Kathleen sudah kembali bekerja setelah beberapa hari terakhir ini beristirahat dengan cukup. Seperti biasa, ia mengantar Kalenzo berangkat sekolah kemudian berangkat menuju kantornya.
Hari ini ia hanya memiliki sedikit jadwal, memudahkannya untuk berinteraksi lebih dengan Kalenzo saat pulang nanti. Ia harus memanfaatkan momen ini agar bisa mengenal sang putra lebih baik lagi.
"Hari ini hanya ada dua pertemuan dengan Kang Group dan Jang Corp. Untuk membahas terkait kerja sama di bidang yang sama, setelah itu anda memiliki waktu luang."
"Siang nanti aku akan menjemput putraku. Jika ada sesuatu yang penting, hubungi saja."
"Baik, sajangnim."
Kathleen memasuki ruangannya setelah mengobrol bersama sang sekretaris. Ia langsung mengambil sebuah map yang sudah tersimpan rapi diatas mejanya kemudian membukanya.
Map tersebut berisikan materi untuk pertemuan bersama Kang Group yang akan dimulai tiga puluh menit lagi.
--
Wylen memberhentikan mobilnya tepat di depan sekolah Kalenzo, ia berencana menjemput pulang putra dari Kathleen itu tanpa memberitahu pada Kathleen sendiri.
Pikirnya, mungkin wanita itu pasti akan sangat sibuk di hari pertamanya bekerja setelah cuti beberapa hari. Dan sebenarnya juga Wylen cukup sedikit khawatir akan keadaan Kathleen yang baru sembuh sudah kembali beraktivitas.
"Halo!"
"Halo, daddy!"
Tawa Wylen pecah saat tubuh mungil Kalenzo melompat kearahnya, membuat dirinya dengan sigap menangkap tubuh itu dan memeluknya dengan hangat.
Interaksi keduanya menjadi pusat perhatian, apalagi melihat Kalenzo memeluk seorang pria tinggi yang sangat tampan. Berbagai spekulasi bermunculan bahwa Wylen adalah ayah dari Kalenzo.
Wajah Wylen dan Kalenzo sangat mirip. Hingga orang-orang yang melihat menyangka bahwa keduanya adalah ayah dan anak kandung, padahal itu bukanlah fakta.
Wylen bahkan tidak mengetahui siapa ayah kandung dari Kalenzo. Mengingat ia sama sekali tidak bertanya kepada Kathleen ataupun Kalenzo perihal itu, tentu tidak akan ia lakukan karena Wylen sangat sadar diri.
Ia masih asing untuk keduanya. Interaksi seperti ini sudah cukup baginya.
"Bagaimana belajar mu hari ini? Apakah mengalami kesulitan?"Tanya Wylen, ia membawa tubuh mungil Kalenzo masuk kedalam mobil dan memasangkannya sabuk pengaman.
Kalenzo tersenyum senang, ia mengangguk dengan antusias. Membuat Wylen yang melihatnya tentu turut senang melihat raut sang bocah.
"Menyenangkan! Dan juga aku di undang Joshua ke pesta ulang tahunnya besok! Daddy bersama mommy datang, ya!? Aku sudah berjanji pada Joshua bahwa aku akan datang".
Wylen terdiam, besok ia harus menghadiri rapat penting bersama pemegang saham pagi-pagi sekali. Semoga acara teman Kalenzo tidak diadakan pagi ataupun si---
"Joshua bilang acaranya malam. Kalau pagi-pagi tidak bisa karena ia akan pergi bersama orang tuanya."
"Daddy bisa. Apapun untuk Kalenzo"Jawaban Wylen tentu membuat Kalenzo bahagia. Akhirnya ia akan pergi ke acara ulang tahun temannya dengan keluarga yang lengkap.
"Yeay! Terima kasih, dad!"
Keduanya berpelukan dengan senyuman menghiasi bibir keduanya. "Sama-sama, nak."
---
"Kalian?"
"Mommy!"
Wylen membiarkan Kalenzo turun dari gendongannya dan menghampiri Kathleen yang masih berada di ambang pintu, wanita itu tadinya berniat untuk menjemput Kalenzo.
Tetapi Wylen lebih cepat darinya.
"Maaf aku merepotkan mu, seharusnya aku istirahat lebih cepat tadi dan bisa menjemput Kalen."
"Tidak masalah, aku memang ingin menjemput Kalenzo. Hari ini jadwalku hanya sedikit."Jawab Wylen, ia bisa melihat raut wajah Kathleen yang merasa bersalah kini berubah menjadi tenang.
"Syukurlah jika begitu. Kalau begitu, ayo masuk terlebih dahulu, kau pasti lelah."
---
Wylen dan Kathleen kini sedang duduk berhadapan dengan dua buah cup berisi americano untuk Wylen dan coklat panas untuk Kathleen. Kalenzo sendiri kini sedang beristirahat di ruangan kamar.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Dan mungkin ini terlalu mendadak"Wylen membuka suara setelah beberapa detik terdiam.
Kathleen menyimpan kembali cup yang ia sesap isinya diatas meja kemudian menaruh seluruh atensinya kepada sang lelaki yang satu tahun lebih tua darinya.
"Katakan saja"Jawab Kathleen dengan tenang.
"Bagaimana jika aku melamar mu untuk menjadi istriku?"
TBC?
Hayoloh.
Btw maaf sedikit part nya karena aku sibuk banget di rl ':)
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Daddy || Winrina (✓)
Fanfiction"Daddy! Bolehkah aku memanggilmu daddy?" Tiba-tiba saja seorang bocah laki-laki berkata seperti itu kepada Wylen Arthuro dengan polosnya. warn! genben. warn! cerita ini hanya fiksi, jadi jangan baper sampai dunia nyata.