum teh."

"Kalau boleh tau, siapa pria muda ini Jay?" Jake menatap pada pria muda bersurai merah muda tersebut.

"Ah, perkenalkan dia adikku namanya Sean Park." Ucap Jay sambil mengarahkan tangannya kepada Sean.

"Saya adalah satu satunya adik Jay, Sean Park. Salam kenal tuan muda Jake Rowan." Sean mengambil sikap hormat bangsawan yaitu menaruh tangan di dada lalu menundukkan kepalanya sedikit.

"Salam kenal Sean, tidak perlu memakai bahasa terlalu formal kau bisa memanggil aku dengan kak." Jake tersenyum menatap Sean.

"Dengan senang hati kak Jake." Sean membalas senyuman itu dengan lebih lebar. Sampai pada akhirnya ia menatap seorang pemuda tampan memakai baju ksatria berada di samping Jake.

"Kalau berkenan, apakah kak Jake mau memperkenalkan orang disamping kakak?" Mata Sean terarah pada pemuda bersurai blonde itu.

"Dia adalah ksatria sekaligus teman masa kecilku, namanya adalah Niel. Niel dari keluarga Ryke."

Niel menundukkan kepalanya sebentar seperti memberi salam.

"Senang bertemu dengan mu Niel!" Sean melambaikan tangannya kepada Niel dengan semangat.

"Senang juga bertemu dengan anda tuan muda Park." Niel memberi hormat lalu perlahan kembali seperti posisi semula yaitu berdiri di sisi Jake.

"Panggil saja aku Sean! Jangan ada embel-embel tuan muda."

"Baik, kalau itu permintaan anda."

"Kak Jake bolehkah aku duduk disini." Tunjuk Sean kepada kursi di samping kiri Jake.

"Iya, silahkan lakukanlah semaumu."

Sean mengambil sebuah kursi di samping Jake setelah mendapatkan persetujuan dari si empunya.

Sepanjang percakapan antar Jay dan Jake, mata Sean hanya tertuju pada Niel.
Tetapi sepanjang percakapan itu pula, mata Niel hanya tertuju pada satu orang. Yaitu Jake, dia menatap Jake tanpa ter distraksi dengan hal lain. Matanya menatap Jake dengan sangat lembut, seperti kalau ia 1 detik saja berpaling dari Jake, Jake akan menghilang.

Entah kenapa Sean merasa kesal dengan hal itu. Sepertinya Niel sudah jatuh kepada Jake, sedangkan Jake tidak menyadarinya sama sekali. Mulai hari ini Sean bertekad akan mengikuti kakaknya mengunjungi kediaman Duke Rowan setiap minggunya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sean ParkAge : 17Height 175Status : Anak kedua sekaligus anak bungsu dari Duke dan Duchess Park, suka bertengkar dengan Samuel, jatuh pada pandang pertama untuk Niel?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean Park
Age : 17
Height 175
Status : Anak kedua sekaligus anak bungsu dari Duke dan Duchess Park, suka bertengkar dengan Samuel, jatuh pada pandang pertama untuk Niel?

A Villain | Transmigration StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang