Chapter 15 - Different

2.6K 371 17
                                    

Happy reading!!












--













Hari berganti menjadi malam. Setelah makan malam selesai, Wylen memutuskan untuk diam di ruang tengah sembari mengerjakan pekerjaannya dan menyuruh Kathleen untuk tidur lebih awal karena wanita itu akan bekerja besok sementara Wylen sendiri memilih untuk ngambil cuti satu hari.

Suasana saat makan malam tadi sedikit hening karena Wylen sembari mengerjakan pekerjaannya sampai makan malam selesai, hanya sedikit percakapan diantara mereka. Namun Kathleen merasa Wylen sedikit berubah sejak siang tadi.

Hal itu membuat Kathleen merasa bersalah dan merasa Wylen masih kecewa padanya meskipun lelaki itu mengatakan tidak apa-apa selama beberapa kali perihal siang tadi.

Wylen menghela napasnya kasar saat ia masih merasa tidak fokus, ia menutup kasar laptop miliknya tanpa memastikan benda itu mati atau tidak, atau dirinya sudah menyimpan beberapa dokumen yang sudah diketik atau belum.

Entah mengapa pikirannya hari ini sangat kacau.

"Sebaiknya aku menginap di kantor."Putus Wylen dengan final, ia langsung memasukkan laptop kedalam tas kerjanya.

Tentu saja Wylen akan berpamitan pada Kathleen yang berada di kamarnya, mungkin sudah tidur. Tapi Wylen akan tetap berusaha untuk mengabari sang calon istri bahwa dirinya akan pergi.

Setelah mengambil pakaian kerja yang akan dipakainya besok dan barang-barang lain dari kamarnya yang berseberangan dengan kamar Kathleen. Wylen mengetuk pelan pintu kamar sang wanita.














---














Kathleen mendengar suara ketukan pintu dari luar, ia yang belum tidur pun langsung turun dari ranjang dan berjalan cepat menuju pintu. Tampak tubuh semampai Wylen terlihat, namun lelaki itu terlihat sudah rapi dengan mantel hitam membungkus tubuh tegapnya yang memakai celana bahan dan kaus putih.

Kemana calon suaminya akan pergi?

"Aku harus menemui Yujin untuk mengurus projek kerjasama kami, besok akan dipresentasikan dalam rapat tahunan."Wylen berucap dengan diselingi senyuman tipis pada Kathleen.

Entah mengapa hal itu membuat Kathleen tidak suka. Ia bisa menangkap raut kecewa Wylen, namun lelaki itu menutupinya dengan senyum dan berkata tidak apa-apa. Membuat dirinya diliputi oleh rasa bersalah yang berlipat.

Wylen terkekeh saat melihat Kathleen melamun dan menatap kosong kearahnya, tangannya hendak mengusap kepala sang wanita namun urung dan Kathleen melihatnya.

"Apakah kau akan menginap?"Tanya Kathleen dengan pelan, dan Wylen mengangguk kecil dengan kepalanya yang sedikit menunduk.

"Iya. Besok pagi sekali aku harus menemui petinggi perusahaan setelah rapat. Maaf jika besok aku mengirimkan sedikit pesan padamu, kalau begitu aku pergi, ya? Hati-hati dirumah"Pamit Wylen ia melambai kecil pada Kathleen dengan senyuman tipis, kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan Kathleen tanpa bicara lagi.

Tanpa mengusap kepalanya seperti biasa.

Tanpa mencium keningnya.

Dan hal itu membuat Kathleen terganggu, namun ia tidak bisa berbuat banyak.















---















"Yah! Tentu saja itu tidak masalah untuk kalian yang akan menikah, Kathleen. Tapi, aku menghargai keputusan mu, namun aku juga merasa tidak enak dengan calon suamimu."

Kathleen gusar setelah mendengar ucapan Chaewon yang merupakan sahabat semasa SMA nya, mereka sangat dekat namun keduanya terpisah jarak.

Chaewon kini menetap di Jepang bersama suaminya, Kazuha. Mereka baru menikah lima bulan yang lalu.

"Dia terus mengatakan tidak apa-apa. Namun aku bisa melihat rasa kecewanya tepat dikedua matanya, aku merasa sangat bersalah karena menolaknya, Chaewon-ah."Ujar Kathleen dengan nada penuh sesal.

Chaewon di seberang sana pun merasa bingung harus bagaimana. Namun sebisa mungkin ia memenangkan hati Kathleen yang nampak gelisah saat ini.

"Hey, wajar jika calon suamimu sedikit kecewa. Tapi lambat laun ia akan mengerti, jadi biarkan ia sebentar hingga suasana tenang, okay? Sekarang kau istirahat karena ini sudah pukul dua belas malam."

"Aku akan mengusahakannya. Kau memang selalu bisa diandalkan, kembali lah tidur. Maaf aku menganggu malam indahmu"

"Yah!"


Tut.




Tapi tetap saja setelah sesi curhat dengan Chaewon pun perasaan Kathleen masih diliputi sesal dan rasa bersalah.

Astaga.

Bahkan sudah dua jam setelah pergi, tidak ada pesan singkat yang Wylen kirimkan padanya. Lelaki itu pasti memilih menyibukkan diri ketimbang harus menghubungi Kathleen.














---














Wylen memilih mematikan ponselnya setelah pekerjaannya selesai, ia langsung menyimpan barang-barang miliknya diatas nakas dan merebahkan dirinya diatas sofa empuk miliknya.

"Ah ini terasa sangat gila sekali"Gumam nya pelan dan mulai memejamkan matanya untuk tidur.














TBC.

Maaf pendek hehehe.

Janji double up nya tuntas! Dan selamat galau ria ehehe.

Become a Daddy || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang