Chapter 20 : Problems that can't be solved

1.5K 153 11
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
☆☆☆

"Kemana destinasi kita selanjutnya?" Jay  meminum secangkir tehnya sambil menatap Hayden.

"Ke negeri Dashiel. Istirahatlah malam ini, kita hanya berada sebentar disini." Hayden berbicara diatas kursi kerjanya sambil memegang berkas-berkas kerjaan yang harus ia selesaikan.

"Hayden kamu tidak mau beristirahat sejenak? Liat kantung matamu itu sangat terlihat, sampai-sampai mungkin aku bisa menaruh emas disana." Jake menatap Hayden dengan menumpukan tangan dan kepalanya diatas pinggiran sofa ruang Hayden bekerja.

Hayden yang mendengar itu hanya bisa terkekeh kecil.

"Kau mau kutemani? Aku bisa menunggumu dan kerjaanmu sampai selesai disini." Jake berkata sekali lagi memperlihatkan niat baiknya.

"Tidak, tidak tidak." sebelum Hayden dapat membalas perkataan Jake, Jay menyela di antara mereka dengan muka kesal.

"Kalian tidak akan diam di ruangan hanya berdua tanpa se-izin ku." Jay menghalangi pandangan Jake yang daritadi fokus menatap Hayden.

"Kenapa aku harus minta izin padamu, pacar saja bukan." Jake menunjukkan raut kesalnya, yang sebenarnya terlihat lucu di mata Jay dan Hayden. (Note : Ini rahasia! Jake tidak boleh tau, bisa-bisa pangeran kecil mereka bisa ngambek dengan mereka selama 1 bulan.)

"Pokoknya tidak boleh! Apalagi bersama dia, kau tidak lihat mukanya yang seperti penjahat kelamin itu." Jay mengarahkan telunjuknya ke arah Hayden.

"Hei, hei hei kau sudah keterlaluan. Muka paripurna seperti ini mana mungkin bisa menjadi penjahat kelamin. Kamu dan pikiranmu itu." Hayden berdecak sebelum akhirnya fokus dengan berkas-berkasnya lagi.

"Hahaha, baiklah aku akan ke kamar. Selamat malam Hayden, Jay." Jake mengucapkan salamnya setelah berjalan kearah pintu keluar, dan akhirnya menutup rapat pintu itu.

Jay menatap Jake sampai ia benar-benar pergi lalu akhirnya mengeluarkan suara seriusnya.

"Ada yang mau ku bicarakan denganmu." Jay duduk dan kali ini balik ke mode tuan mudanya.

"Bicara saja, jangan bertele-tele." Hayden menjawab saat masih fokus dengan berkas di tangannya.

"Kau sudah dengar berita itu? Tuan Duke Rowan mengadopsi seorang pria remaja. " Jay menatap serius menghadap Hayden.

"Ya, aku tau." Hayden menatap Jay sebentar sebelum ia menatap berkas-berkasnya lagi.

"Kalau kau tau kenapa tidak memberi tau kita dari awal?" Jay dengan tatapan sinisnya (seperti biasa) terhadap Hayden.

A Villain | Transmigration StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang