CTY 4

1K 86 7
                                    

Sebulan sudah mereka hidup bersama.
Setiap hari Nukuea berusaha untuk mencintai dan melayani suaminya Lian.
Namun Lian semakin hari sepertinya semakin bosan dengan kehidupan pernikahannya yang serasa mengekang dirinya.

Akhirnya hari itu Lian ikut dengan teman2nya untuk menghadiri pesta salah satu temannya Jimmy.
Jimmy mengadakan pesta menangnya tender besar perusahaannya.

Ketika mereka berpesta Lian di kenalkan oleh salah satu temannya Tommy dengan seorang wanita cantik bernama Lucy.

"Lian ini kenalkan temanku Lucy." ujar Tommy, dan Lian pun yang sedang minum menaruh minumannya dan mengulurkan tangannya.

"Hai, Lian." ujar Lian dan mencium tangan wanita itu dan Lucy pun tersenyum.

"Lucy." ujarnya.

Lian dan Lucy pun akhirnya berbincang berdua setelah Tommy dan teman2 lainnya pergi.

"Ku dengar kau sudah menikah?" tanya Lucy dan Lian pun menatap Lucy lalu tersenyum.

"Kau tahu sendiri kalau dalam kehidupan kita, tidak ada yang namanya cinta hanya bisnis, itulah alasanku menikah." ujar Lian dan Lucy pun mengangguk.

"Jadi maksudmu kau masih bebas?" tanyanya dengan bertingkah centil.

"Hmm. Pernikahanku hanya status tapi kehidupan asliku aku 100% single." ujar Lian lagi dan Lucy pun kembali tersenyum.

Setelah berbincang lama akhirnya Lian dan Lucy pun berjanjian akan bertemu kembali di hari minggu.
Dan mereka pun pulang ke rumah masing2.
.

Sesampainya di rumah, Nukuea sudah menunggunya terduduk di ruang tamu dan segera berdiri menyambut Lian sambil tersenyum.

"Hia lelah? Bagaimana pestanya?" ujar Nukuea dan mengambil tas dan jas Lian lalu mengikuti Lian masuk ke dalam kamar.

"Hia mau mandi dulu atau mau makan lagi?" tanya Nukuea.
Namun Lian tetap terdiam dan masuk ke dalam kamar mandi.

Nukuea menarik nafas panjang dan menyimpan tas dan jas Lian lalu duduk di pinggir tempat tidur di samping piyama yang Nukuea ambilkan.

Tak lama kemudian Lian keluar dan berjalan mendekati Nukuea lalu mengambil piyamanya dan berjalan ke belakang sketsel dan mengganti pakaiannya.

Lian langsung menuju tempat tidurnya dan naik lalu memakai selimut.

"Hia. Bisakah Hia menjawabku?" ujar Nukeua, Lian menatap Nukuea dengan malas lalu memejamkan matanya.

"Hia." teriak Nukeua.

"Berisik, tahukah kamu kalau aku lelah?" teriak Lian.

"Kuea tanya tadi apakah Hia lelah? Tapi Hia tidak menjawab, bagaimana Kuea tahu Hia lelah atau tidak jika Hia tidak memberitahu Kuea." teriak Nukuea lagi.

"Kau... Kau ini berisik dan cerewet sekali. Bisakah kau tidak bicara sehari saja dan biarkan aku tenang?" ujar Lian dan keluar dari tempat tidurnya lalu keluar kamar.

Namun Nukuea mengikuti Lian.

"Hia kan tinggal jawab iya atau tidak, apa salahnya menjawab Kuea." teriak Nukuea.

Lian berbalik dan menatap wajah Nukuea dan memelotot padanya, namun Nukuea memegang pinggangnya dan menatap balik Lian.

Lian pun menggelengkan kepalanya dan kembali berjalan ke kamar yang lainnya.
Namun sebelum Lian menutup pintu Nukuea menahan pintu itu dan ikut masuk ke dalam.

"Jangan lari dari masalah, Hia." ujar Nukuea.

"Lari dari masalah? Masalahku adalah kamu. Bisakah kau pergi dari hidupku?" teriak Lian.

Dan ucapan Lian membuat Nukuea terdiam dan menunduk.
Dan Lian pun melihat pada Nukueabdan menghela nafas panjang.

"Maaf." gumam Lian.

Sebenarnya Lian juga bingung dengan hubungannya dengan Nukuea, Lian merasa kalau Nukuea itu cerewet dan sangat mengganggu kehidupannya dengan menikahinya namun di lain pihak Lian juga merasa takut kalau Nukuea marah atau sedih.

"Apa salahnya menjawabku. Kuea tidak pernah melarang Hia melakukan apapun dan mengurusi hidup Hia. Tapi Hia adalah suamiku, jadi Nukuea kira Kuea punya hak untuk tahu ada apa dengan Hia. Kuea juga tidak pernah menuntut Hia untuk meniduri Kuea sesuai perjanjian kita. Tapi apa Hia pernah berusaha untuk mencintai Kuea sesuai janji Hia?" teriak Nukuea dan keluar dari kamar dan membanting pintunya dan Lian pun menendangkan kakinya karena sangat kesal dan tak bisa menjawab Nukuea.

Nukuea benar2 marah dan sedih. Nukuea pun menangis sambil berjalan masuk kembali ke kamar.

Tak lama kemudian Lian masuk ke dalam kamar dan berjalan perlahan mendekati Nukuea yang menangis di pinggir tempat tidur.

"Maafkan Hia." ujar Lian pelan dan Nukuea pun menatap Lian lalu membalikkan wajahnya.

"Baiklah, lain kali Hia akan menjawab apapun pertanyaanmu." ujarnya lagi.

Nukuea menatap pada Lian dan menghapus airmatanya.
Lalu masuk ke kamar mandi dan mencuci wajahnya sambil menenangkan rasa marahnya.

Nukuea pun kembali keluar dan naik ke atas tempat tidur dan memiringkan badannya membelakangi tempat tidur bagian Lian.

Lian yang masih terduduk pun menatap punggung Nukuea dan naik ke atas tempat tidur dan berbaring terlentang sambil sesekali melihat pada Nukuea.
Dan akhirnya mereka berdua pun tertidur dengan lelap.
.

Hingga hari minggu pun tiba Lian pergi dan berkencan dengan Lucy di sebuah restoran mewah tanpa setahu Nukuea.
Mereka makan dan berbincang tentang bisnis dan kehidupan mereka.

"Inilah kehidupan kita Phi. Jika aku yang menjadi pasanganmu aku akan membiarkanmu pergi dengan siapapun selama kau pulang kepadaku. Maka daripada itu aku tidak masalah dengan kau yang sudah menikah karena bisa dipastikan itu bukan karena cinta. Susah Phi di kehidupan kita ada cinta, karena cinta bisa menipu kita." ujar Lucy dan Lian pun setuju.

"Benar sekali, Lucy. Jika kita mencintai seseorang belum tentu orang tersebut mencintai kita juga. Banyak kemungkinan mereka mencintai harta yang kita punya." ujar Lian.

"Termasuk pasanganmu, Phi. Kau bilang dia bukan dari kalangan elite seperti kita, jadi bisa di pastikan kalau dia menikahimu karena dia ingin hidup lebih enak dan makmur saja." ujar Lucy dan Lian pun merasa seperti itu.

Mengapa Nukuea mau menikah dengan seorang pria dan juga asing untuknya jika bukan karena harta. Pikir Lian.
.

Lebih dari tengah malam Lian baru pulang kerumah dan Nukuea pun sudah tertidur.

Lian masuk ke dalam kamar dan melihat Nukuea yang tertidur dengan pulas.

"Agar tidurmu lebih nyenyak, agar hidupmu lebih nyaman, karena itulah kau mau menikah denganku bukan Kuea?" gumam Lian sambil tertawa kecil.

"Dan aku pun menikah denganmu hanya karena harta. Jadi kukira kita impas Kuea." gumam Lian lagi.







TBC

Close To You  (020) (ZeeNunew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang