Gak boong, ini chapter bulan gosong.
Full.
😩👍
Yang MINOR AGE plis banget ini mah buat jangan baca chapter ini, mending baca yang lain aja ya da kalian mah pinter banget pokoknya mah.
Tapi kalau ngeyel gak tau ya aku mah ya, angkat ketek pokoknya mah.
Yang udah nunggu-nunggu, selamat bersenang-senang! Eh maksudnya teh selamat membaca!! 🌚🌚🌚🌚
Happy reading!
---
"Ada apa gerangan calon istri ku datang kemari?"Wylen melihat Kathleen duduk diatas sofa sembari menyimpan kotak bekal yang dibungkus paperbag diatas meja, ia tersenyum simpul saat sang wanita mendongak untuk melihat wajahnya.
Kathleen tersenyum tipis. "Kau harus makan siang, oppa."Jawabnya dengan lembut, membuat darah dalam diri Wylen berdesir dibuatnya.
Astaga.
Oppa?!
Panggilan yang ia terima dari Jimin pada saat itu kini Kathleen pakai untuk memanggil Wylen?!
Astaga mengapa sekarang Wylen merasa salah tingkah? Dan juga kedua pipinya terasa panas sekali setelah dipanggil begitu.
Melihat perubahan wajah Wylen yang memerah membuat Kathleen khawatir, ia beranjak dari duduknya dan merapat pada tubuh jangkung didepannya ini.
"Wajahmu memerah, apa kau sakit?"Suara khawatir Kathleen menyapa pendengaran Wylen.
Kini posisi tubuh mereka rapat, Kathleen sedikit berjinjit untuk mengecek suhu dahi milik Wylen dengan satu tangan lagi tersandar di dada bidang sang lelaki.
Keduanya saling menatap satu sama lain, hembusan napas Wylen tepat mengenai ceruk lehernya, membuat Kathleen merasa merinding dibuatnya.
"Aku suka dipanggil begitu"Bisik Wylen, suaranya menjadi berat. Bahkan tatapannya pun terlihat sayu.
Dan Kathleen merasa sesuatu terlihat berbeda pada Wylen sekarang, ia merasa kini tubuhnya semakin merapat saat kedua tangan Wylen yang kekar itu menariknya hingga kini posisi mereka menjadi sangat--intim.
"Panggil aku dengan panggilan itu sekali lagi."Bisik Wylen kembali, kini kedua tangannya secara tidak sadar mengusap punggung mulus Kathleen yang terbalut kardigan berwarna hitam.
Kathleen merasa darahnya berdesir, jantungnya berdegup sangat kencang. Namun ini adalah waktu bagi dirinya untuk meminta maaf pada Wylen.
Memuaskan sesuatu yang selama ini selalu Wylen tahan padanya. Tapi seketika Wylen melepaskan pelukan intim mereka dan memasang wajah terkejut luar biasa.
"Astaga! M-maafkan aku, sayang. Aku benar-benar tidak bisa argh, lupakan okay!?"Wylen panik, ia nyaris kehilangan kesadarannya dan membuat Kathleen terkejut dengan dirinya.
Kathleen bisa melihat raut penuh rasa bersalah terlihat jelas di wajah tampak Wylen. Wajah lelaki itu masih memerah dan kedua tangan kekar Wylen mengusap kasar wajahnya berupaya untuk menyadarkan diri dari nafsu yang nyaris membelenggu.
"Hey, mengapa harus meminta maaf?"
Wylen terdiam, kini atensinya tertuju penuh pada sosok Kathleen yang kini perlahan kembali mendekati Wylen, membuat sang lelaki berjalan mundur hingga tubuhnya menabrak kecil meja miliknya.
"Ak-aku--hmmp!"
Ucapan Wylen terpotong, terpotong oleh bibir Kathleen yang membungkam bibirnya. Wanita itu melumat bibir tipis Wylen dengan lembut, kedua tangannya kini sudah terlingkar manis di leher Wylen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Daddy || Winrina (✓)
Fiksi Penggemar"Daddy! Bolehkah aku memanggilmu daddy?" Tiba-tiba saja seorang bocah laki-laki berkata seperti itu kepada Wylen Arthuro dengan polosnya. warn! genben. warn! cerita ini hanya fiksi, jadi jangan baper sampai dunia nyata.