Hari ini Jake mengitari sekolah bersama dengan Justin Lincoln. Ia hafal dengan tempat tempat di Akademi dikarenakan ia yang diberikan denah sekolah ayahnya. Ayahnya tau Jake akan membutuhkannya karena dirinya yang kehilangan ingatan."Jake Rowan apa yang kamu lakukan disini?" Samuel menghampiri Jake Rowan yang sedang bersama Justin untuk melihat lihat bunga di taman.
"Salamku kepada bintang Kekaisaran Enha. Saya disini hanya mengantarkan Sang Pangeran untuk mengitari sekolah, Yang mulia." Jake berucap sambil mendongak sedikit kepada Samuel.
"Salam kenal nama saya Samuel Park, senang bertemu dengan bintang Kerajaan Neo." Samuel mengulurkan tangan kanannya kepada Justin.
"Senang bertemu juga dengan bintang Kekaisaran Enha. Nama saya Justin Lincoln." Justin membalas uluran tangan dari Samuel.
"Kalau begitu kenapa kita tidak bertiga berjalan bersama saja menuju ruang makan. Ini sudah waktunya makan siang." Samuel menatap Jake sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku.
"Tentu saja, tuan Park." Alih-alih Jake, Sang Pangeran dari negeri seberang yaitu Justin Lincoln yang membalas ucapan dari Samuel sambil tersenyum kecil.
"Baiklah kalau gitu, haruskah kita pergi sekarang?"
"Baik Yang mulia."
☆☆☆
Sesampainya di kantin, Jake dan para pangeran mencari tempat duduk yang berada di paling pojok. Mereka menunggu para pelayan membawa makanan ke meja mereka.
"Gimana dengan para monster dari bagian utara, apakah mereka masih terus terusan menyerang?" Samuel memulai percakapannya dengan Justin.
"Ya, para monster sialan itu masih menyerang walaupun jumlah mereka berkurang dari saat pertama kali mereka muncul. Omong omong, saya harus berterima kasih pada bantuan Kekaisaran Enha. Berkat mereka jumlah korban jiwa bisa diminimalisir. Terutama Jenderal Hayden ia sudah banyak sekali membantu keamanan disana. " Justin mengucapkan rasa terimakasihnya sambil tersenyum tulus.
"Dengan senang hati, berkat Kerajaan Neo pula Kekaisaran Enha tidak kekurangan pasokan makanan saat di musim dingin." Samuel juga memperlihatkan senyum tulusnya.
"Kalau begitu mari kita makan." Samuel berucap saat melihat Jake yang sudah memberi tatapannya kepada makanan yang sudah ditaruh diatas meja oleh para pelayan.
☆☆☆
"Jake, apakah kau sudah mau kembali ke asrama?" Justin bertanya saat mereka selesai memakan habis makan siangnya.
"Tidak, aku mau latihan sebentar sebelum memulai lagi pelajaran di semester baru."
"Baiklah, aku akan kembali ke asrama. Aku lelah. Sampai jumpa nanti." Justin pergi meninggalkan Jake dan Samuel berdua.
"Eum, Yang mulia juga ingin balik ke asrama?" Jake bertanya saat Justin sudah mulai menjauh.
"Tidak, aku ingin melihat kau berlatih." Samuel berucap sambil sedikit tersenyum.
"Tapi tidak ada yang bisa dilihat dari cara saya berpedang, saya benar-benar buruk." Jake bermaksud untuk menolak maksud dari Samuel.
"Tidak papa, aku hanya ingin melihatmu."
"Eh?" Jake sedikit terbingung dengan maksud Samuel, ia tidak salah dengar kan?
"Jadi gimana? Boleh tidak?" Samuel bertanya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
"Baiklah kalau itu mau yang mulia, anda boleh melihat saya berlatih. Tapi jangan terlalu banyak berharap pada kemampuan saya." Jake hanya bisa pasrah dengan permintaan dari Samuel.
"Baik, kalau gitu sekarang kita pergi ke ruang pelatihan."
"Baik Yang mulia." Jake mulai mengikuti Samuel dengan langkah kaki kecilnya.
☆☆☆
Apakah Jake Rowan baru saja berbohong padanya? Ia bilang jangan terlalu berharap dengan kemampuan berpedang nya. Tetapi apa yang ia lihat sekarang?
Jake sangat lihai dalam berpedang, hampir ia seperti menjadi satu dengannya.
Samuel terlalu lama menatap mengagumi Jake sampai-sampai Jake yang dilihat mulai salah tingkah.
Mengapa aku terus terusan dilihat oleh pangeran? Apakah aku berbuat salah saat ambil posisi kuda kuda? Atau caraku menebas pedang salah?
"Apakah saya ada berbuat salah Yang Mulia?" Jake akhirnya menanyakan kepada Samuel karena ia tak tahan dilihat daritadi.
"Oh tidak tidak, aku hanya mengagumi caramu berpedang." Samuel menumpukan kepalanya dengan tangan kirinya diatas paha.
"A-ah, terimakasih Yang Mulia, saya merasa terhormat mendengarnya dari mulut Yang mulia." Jake membungkuk terimakasih kepada Samuel.
"Tidak papa, itu memang kenyataannya." Samuel tersenyum lebar sebagai balasannya.
☆☆☆
"Terimakasih sudah repot repot mau mengantarkan saya kedepan pitu gerbang asrama Yang mulia." Jake membungkuk terimakasih sekali lagi pada Samuel.
"Tidak papa, anggap saja aku sedang melihat lihat pemandangan di asrama biasa."
(Note: Keluarga Kekaisaran mempunyai asrama yang berbeda dari para murid biasa. Jarang sekali keluarga dari Kekaisaran lainnya memasuki akademi yang dikelola oleh Kekaisaran lain. )
"Kalau begitu saya pamit ke kamar asrama dulu Yang mulia."
"Baiklah, sampai jumpa lagi Jake Rowan." Samuel melambaikan tangannya saat Jake mulai menjauh.
1 kata untuk hari ini. Jatuh, ia semakin jatuh kepada Jake. Rasa sukanya membesar lebih dari hari pertama ia melihatnya.
(Ps : maaf kalau ada kesalahan kata. Authornya lagi capek.)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Villain | Transmigration Story
Fantasy➷ "I never craved for attention untill I taste yours" Shim Jake seorang pria berumur 25 tahun yang memiliki hidup tidak pernah kekurangan apapun mulai dari kekayaan, keluarga yang harmonis sampai dengan kepintaran, semua ia miliki. Ia sering membaca...