CTY 12

1.1K 79 4
                                    

Akhirnya hari itu Lian tidak pergi bekerja dan menemani Nukuea pergi ke dokter untuk pemeriksaan dan latihan berjalannya.

Setelah beberapa jam mereka berada di rumah sakit, mereka pun berencana untuk makan malam bersama.

Lian memilih sebuah restoran yang bisa terbilang sangat mewah.
Lian mendorong kursi roda Nukuea, dan duduk di tempat yang sudah mereka pesan.

Lian duduk di kursi bersampingan dengan Nukuea agar lebih mudah untuknya membantu jika Nukuea membutuhkan bantuan.

Lian makan dengan senyuman di bibirnya dan sesekali menatap Nukuea.

"Hia bisa minta tolong ambilkan tissu." ujar Nukuea dan Lian pun dengan segera mengambilkan untuk Nukuea.

Setelah itu seorang pelayan mendatangi mereka dan memberikan mereka kue cheescake yang Lian pesan.

"Terima kasih." ujar Nukuea dan pelayan itu pun mengangguk.

"Senangnya melihat kalian. Adik dan kakak yang makan bersama." ujar pelayan itu.
Lian membuat wajah tidak suka dan akan berdiri dan berbicara namun Nukuea menahan tangannya.

"Terima kasih." ujar Nukuea lagi dan pelayan yang terlihat bingung pun membungkuk dan berjalan menjauh dari meja mereka.

Nukuea pun tertawa kecil dan Lian yang kesal pun melihat pada Nukuea.

"Apa yang kau tertawakan? Itu sama sekali tidak lucu. Adik kakak?" ujar Lian.

Namun melihat Lian semakin kesal, Nukuea pun semakin keras tertawanya sambil menutup mulutnya dan jari2nya yang lentik.

Melihat Nukuea yang terlihat bahagia, Lian pun menatap Nukuea dengan menopangkan kepalanya pada satu tangannya yang melipat di meja sambil tersenyum.

Ketika Nukuea membuka matanya dan melihat pada Lian dengan tatapan matanya, Nukuea pun terkejut dan menunduk malu.

"Kau sangat cantik ketika tertawa. Sering2lah tertawa seperti itu." ujar Lian yang menatap mata dan bibir Nukuea.

Nukuea pun menatap balik Lian dan tersenyum.
Lian pun memegang pipi Nukuea dan mengusap dengan jarinya sambil tersenyum dan kembali melihat pada piring di depannya.

Nukuea pun tersenyum dan menunduk melihat pada piringnya dan mengambil sendok dan garpunya.
Nukuea dan Lian pun meneruskan makan mereka dan Lian benar2 melayani Nukuea.

Setelah selesai mereka pun pergi kembali ke rumah mereka.

Sesampainya di rumah Lian meninggalkan Nukuea di mobil dan membuka pintu.
Setelah itu Lian kembali ke mobil dan menggendong Nukuea dan membawanya masuk.

Nukuea menatap wajah Lian yang berada dekat dengannya.
Lian pun melihat Nukuea lalu tersenyum.

Lian membawa Nukuea ke kamar dan mendudukkannya di pinggir tempat tidur.

"Kuea mau mandi sekarang?" tanya Lian dan menatap Nukuea.
Lalu Nukuea pun mengangguk.

"Baiklah, tunggu sebentar Hia akan siapkan." ujar Lian sambil membuka jas, sepatu dan kaus kakinya, lalu segera berjalan ke kamar mandi.

Nukuea memandang Lian dan merasa senang namun juga sedih melihat seorang Lian Kilen Wang melakukan itu semua hanya demi seorang Nukuea Panich.

Tak lama Lian mengeluarkan kemejanya dari sela celananya dan kembali mengendong Nukuea masuk ke kamar mandi.

Nukuea terduduk di toilet kamar mandi dan terdiam menatap Lian.

"Ayo cepat buka pakaianmu, Kuea." ujar Lian yang melihat Nukuea hanya menatap Lian.

"Hia yakin Hia tidak merasa lelah mengurus Kuea?" tanya Nukuea.

Lian pun tersenyum dan berjongkok di depan Nukuea dan menggenggam kedua tangan Nukuea.

"Kuea, Hia akui memang Hia merasa lelah, tapi Hia rela melakukannya untuk Nukuea. Lagipula sekarang Nukuea harus membayar Hia dengan cinta Nukuea. Na?" ujar Lian dan Nukuea pun tersenyum sambil meneteskan airmatanya.

"Maafkan Kuea yang merepotkan Hia, na!" ujar Nukuea.

Lian melihat airmata Nukuea dan memegang pipi Nukuea lalu mengusap pipinya menghapus airmata yang mengalir di sana sambil tersenyum.

"Sudah, jangan ada lagi airmata, ok?" ujar Lian.

Nukuea memegang kedua tangan Lian dan menaruhnya didadanya, Lian merasa bingung namun Lian pun akhirnya mengerti dan membuka kancing kemeja Nukuea satu persatu.
Lian pun berdiri dan melepaskan kemeja Nukuea.

"Kita mandi bersama, na Hia?" ujar Nukuea.
Lian pun tersenyum dan mengangguk.

Setelah membuka semua pakaian mereka Lian dan Nukuea pun berendam bersama di dalam bathtub.

Nukuea bersandar di dada Lian dan memejamkan matanya.
Sementara Lian menyiram2kan air ke dada Nukuea sambil mengusap2nya dan sesekali Lian mencium kepala Nukuea.
Terlihat senyum di bibir keduanya.
.

Siang harinya Lian sedang berada di kantornya dan tiba2 pintu kantor Lian terbuka dan Lucy pun masuk dan segera menutup pintunya.

"Kemana saja Phi selama ini? Kenapa Phi tidak pulang2?" ujar Lucy dan berjalan menghampiri Lian.

"Kau salah aku pulang setiap hari." ujar Lian.

"Tidak kau tidak pulang, aku tidak melihatmu."

"Aku tidak pulang kepadamu, aku pulang pada istriku."

"Apa? Kau masih mengurus pria cacat itu?" teriak Lucy yang kesal.

"Hmm. Pria itu adalah istriku, walaupun dia lumpuh dan cacat namun dia bisa membuatku sembuh dan bahagia." ujar Lian sambil tersenyum.

"Sembuh? Kau sakit apa memangnya?" tanya Lucy.

"Sakit yang sangat merepotkan orang lain dan membuat menderita orang lain. Kau juga sama sakitnya denganku." ujar Lian sambil tersenyum.

"Phi.." teriak Lucy.

"Aku tidak menyangka akan kalah oleh seorang pria cacat." teriak Lucy lagi.

"Lucy, kau juga lebih baik mencari pria yang baik dan jangan lagi mengganggu keluargaku. Aku sudah bahagia dan tidak akan pernah merusak kebahagiaanku sendiri." ujar Lian.

Lucy pun mengeraskan rahangnya lalu keluar dari kantor Lian dan membanting pintunya.
Dan Lian pun hanya menggelengkan kepalanya.







TBC

Close To You  (020) (ZeeNunew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang