Malam yang singkat namun juga penuh peluh gairah diantara Danil dan Lie. Bermandikan keringat cinta terlarang, seakan membawa keduanya di awan-awan cinta permai.
“Mansion Kediaman Lie & John Osmond”
Lie pulang ke mansion dalam keadaan yang sangat pening, dan area liang sanggamanya cukup perih malam ini.
“Apakah pestanya begitu menyenangkan?” ucap John yang tiba-tiba saja bicara di dalam kegelapan kamar pribadi mereka.
Lie begitu terkejut, tatkala mendapati John suaminya sudah duduk di sofa kamasutra.
”Mengapa kau begitu terkejut, apakah kau menganggapku hantu?” ucap John, dengan sebotol alkohol di tangannya.
”Yah, aku sangat terkejut. Mengapa kau tidak menyalakan lampu?” balas Lie gugup.
“Nyalakan saja lampu remang, aku sedang ingin remang-remang saja.” Ucap John.
Lie pun bergegas pergi menuju kamar mandi, ketika John terlihat berdiri hendak mendekati Lie. Aroma parfum milik Danil masih menempel di tubuhnya, Lie bergegas untuk membersihkan diri.
Lie bahkan mengguyur seluruh tubuhnya yang masih dengan pakaian lengkap.
”Apakau kau sedang merindukan orangtuamu?” tanya John yang berdiri di tengah pintu kamar mandi, memandangi Lie membersihkan diri.
”Ya..” balas Lie singkat.
Lie paham maksudnya dari pertanyaan John, karena Lie terbiasa mandi dengan menggunakan pakaian lengkap ketika masih hidup bersama kedua orangtuanya.
”Jika pesta ulang tahun malam ini membuatmu rindu kedua orangtuamu, mengapa tidak pergi ke peristirahatan mereka besok?”
”Ya, kau benar..” balas Lie, yang malas menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari John.
Usai membersihkan diri, Lie pun mengeringkan rambutnya duduk manis di depan meja rias, dengan cermin besar miliknya itu.
John mendekati Lie sembari menyentuh bahu Lie, lalu mencumbu leher jenjang milik Lie.
”Aku rindu..” ucap John.
Lie pun tersenyum tipis, ”bagaimana bisa masih rindu, bukankah goyangan wanita di luar sana begitu dahsyat, sehingga membuatmu sanggup untuk menyakiti istrimu sendiri?” ketus Lie, yang sudah tidak segan lagi terhadap suami bajingannya.
”Sampai kapanpun, kau tetaplah istriku, jadi bersikaplah sebagaimana mestinya.”
”Istri? Apakah aku tidak salah mendengar? Aku masih kau anggap sebagai istri? Setelah apa yang kau lakukan? Jujur, aku justru takut terkena imbas dari kenakalanmu di luar sana.” Ketus Lie yang semakin berani saja.
”Kau semakin menjadi istri pembangkang!” John menaikan tangannya hendak memukul wajah Lie.
”Why? Lanjutkan! Bukankah, hanya hal itu yang dapat kau lakukan? Bersikap seolah korban, padahal kau jauh lebih keji bahkan tak terkatakan lagi!”
“Kau istriku, camkan itu!” John hendak memaksa Lie untuk berhubungan badan, melayani nafsu birahinya.
”Lepaskan aku! Aku sudah sangat jijik untuk tetap melayani nafsu bejatmu, aku bukan pelacur pribadimu, John Osmond..”
Plakh...
Satu kali tamparan, dilanjutkan dengan cengkeraman di dagu Lie.”Kau hanyalah wanita miskin yang berhasil mendapatkan seorang pria sepertiku. Bisa apa kau tanpa aku? Sampah!” Bentak John, lalu meremas area panggul Lie.
Ahk.. pekik Lie yang merasa nyeri atas tindakan John malam ini.
”Kemana Lie istriku yang dulu taat tunduk? Apa yang membuatmu sehingga begitu berani seperti ini?”
”Sikap kejammulah yang membuatku seperti ini? Kau masih saja bertanya, dan bersikap pura-pura! Kau memang jelmaan iblis bajingan!”
”Diam!” Bentak John.
Plakh..
Satu tamparan lagi dan membuat Lie terjatuh, hingga kepala Lie membentur ujung tajam tiang tembok kamar mewah mereka.Tak hanya nyeri, namun juga darah segar mencuat hingga membasahi wajah Lie.
Lie menyentuh kepalanya, dan menangis pilu. Melihat keadaan itu, John sangat panik bukan main.
Lie berlari keluar kamar dengan menggunakan piyama dan darah segar terus mengalir.
”Kau sungguh ingin membunuhku, bukan! Cepat bunuh aku, jangan siksa aku perlahan seperti ini!” Jerit pilu Lie menggegerkan seisi mansion.
Karena berlari di anak-anak tangga menuju lantai dasar, alhasil Lie jatuh terguling hingga kembali membenturkan kepalanya di antara anak-anak tangga.
”Nyonya!” Histeris para pelayan, lalu berlarian ke arah Lie. Lie tak sadarkan diri dalam keadaan terluka parah.
Seluruh tubuh John terasa sangat kaku, bingung antara ingin membawa Lie ke rumah sakit namun akan ada banyak pertanyaan atau membiarkan Lie dirawat di mansion.
”Tuan.. kami mohon, selamatkan Nyonya..” lirih para pelayan.
Lebam di area tulang pipi hingga darah juga keluar dari pinggir bibir Lie, menunjukkan bahwa John baru saja menyiksa Lie.
”Tuan, tolong pikiran keselamatan Nyonya.. nyonya sudah mengeluarkan banyak darah..” ucap salah seorang bodyguard.
John mengangguk dan melangkah terhuyung ke arah Lie. Menghirup aroma alkohol dari tuan mereka, mereka tak banyak komentar lagi.
***
Rumah Sakit Pusat Kota A.
Lie mengalami koma, akibat benturan sebanyak dua kali di area kepalanya bahkan dokter mendiagnosa bahwa Lie kemungkinan akan koma lama, dan kalaupun kembali sadar, sudah tak lagi normal seperti sedia kala.
Mendengar hal itu, John pun sangat terpukul, penyesalan pun mulai menghantui John. John terus menyalahkan dirinya sendiri atas tindakan kejamnya pada Lie. Selama ini Lie sudah terlalu sabar bahkan tetap bertahan menjadi istri bagi John. Namun nyatanya, John tak pernah bisa menghargai Lie.
Namun, John masih saja berdalih bahwa itu ialah kecelakaan dan sebelumnya memang terjadi pertengkaran kecil seperti kebanyakan pasangan suami-istri konvensional pada umumnya. Sementara itu, seluruh pelayan juga bawahan John yang melayani mereka sudah dibungkam dan tak akan berani angkat bicara, jika tidak ingin keluarga mereka dalam bahaya.
Sungguh, John benar-benar bukan seperti manusia, John sangatlah keji.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH TERLARANG [END]
Romance⚠️ Dewasa 21+ ⚠️ Fulgar (no sensor ❌) 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ingin membeli E-Book🤗 °°°° "Apakah suamimu tidak pernah memberimu titik kenikmatan?" ucap dokter Danil sembari menyentuh wajah tubuh Lie yang sudah...