22- Keluarga Cemara

111 27 2
                                    

Pukul 23:10.

"Loh, kok kamu belum tidur?" Tanya Al sembari mengucek mata nya.

"Aku gak bisa tidur, gak tau juga ini kenapa." Jawab Andin gelisah.

Al membenarkan posisinya menjadi duduk dan bersandar pada headboard.

"Babe are you okay?" Andin menjawab nya dengan anggukan.

"Aku baik-baik aja allll, kamu kenapa sih kok tanya nya gitu?" Al menggeleng kecil.

"Engga sih, cuma aku liat kamu belakangan ini agak beda aja gitu dari biasanya. Ya, aku pikir kamu ada masalah gitu. Aku kan siap buat dengerin curhatan kamu." Ucapnya sembari mengelus tangan Andin.

"I'm okay, don't worry." Ucap Andin menenangkan Al.

"Aku tau ndin, kamu lagi ada masalah. Tapi baru kali ini kamu gak mau ceritain masalah kamu itu ke aku." Ucap Al dalam hati.

"Udah ya? Ini udah malem loh, kamu gak mau istirahat?" Al mengangguk, lalu kembali berbaring untuk melanjutkan tidurnya.

"Pelukkkkk." Ucap nya manja, Andin terkekeh melihat tingkah laku suaminya yang sekarang sudah berstatus menjadi––'bapak beranak dua itu.'

"Ya tuhannn, suami aku ini manja banget sihhh, udah anak nya ada dua, masih aja manja begini." Ucap Andin sembari membenarkan posisi tidurnya agar bisa memeluk Al.

"Status boleh udah beranak dua, tapi kan istri nya satu. Jadi, kapan lagi bisa manja sama kamu, heheee" Jawab Al sembari menyembunyikan kepala nya di ceruk leher istrinya itu.

"Aku memang belum bisa memastikan hal itu Al. Tapi aku yakin, suatu saat nanti pasti iya." Ucap Andin dalam hati, entah apa maksudnya.

Ia mengelus lembut pundak dan rambut Al secara bergantian. Nyaman, ya, itu yang di rasakan oleh Al saat ini.

Tanpa di sadari, ternyata Al sudah terlelap dalam tidurnya.

🎟️

Pukul 00:24.

Cklek... Suara pintu terbuka.

"Shhhtt, diem ya anak bunna. Bunna disini nak," ucap Andin menenangkan Daniel.

Tak lama kemudian, Daniel sudah diam. Andin pun mengembalikan Daniel di box baby nya.

Andin beralih mendekat ke arah Alona. Ia duduk di tepi ranjang Alona dan mengelus lembut kepala nya, sesekali ia merapikan rambut Alona. Menyelipkan nya di belakang telinga nya.

"Anak perempuan bunna, anak pertamanya bunna, terima kasih sayang, sudah mau berjuang bersama bunna saat itu. Bunna beruntung sekali bisa memiliki Alona. Jangan pernah tinggalin bunna ya nak? Jadilah gadis yang tumbuh dewasa, yang semoga dapat membahagiakan orang tua nya. Bunna sayang sekali sama Alona. Kamu juga harus bisa jadi anak yang mandiri."

Merasa jauh lebih tenang, Andin pun kembali ke kamarnya.

🎟️

"Morning bubby bunnaaa!" Sapa Alona sembari turun dari tangga.

"Morning sayanggg!" Jawab Al dan Andin kompak.

"Hello Daniel, adek nya kakak yang paling lucu dan gantengg." Merasa di puji oleh kakaknya, Daniel tertawa.

"Aduh aduh aduhhh, adek nya salting di puji ganteng sama kakak nya." Ucap Al sembari mengelus lembut pipi chubby Daniel.

HANYA SATU HATI (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang