Chapter 11 - A Chance

2.6K 403 14
                                    

Wylen terbangun dari tidurnya, dan hal yang ia lihat pertama adalah dinding kamar dengan warna yang sedikit lebih cerah dan ada beberapa tumbuhan kaktus kecil yang menghiasi sekitar jendela kamar.

"Sudah merasa lebih baik?"

Suara lembut milik Kathleen menyambut, ia menoleh pada sang wanita yang kini sedang berjalan sembari membawa nampan berisikan sebuah sup dan air mineral dalam gelas kaca.

"A-aku kenapa memangnya?"Wylen membuka suaranya yang terdengar serak, manik tajamnya kini sepenuhnya tertuju pada Kathleen yang kini duduk di depannya sembari memberikan segelas air kepada Wylen.

"Semalam keadaanmu drop hingga mimisan. Kau pasti kelelahan bekerja seharian kemudian malamnya mengantar kami ke pesta ulang tahun Joshua."

"Hingga pada akhirnya kau tidak sadarkan diri, dan aku memutuskan untuk membawamu pulang kemari juga memanggil dokter untuk memeriksa keadaanmu."

Mendengar penuturan dari Kathleen membuat Wylen memasang wajah bersalah. Pasti wanita itu cukup kesulitan dengan keadaannya yang kurang baik, dan juga mengacaukan kesenangan Kalenzo yang pastinya ingin bersenang-senang di ulang tahun temannya.

Seharusnya Wylen bisa menjaga dirinya dan tidak boleh sakit seperti itu.

"Maaf, aku pasti merusak suasana pada malam itu."Jawab Wylen, ia sedikit menunduk dan tidak mampu melihat wajah ayu milik Kathleen.

Kathleen tersenyum tipis, jemari lentiknya terulur untuk meraih lembut dagu Wylen dan sedikit mengangkatnya hingga lelaki itu kini menatap kearahnya.

"Tidak ada yang salah disini. Tubuhmu memang perlu istirahat, dan pasti jika sekarang kau berada di apartemen mu, kau pasti tidak akan istirahat dengan benar. Tinggal lah disini hingga kau benar-benar pulih."

Kedua mata mereka bertemu, setelah itu keduanya saling membuang pandangan masing-masing. Merasa salah tingkah dengan apa yang terjadi tadi.

Ini gila.

Bahkan Wylen bisa merasakan jantungnya seperti habis berlari maraton saat menatap mata indah milik Kathleen. Wanita itu benar-benar luar biasa efeknya bagi jantung Wylen.

Sementara Kathleen, ia merasa kedua pipinya panas setelah bertatapan langsung dengan manik tajam milik Wylen. Lelaki itu begitu terlihat kuat dan tegas meskipun kondisi tubuhnya sedang kurang baik.

"Aku membuatkan mu sup sebagai sarapan. Aku dan Kalen sudah lebih dulu sarapan, dan kau yang terakhir karena tidak mungkin aku mengganggu tidurmu."Kathleen memberikan Wylen semangkuk sup, dan lelaki itu menerimanya.

"Dimana Kalen?"

"Sudah berangkat sekolah. Awalnya ia tidak ingin pergi sekolah karena mengkhawatirkan dirimu, tetapi aku membujuknya dan mengatakan bahwa aku akan merawatmu sampai sembuh dan dia tidak mengkhawatirkan mu lagi."

"Kathleen, aku sangat serius saat aku melamar mu untuk menikah denganku"

Keduanya langsung hening. Kathleen melihat Wylen yang kini sedang memakan sup nya setelah lelaki itu berkata demikian. Kathleen menjadi bingung dan harus bagaimana ia menjawab ucapan sang lelaki.

Menurut Kathleen ini terlalu mendadak. Dan menurut Kathleen juga, Wylen adalah sosok yang tidak bisa ditebak.
















---















"Apakah kau benar-benar serius?"

Wylen yang merasa sudah lebih baik menoleh kearah Kathleen yang kini sedang berdiri disampingnya. Keduanya sekarang sedang berada di balkon, menikmati waktu pagi menjelang siang.

"Aku sangat serius. Jika kau menemukan satu titik ketidakseriusan dikedua mataku ini, aku rela terjun ke bawah sekarang juga."Jawaban sungguh-sungguh dari Wylen membuat Kathleen terdiam.

Tidak ada kebohongan dan ketidakseriusan didalam kedua manik tajam milik Wylen. Semuanya terasa sangat tulus dan penuh harapan, haruskah Kathleen memberikan kesempatan pada sang lelaki jangkung disampingnya ini?

"Apakah kau bersedia menjadi suamiku setelah kau sendiri sudah mengetahui bahwa aku tidak sempurna?"

"Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tetapi aku bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu dan berusaha semampuku untuk membahagiakan mu meskipun aku tidak bisa berjanji jika suatu saat nanti aku akan membuatmu sedih."

"Tapi, Kathleen. Aku akan melakukan dengan semampuku bahwa aku tidak akan membuatmu kecewa dan bersedih. Aku ingin membuatmu terus menangis dan tersenyum bahagia saat kau bersamaku."

Wylen langsung berlutut saat ia dan Kathleen kini saling berhadapan satu sama lain. Tangannya menggenggam lembut dan erat tangan kanan Kathleen, ia mendongak.

"Maukah kau memberiku kesempatan untuk menjadi sosok pasangan yang akan mendampingi mu dalam keadaan suka dan duka, sakit dan sehat, kaya dan miskin, Kathleen Yoo?"

Keadaan hening seketika, jantung Wylen rasanya mau copot saat melihat sebuah anggukan dari Kathleen. Rasanya ada sesuatu yang meletup di hatinya.

Kathleen menerimanya.

Kathleen memberikan kesempatan kepadanya.

Kathleen kini resmi menjadi calon istrinya.

"YES!"

Wylen bahagia luar biasa, ia melompat senang. Senyuman lebarnya terpatri meskipun terlihat pucat. Kathleen yang melihatnya hanya tertawa menikmati raut bahagia sang lelaki di hadapannya ini.

Dan mulai sekarang, Kathleen berjanji dalam hati bahwa ia akan mulai belajar membuka hatinya kembali untuk Wylen dan memberikan cinta yang seharusnya kepada lelaki itu.

Lelaki yang nantinya akan menjadi suaminya.

Lelaki yang kini telah resmi menjadi calon suaminya.

Wylen Arthuro.















TBC.

MAU TUMPENGAN TIDAK?

Become a Daddy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang