CTY 8

1.2K 83 8
                                    

Keesokan paginya Lian kembali menunggu Nukuea.
Dan setelah Nukuea datang Lian segera menghampirinya.

"Aku beli semua barangmu dan kita bicara." ujar Lian dan Nukuea menatap Lian lalu melihat pada barang dagangan Nukuea.

"Jangan selalu menggunakan uang untuk menyelesaikan masalah, Hia. Awas Kuea mau bekerja." ujar Nukuea.

Namun Lian memegang dus yang di pegang Nukuea dan menatap matanya.
Nukuea pun memberikan dus itu dan mengulurkan tangannya dan meminta.

Lian tersenyum dan segera mengeluarkan dompetnya lalu memgeluarkan semua uang yang berada di dompet itu.

Nukuea mengambil uang itu dan menghitungnya.
Lalu tiba2 Nukuea berlari membuat Lian terkejut.

"Kuea." teriak Lian.

Lian melepaskan dus itu dari tangannya dan mengejar Nukuea.

"Kuea tunggu." teriak Lian namun Nukuea terus berlari.

BRAKK...

Terdengar suara benturan yang sangat keras.
Badan Nukuea terlempar dan terjatuh di depan mobil yang sudah menabraknya.

"Nukuea.." teriak Lian sambil membelalakkan matanya lalu berlari dan menjatuhkan diri di samping tubuh Nukuea yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Cepat telp ambulan." teriak Lian.

Beberapa orang di sana mencoba menelp ambulan.

"Kuea, Kuea bangun Kuea. Kuea bangun." ujar Lian dan menempatkan kepala Nukuea di lengannya dan merangkul bahu Nukuea.

Tak beberapa lama kemudian ambulan pun datang dan segera mengangkat Nukuea masuk diikuti oleh Lian.

Lian duduk terdiam menatap Nukuea sementara para paramedik bekerja menyelamatkan Nukuea.

Dan sampilah mereka di rumah sakit.
Nukuea segera di bawa ke UGD dan di tangani disana.

"Tuan cukup sampai di sini. Anda keluarganya?" tanya seorang suster ketika brankar yang membawa Nukuea masuk ke sebuah ruangan.

"Khap, saya suaminya." ujar Lian, suster itu sedikit terkejut namun berusaha tenang.

"Baiklah anda tunggu di sini sampai dokter keluar, ok?" ujar suster itu dan Lian pun mengangguk dan mundur sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

Beberapa jam kemudian seorang dokter pun keluar dari ruangan itu dan Lian segera berdiri dan menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Lian.

"Anda siapanya pasien?" tanya dokter itu.

"Saya suaminya, dok. Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Lian lagi dengan sangat gugup.

"Emm. Pasien baik2 saja tapi sepertinya ada masalah dengan kedua kakinya." ujar dokter itu.

Lian mengingat kejadian tabrakkan tadi Nukuea yang terlempar mendarat dengan keras pada kedua kakinya.

"Apa bisa diobati dok?"

"Kita lihat nanti setelah pasien sadar." ujar dokter itu dan menepuk bahu Lian lalu berjalan menjauh.

Tak lama kemudian Nukuea pun keluar dari ruangan itu dengan tertidur di brankar.
Lian mengikuti Nukuea dan para suster yang mendorong brankar Nukuea.

"Sus, berikan dia kamar yang terbaik." ujar Lian dan suster itupun mengangguk.

Akhirnya Nukuea di masukkan pada sebuah kamar VVIP dan Lian pun ikut masuk kedalam.
Setelah selesai menempatkan Nukuea dengan baik, para suster itu pun pamit keluar dari kamar itu meninggalkan Lian dan Nukuea.

Lian mendekati Nukuea dan menatap wajahnya lalu menggenggam tangannya.

"Kuea, bangunlah, Kuea." ujar Lian dan memejamkan matanya lalu menutup wajahnya dengan tangan Nukuea.

Lian terus memandang wajah Nukuea yang tertidur dan sesekali mengelus rambutnya.

"Bangunlah Kuea. Kumohon bangunlah." ujar Lian lalu dia pun mencium kening Nukuea beberapa kali.

Lian kembali duduk di samping Nukuea dan masih dengan mengenggam tangannya.
Hingga akhirnya Lian pun tertidur.

Sudah hampir pagi ketika Nukuea membuka matanya dan melihat sekitar.
Nukuea merasakan sesuatu di tangannya lalu dia pun melihat ke arah tangannya.

Nukuea melihat Lian yang tertidur dengan menggenggam tangannya dan kepalanya yang menyandar di atas tempat tidur.

Nukuea pun merasa haus dan dia melihat ada segelas air di meja dekat dia, namun ketika Nukuea bergerak, Nukuea membelalakkan matanya karena dia tidak dapat menggerakkan atau merasakan kakinya.

Nukuea pun menarik tangan yang Lian pegang lalu membuka selimutnya.
Lian terbangun karena kaget dengan tangan Nukuea yang tiba2 tertarik.

"Ada apa dengan kakiku?" teriak Nukuea sambil memukul2 kakinya.

Lian pun yang melihat itu segera memegang tangan Nukuea agar berhenti memukul2 kakinya sendiri.

"Jangan begitu, Kuea. Hentikan, tunggu sebentar akan Hia panggilkan dokter" ujar Lian dan menyimpan tangan Nukuea sambil menatapnya lalu lari keluar.

Tak lama kemudian Lian datang kembali bersama dengan seorang dokter.

"Dok, kenapa aku tidak bisa merasakan kakiku?" teriak Nukuea.

Lalu dokter itu memeriksa kaki Nukuea dengan memukul2nya pelan dan mengerak2annya.
Setelah itu dokter itu menatap Nukuea dengan wajah sedih.

"Mohon maaf tuan Nukuea, salah satu syaraf di tulang belakang anda, hingga anda mengalami kelumpuhan." ujar dokter yang membuat Nukuea dan Lian membelalakkan matanya dan Nukuea pun menangis.

"Lumpuh? Aku lumpuh?" tanya Nukuea.

"Tenanglah Kuea." ujar Lian, Nukuea pun melihat pada Lian.

"Apa ada yang bisa dilakukan agar istri saya bisa berjalan kembali dok?" tanya Lian yang membuat Nukuea semakin terkejut.

"Kuharapkan semoga bisa dengan perawatan dan latihan2 berjalan, namun itu akan memakan waktu yang lama. Lebih baik anda ke rumah sakit yang lebih besar dan lengkap di Bangkok." ujar dokter itu dan Lian pun sedikit merasa lega karena masih ada kemungkinan Nukuea untuk sembuh dan bisa berjalan kembali.

"Terima kasih, dok." ujar Lian.
Namun Nukuea menunduk dan menangis.

Lian menghampiri Nukuea dan memegang tangannya.

"Kau akan sembuh lagi, Kuea. Bersabarlah." ujar Lian namun Nukuea menepiskan tangan Lian dan menatap tajam pada Lian.

"Bersabar? Ini semua karena kau, setiap kau ada di sampingku hidupku menjadi kacau dan sial." teriak Nukuea.
Lian dan dokter itu terkejut dengan kemarahan Nukuea.
Dan dokter itu pun pamit keluar.

"Kuea." ujar Lian.

"Tidak bisakah kau biarkan aku sendiri? Mau sampai bagaimana lagi kau akan menghancurkan hidupku?" ujar Nukuea sambil menangis tersedu dan Lian menatap Nukuea sambil meneteskan juga airmatanya.

"Kumohon biarkan aku sendiri, pergilah dari hidupku." isak Nukuea.

"Tidak akan. Kau benar, semua yang terjadi padamu di sebabkan olehku, karena itu aku akan bertanggung jawab dan mengurusmu selamanya, Hia berjanji." ujar Lian dan Nukuea menatap pada Lian.

"Hia berjanji lagi? Apa Kuea harus mempercayainya? Janji Hia di depan Tuhan saja, Hia bisa ingkari apalagi pada Kuea yang hanya seorang pria cacat. Kuea tidak akan bisa mempercayai Hia lagi." isak Nukuea.

"Terserah kau mau percaya atau tidak, Hia tidak berjanji pada Nukuea tapi Hia berjanji pada diri Hia sendiri kalau Hia akan selalu menjaga kamu. Kau akan ikut dengan Hia." ujar Lian dan Nukuea pun hanya terdiam.







TBC

Close To You  (020) (ZeeNunew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang