Chapter 19 : Peramal

1.7K 192 18
                                    

♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
♡♡♡

"Hey, bagaimana kalau hari ini kita ke pusat kota saja? Aku dengar disana banyak hal yang menarik." Jay berbicara sambil melihat langit-langit di ruangan tempat ia berada sekarang, mansion milik keluarga Hayden lebih tepatnya.

"Tentu, Hayden kau mau ikut?" Jake menolehkan kepalanya kehadapan Hayden yang sedang membaca koran sambil meminum secangkir teh Earl grey.

"Boleh saja, jika itu maumu Jake." Hayden menaruh koran yang ia pegang ke atas meja lalu memberikan sepenuh atensinya kepada Jake.

"Kalau gitu sudah diputuskan! Destinasi hari ini adalah pusat kota! Kalian segeralah bersiap-siap aku akan kekamar ku dulu." Setelah berbicara seperti itu Jake berlari keluar dari kamar Hayden dan menuju kamarnya sendiri.

"Dan kau, apa yang kau lakukan disini. Pergi, bersiap-siap lah." Hayden yang tadi tersenyum melihat kegirangan Jake tiba-tiba berubah dalam sekejap memasang muka datarnya.

"Iya, ini aku juga mau pergi tch." Jay bangun dari kasur itu lalu bergumam kesal membuka pintu akses masuk kamar Hayden.

"Dasar, kalau bukan karena Jake aku akan mengiris-iris mu sialan." Hayden berbicara sendiri setelah tersisa dirinya seorang diruangan itu. Lalu ia melangkahkan kakinya menuju ruang mandi.

☆☆☆

"Hey, ayo kita kesana." Jake menunjukkan telunjuknya kearah peramal yang sedang tertunduk menunggu pelanggan.

"Kalau itu mau mu, ayo." Hayden menarik tangan Jake membawanya perlahan ke tempat sang peramal.

Sedangkan Jay hanya memberikan tatapan tidak sukanya karena ia tidak mau bersikap kekanak-kanakan didepan orang ramai.

"Permisi" Jake berkata kepada sang peramal yang berwujud pria tua itu.

"Permisi, halo." Jake berkata untuk kedua kali setelah melihat sang peramal hanya bergeming.

"Kamu kembali" peramal itu mengucapkannya dengan suara pelan tetapi masih bisa didengar oleh Jake.

"Maaf, apa maksud anda?" Jake berucap setelah mendengar perkataan dari sang peramal.

"Ah, maaf aku sedang melamun tadi
Kau mau meramal nasibmu kan, silahkan duduk."

Jake mengikuti perkataan peramal itu lalu mencari posisi paling nyaman untuk duduk, sedangkan Hayden dan Jay berdiri masing-masing di samping Jake.

"Berikan tanganmu." perintah sang peramal.

Sesuai perintah Jake memberikan tangannya kepada sang peramal, sang peramal memegang tangan Jake sambil memejamkan matanya. Ekspresi peramal itu masih seperti semula, yaitu datar tetapi sekarang perbedaan terasa di aura sekitarnya.

A Villain | Transmigration StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang