Chapter 18 - Wylen's Hidden Side

3.4K 379 9
                                    

Sinar matahari menyoroti wajah tampan Wylen yang masih terpejam. Seketika ia merasa terganggu, dan perlahan membuka matanya dengan tangan kanan terangkat menutupi jalan sinar yang terus menerobos masuk ke matanya.

Ia melihat kearah samping, kosong. Kathleen nya pergi entah kemana setelah semalam mereka tidur satu ranjang untuk pertama kalinya setelah melakukan sesuatu yang menyenangkan.

Yang menyenangkan.

Setelah lumayan tersadar, Wylen menyandarkan tubuh besarnya disandaran ranjang kemudian meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal. Sorot tajam matanya kini tertarik melihat jam dinding berwarna hitam yang sekarang menunjukkan pukul delapan pagi.

Memutuskan untuk cuti satu hari hanya untuk bersama Kathleen bukanlah masalah besar, Wylen akan tetap kaya karena memiliki ratusan karyawan di kantornya, uang berjalan. Setelah seluruh kesadarannya pulih dan keadaan tubuhnya sudah segar, Wylen memutuskan untuk keluar mencari Kathleen yang firasatnya mengatakan bahwa sang calon istri sedang berada di dapur.

Karena ia mencium aroma masakan, dan tentu perutnya berkonsentrasi lapar.

Sementara di dapur, memang benar tampak Kathleen yang sedang memasak. Rambut panjang hitamnya tergerai menutupi punggungnya yang terbalut kemeja kebesaran berwarna putih milik Wylen, sengaja ia pakai karena kemeja milik sang calon suami sangat nyaman dipakai karena besar hingga nyaris menutupi lututnya.

Pagi ini ia akan membuat waffle beserta satu cangkir americano dan coklat panas untuk Wylen dan untuknya sebagai sarapan. Kathleen sedang malas untuk membuat makanan berat, mungkin siang atau bisa saja siang nanti ia memutuskan untuk membeli saja.

Itu urusan nanti, sekarang ayo lanjutkan kegiatan ini karena Kathleen mulai mendengar suara berat Wylen menyapa indera pendengarannya.

"Selamat pagi, kau dan waffle yang kau buat sama-sama wangi, hingga membuat aku lapar dan ingin segera memakan kalian"Ujat Wylen, kepalanya bersandar pada bahu kanan Kathleen kemudian mencuri ciuman singkat di pipi kanan sang wanita.

Tentu Kathleen terkekeh mendengar ucapan sang dominan, ia juga kini merasakan sepasang tangan kekar milik Wylen melingkari perutnya sedikit erat. "Ini masih pagi dan kau bicara seperti itu, tuan Arthuro?"Tanyanya dengan suaranya yang lembut sukses membuat sang putra Arthuro ikut tersenyum.

"Kau harus tahu bahwa kita bisa melanjutkan kegiatan di kantorku kemarin disini, sayang."Goda Wylen, ia mencium kecil bahu Kathleen yang kecil nan putih di depannya.

Sementara Kathleen sendiri tidak terganggu, ia tenang. Dan kini sarapan yang dibuat untuk dirinya sendiri dan sang calon suami sudah siap, kini masalahnya adalah bagaimana caranya agar Wylen tidak menghalangi jalannya untuk ke meja makan.

"Ayo kita sarapan dahulu, bukankah kita harus berbelanja untuk pakaian kerjamu, bukan?"Sang wanita Yu mencoba mendistraksi percakapan penuh goda dari Wylen, sang tampan karismatik itu mendengus pelan sebelum akhirnya memutuskan untuk sedikit memberikan jalan.

"Sayang, bajuku masih banyak."

"Tidak, oppa. Kau harus membelinya beberapa, sekaligus membeli setelan untuk acara peresmian gedung perusahaan baru milik XG Corp, bukan?"

"Baiklah, kau menang."Wylen mengalah, dan ia bisa melihat senyuman senang dari Kathleen saat sang calon istri melewati dirinya.

Apapun untuk kebahagiaan Kathleen, tentu saja Wylen akan mengalah.














---














Belanja adalah kegiatan paling melelahkan bagi Wylen daripada bekerja. Ia lebih memilih bekerja lembur daripada seharian berbelanja, butuh tenaga ekstra untuk berjalan dari tempat ke tempat lain kemudian naik turun eskalator dengan membawa beberapa tas belanja.

Sementara Kathleen masih enerjik, ia terlihat tidak lelah dan juga tidak terganggu dengan rengekan Wylen yang ingin segera selesai. Sudah tiga tas belanja yang berada ditangannya, sementara Wylen membawa lima. Itu semua adalah belanjaan milik Kathleen dan juga Wylen, dan sekarang Kathleen sedang memilih jas yang cocok untuk sang calon suami.

"Sayang, ayo kita makan. Aku lapar."Wylen bersuara, ia menarik kecil kardigan hitam yang dipakai Kathleen.

Seperti anak kecil yang membujuk ibunya untuk dibelikan mainan.

Kathleen terkekeh, ia mengusap lembut tangan Wylen yang kini sedang merangkul pinggangnya manja. "Sabar sebentar, aku sudah mendapatkan jas untuk mu dan cobalah. Setelah itu kita makan"Jawab Kathleen, tentu saja mendengarnya membuat Wylen senang.

Lelaki itu langsung mencoba jas pilihan Kathleen. Pas tanpa ada kekurangan sedikit pun, Kathleen yang melihatnya merasa bangga karena pilihannya tidak mengecewakan.

Tubuh atletis Wylen tampak gagah dengan jas pilihan Kathleen, dan juga semakin tampan. Kathleen sebenarnya merasa khawatir banyak orang yang akan melihat Wylen yang atraktif sekali kali ini.

"Ayo kita makan?"

"Iya, ayo. Setelah membayar ini"

"Yeay!"

Kathleen terkekeh melihat tingkah Wylen yang seperti anak kecil. Pemandangan baru, mengingat sang lelaki selalu terlihat berwibawa dan dewasa ketika dihadapkan dengan karyawannya ataupun dengan Kalenzo.

Tapi sekarang, lelaki itu tampak manja dan manis. Berbanding terbalik dengan tubuh kekar dan atletisnya, membuat Kathleen geleng-geleng kepala dan menahan gemas pada Wylen.

Sisi lain dari Wylen, sukses membuat Kathleen semakin jatuh cinta pada sang lelaki. Ia mengalungkan tangannya di lengan Wylen, kemudian memeluknya.

Wylen tersenyum, ia mengusap lembut tangan Kathleen dan kemudian mereka berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaan.














TBC?

Sorry pendek guys hehe.




Become a Daddy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang