CTY 19

975 78 7
                                    

Siang itu Nukuea hanya berdua di rumah dengan pelayan dan tiba2 ada ketukan di pintu.
Pelayan rumah pun segera membukakan pintu dan tak lama pelayan itu kembali menemui Nukuea.

"Siapa Bi?" tanya Nukuea yang sedang makan siang di ruang makan.

"Ada tamu menanyakan tentang anda tuan Nukuea." ujar pelayan itu dan Nukuea pun mengernyitkan dahinya.

Siapa orang yang akan mencari dia.
Nukuea pun mengambil kruknya dan berjalan ke ruang tamu.
Nukuea sangat terkejut dengan siapa yang ada di sana lalu mengelengkan kepalanya.

"Sawadikhap. Phi adalah teman Hia Lian bukan?" tanya Nukuea.

"Sawadikhap, Khap aku teman Lian." ujar Joss sambil berdiri dan tersenyum.

"Hia belum pulang, Phi. Tidak mungkin Phi tidak tahu kalau Hia belum pulang bukan?" ujar Nukuea dan duduk di kursi satu samping kursi yang di duduki Joss.

"Hmm Phi tahu, Phi kemari ingin bertemu denganmu bukan dengan Lian." ujar Joss sambil tersenyum.

"Bertemu denganku? Untuk apa?" tanya Nukuea.

"Aku hanya ingin mengenal pria yang bisa membuat Lian jatuh cinta. Kau pria pertama kurasa untuknya." ujar Joss.

"Untuk apa Phi ingin mengenalku? Mohon maaf Phi tapi Hia melarangku untuk dekat dengan Phi. Jadi Kuea minta Phi untuk pergi sebelum Hia pulang dan terjadi lagi salah sangka di antara kalian." ujar Nukuea.

"Dia tidak pernah marah akan apapun yang aku rebut darinya, percayalah. Dia selalu mengalah padaku." ujar Joss dan Nukuea pun tersenyum.

"Aku ingin sekali melihatnya marah saat aku merebut miliknya tapi sampai saat ini dia  belum pernah marah. Kau lihat sendiri saat dia tahu kalau anak Lucy ada kemungkinan adalah anakku." ujar Joss.

"Tapi Phi, kukira Hia akan marah jika Phi dekat2 denganku, dia memukulmu hanya karena memandangku bukan?" ujar Nukuea dan Joss pun tersenyum.

"Iya, itu pertama kalinya dia mengancamku selama kita saling mengenal, maka dari itu aku sangat penasaran padamu, Kuea." ujar Joss.

"Lebih baik Phi pergi, Phi boleh kemari lagi jika Hia ada di rumah." ujar Nukuea lalu berdiri dan berjalan kembali ke ruang makan.

Tak lama pelayan itupun datang dan memegang pintu keluar.
Joss pun tersenyum lalu berdiri dan keluar dati rumah itu.

Joss membalikkan badannya melihat pintu rumah Nukuea dan Lian.

"Aku akan mendapatkau Kuea." ujar Joss dan berjalan kembali ke mobilnya.

Sore harinya Nukuea sedang mandi dan Lian pun datang dan disambut oleh pelayan wanitanya.

"Tuan, tadi ada tamu menyebalkan. Katanya dia teman tuan Nukuea dan anda, tapi yang saya dengar dia berusaha menggoda tuan Nukuea, untunglah tuan Nukuea mengusir dia." ujar pelayan itu.

"Tamu?" tanya Lian heran.

"Kha. Tuan Joss kalau saya tidak salah." ujar pelayan itu.

"Joss." ujar Lian dengan wajah yang marah.

"Dimana Nukuea?" tanya Lian.

"Sedang mandi tuan." ujar pelayan itu dan berlalu menyimpan jas dan tas Lian.

"Tuan, anda sudah pulang, kalau begitu saya permisi pulang dulu." ujar pelayan itu dan Lian pun mengangguk.

"Khap. Terima kasih Bi." ujar Lian.

Dan pelayan itupun keluar dari rumah dan berlalu pergi.
Lian pun segera berjalan ke kamar dan melihat kamar yang kosong.
Lian pun membuka dasinya dan duduk di ujung kaki tempat tidur.

Tak lama berselang Nukuea pun keluar dari kamar mandi dengan kruknya memakai bathrob dan tersenyum melihat Lian.
Namun Nukuea melihat Lian yang terlihat marah dan murung.

"Hia sudah lama duduk di situ?" ujar Nukuea dan berjalan menghampiri Lian.
Lian pun tersenyum dan menarik pinggang Nukuea hingga terduduk di pamgkuannya.

Nukuea pun melingkarkan tangannya di leher Lian dan mencium bibir Lian.

"Kenapa Hia murung?" tanya Nukuea dan Lian pun menyandarkan kepalanya di dada Nukuea.

"Joss, dia kemari bukan?" tanya Lian dan Nukuea pun tersenyum dan mengangguk.

"Hmm. Tapi Kuea menyuruhnya kalau mau datang kemari tunggu hingga Hia datang." ujar Nukuea dan mencium rambut Lian.

"Dia semakin berani." ujar Lian.

"Semakin kuancam, semakin dia akan penasaran." ujar Lian lagi.
Nukuea pun menarik nafas panjang.

"Lebih baik Hia mandi dulu, na?" ujar Nukuea dan memegang pipi Lian dan menatap matanya.
Lian pun tersenyum dan mengangguk.

Nukuea berdiri dan berjalan menuju ke lemari.
Namun tiba2 Lian memeluk pinggang Nukuea dari belakang dan menaruh dagunya di bahu Nukuea dan mecium lehernya.
Nukuea pun tersenyum dan memegang tangan dan pipi Lian.

"Mandi dulu, Kuea akan siapkan pakaian Hia." ujar Nukuea.

"Kenapa hidup kita tidak bisa tenang?" gumam Lian dan Nukuea pun tersenyum dan mengelus pipi Lian.

"Kau sudah bisa berjalan lagi, anak Lucy sudah terbukti bukan anakku dan sekarang Joss." ujar Lian.

"Kenapa Hia khawatir dan memikirkan Joss? Apa memangnya yang bisa dia lakukan untuk menganggu ketenangan kita?" ujar Nukuea.

Lian pun mengangkat wajahnya dari bahu Nukuea.
Dan menatap wajah Nukuea dari pinggir.

"Dia bisa melakukan apa saja agar niatnya terkabul." ujar Lian.
Nukuea pun berbalik dan melingkarkan tangannya di leher Lian.

"Tidak ada yang bisa memisahkan Kuea dari Hia. Kecuali Hia dan maut. Ok na? Jadi Hia jangan terlalu khawatir. Kuea berjanji akan setia dan akan selalu bersama Hia." ujar Nukuea dan menatap bibir Lian.

Lian pun tersenyum dan menundukkan kepalanya lalu mencium bibir Nukuea.
Nukuea pun memejamkan matanya dan membalas ciuman Lian.

Nukuea melepaskan ciuman Lian dan memegang pipi Lian dengan sedikit keras hingga mulutnya memuju lalu Nukuea pun tertawa.

"Menjahiliku hah?" ujar Lian sambil tersenyum dan memeluk erat Nukuea lalu terus menciumi wajah Nukuea.
Nukuea pun semakin kencang tertawa.





TBC

Close To You  (020) (ZeeNunew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang