CTY 18

974 77 3
                                    

Seminggu kemudian Lian dan Nukuea melakukan lagi pengecekkan dan latihan di rumah sakit.

Ketika Lian dan Nukuea selesai latihan dan sedang berjalan pulang, Lian melihat Lucy dengan seorang pria yang sepertinya Lian kenal.

"Joss?" bisik Lian.

"Hah?" ujar Nukuea sambil melihat pada Lian, Lian menatap Nukuea dan menggeleng lalu kembali melihat pada Lucy dan pria bernama Joss itu.

Nukuea pun ikut melihat pada arah yang di lihat Lian.
Nukuea mengenali Lucy namun pria disampingnya Nukuea tidak mengenalnya.

"Apa pria itu ayah kandung anak Lucy?" ujar Nukuea.

"Hia juga tidak tahu." ujar Lian.

Dan tiba2 Lucy dan Joss melihat pada Lian dan Nukuea.
Lucy menundukkan kepalanya namun Joss tersenyum dan berjalan menghampiri Lian dan Nukuea meninggalkan Lucy yang terus berjalan menuju dokter kandungan.

"Lian, apa kabar, kawan?" tanya Joss dan mengulurkan tangannya.
Namun Lian mengabaikannya.

"Aku baik. Jadi kau ayah dari bayi Lucy?" tanya Lian.

Joss melihat pada tangan Lian yang melingkar di pinggang Nukuea.

"Hmm, kukira begitu. Siapa ini?" ujar Joss sambil tersenyum genit pada Nukuea dan Lian pun mengeraskan rahangnya.

"Dia istriku. Nukuea." ujar Lian dan menggenggam lengan Joss yang memandang Nukuea dari atas sampai bawah dengan genit dan membawanya menjauh dari Nukuea.

"Jauhi dia Joss, kali ini aku serius, jangan macam2 dengannya." bisik Lian.

Joss pun menatap Lian dengan heran.

"Jangan bilang kalau kau benar2 jatuh cinta padanya? Aku baru tahu kalau kau ternyata menyukai seorang pria. Kau tidak pernah segarang ini tentang pasangan2mu, Lian." ujar Joss.

"Dia istriku jadi dia milikku, jangan ganggu dia. Kau mengerti?" bisik Lian lagi.

"Tapi Lian, kau tahu sendiri kalau apapun yang kau milikki, aku pasti menyukainya. Istrimu juga dia cantik dan ughh." ujar Joss.

Buk..

Tiba2 Lian meninju pipi Joss, Nukuea terkejut dengan Lian yang tiba2 memukul Joss.

Joss menatap Lian sambil memegang dagunya dan memasang muka marah.

"Dengarkan aku, jangan ganggu istriku." teriak Lian sambil menunjuk hidung Joss lalu berbalik dan kembali merangkul Nukuea dan membawanya berjalan cepat.

Nukuea hanya mengikuti Lian namun karena jalannya yang cepat Nukuea pun merasakan sakit di kakinya.

"Ahhh. Hia." ujar Nukuea.

Lian pun terkejut dan segera menghentikan langkahnya dan melihat pada kaki Nukuea.

"Oh sakitkah? Maafkan Hia na?" ujar Lian.

Lian kembali menatap Joss yang tersenyum memandang padanya dan Nukuea.
Lian akhirnya menggendong Nukuea dan keluar dari rumah sakit itu tanpa perduli pandangan orang2 yang melihat pada mereka.

Nukuea hanya menunduk malu dan menyembunyikan wajahnya di leher Lian.
Dan Joss terkejut ketika Lian memggendong Nukuea dan tak lama tersenyum.

"Sesayang itu kau pada pria itu? Kau membuatku semakin penasaran Lian, apa istimewanya pria manis itu?" ujarnya dan berjalan menuju tempat Lucy berada.

Sementara Lian dan Nukuea sudah berada di dalam mobil.
Lian memegang kemudi namun masih memasang wajah marah.
Nukuea menatap wajah Lian dan memegang tangannya.

"Hia." gumam Nukuea.
Lian pun menatap Nukuea dan balik memegang tangannya.

"Akan Hia ceritakan di rumah, ok?" ujar Lian dan Nukuea pun mengangguk sambil tersenyum.
Mereka pun akhirnya melaju ke rumah.

Sesampainya di rumah Nukuea dan Lian duduk di sofa ruang tamu.

"Apa pria itu ayah dari anak Lucy, Hia?" tanya Nukuea.

"Hia tidak tahu dan tidak perduli juga." ujar Lian dan memandang kosong ke depannya.

"Hah? Kalau Hia tidak perduli mengapa dia memukulnya?" tanya Nukuea.
Nukuea menyangka kalau marahnya Lian di karenakan pengkhianatan Lucy dengan Joss.

"Karena dia menggodamu." teriak Lian.

"Hah?" ujar Nukuea heran.

"Dia adalah teman satu kampus denganku dulu. Sejak dulu dia selalu mengambil apapun yang menjadi milikku, termasuk semua kekasih2ku. Namun aku tidak perduli. Tapi sekarang, aku tidak akan membiarkannya mendekatimu." ujar Lian.

"Hia yakin dia akan mendekati Kuea?" tanya Nukuea.

"Hia yakin. Dia pasti akan berusaha merebutmu. Dan setiap kali dia melakukan itu, dia selalu berhasil." ujar Lian dan menundukkan kepalanya.

"Hia tidak percaya pada Kuea?" tanya Nukuea.

Lian pun menatap Nukuea dan menggelengkan kepalanya.

"Bukan. Tapi Hia tidak percaya pada diri Hia sendiri, apakah bisa Hia mempertahankanmu, Kuea?" ujar Lian.

"Memangnya apa kelebihan dia dibandingkan Hia hingga bisa membuat Hia hilang kepercayaan diri seperti ini?" tanya Nukuea.

"Hia pikir itu karena dia bisa memberi perhatian lebih pada mereka." ujar Lian.

"Hia, untuk Kuea tidak ada yang bisa mengalahkan Hia dalam hal mengurus dan memperhatikan Kuea. Di mata Kuea, Kuea tidak melihat ada yang lebih tampan dari Hia, tidak ada yang lebih manis dari Hia dan tidak ada yang lebih baik menjaga dan mengurus Kuea daripada Hia." ujar Nukuea sambil tersenyum dengan pamdangan yang menggoda pada Lian.

"Jangan menatap Hia seperti itu." ujar Lian sambil tersenyum dan memalingkan wajahnya.

"Memangnya kenapa? Hmm?" tanya Nukuea.

"Kuea, jangan salahkan Hia jika sekarang terjadi apa2 padamu." ujar Lian dan terus menatap wajah Nukuea yang terus saja menggodanya.

Lian pun tersenyum lalu berdiri.

"Kau yang meminta ini yah, jangan salahkan aku." ujar Lian

"Siapa yang takut?" ujar Nukuea dan menaik turunkan bahunya.

Lian yang melihat itu langsung mengendong Nukuea dan berjalan ke kamar tidur.
Nukuea pun tertawa dan merangkul leher Lian dengan kedua tangannya.







TBC

Close To You  (020) (ZeeNunew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang