"Kediaman Lie & Danil Jeremy"
Lie duduk termenung, sembari menimang si buah hati.
"Apakah kau benar-benar sudah tak lagi menginginkan aku.." gumam Lie. Lie masih membutuhkan penjelasan langsung dari Danil, meski apa yang sudah Lie saksikan sudah cukup membuktikan realita sesungguhnya.Saat Lie sedang memberikan air susu pada baby Steward.
Sepasang tangan kukuh melingkar di area pinggang Lie, dengan aroma napas yang sangat Lie kenali.
"Sayang, aku kembali.." ucap Danil, lalu duduk di samping Lie sembari terus mendekap Lie.
Lie hanya terdiam membisu, enggan untuk berucap sepatah katapun.
"Aku tahu, sulit bagimu untuk dapat mempercayaiku. Namun, aku sekalipun tidak pernah mengkhianatimu, bahkan bermain dengan wanita manapun. Kejadian kali ini, semua adalah rencana dari granny.. aku pun tidak menyangka, jika sosok yang selama ini menjadi panutanku akan bertindak keji.. Lie sayangku, kumohon, percayalah padaku kali ini.. jika kau mempercayaiku, dunia kita akan baik-baik saja.. aku pun akan menyelesaikan semua ini segera."
"Lantas, kau ingin mengatakan bahwa kau mabuk dan tidak sadar?"
"Yah, benar, Lie.."
"Jika memang benar demikian, aku akan berusaha untuk tetap percaya, meski sulit. Namun, apa yang membawamu hingga bertemu dengannya? Bukankah, kejadian seperti apapun tidak akan pernah terjadi, jikalau tidak adanya kesempatan itu?"
"Itu, aku hanya ingin memperingati Edeline agar tidak mengusik kehidupanku lagi, meski granny memintanya untuk melakukan itu. Namun, aku kurang teliti dengan minuman yang dikonsumsi, semua terjadi tanpa dapat dikendalikan." Ucap Danil menjelaskan.
Mendengar penjelasan dari Danil, Lie sedikit bimbang.
"Apakah hal seperti itu terjadi begitu saja? Kau bersamanya sepanjang malam, dan kau tidak menyadarinya? Bagaimana mungkin, kau bisa semudah itu kehilangan kesadaran, Danil!" Teriak Lie.
Meski Lie sudah berusaha untuk tetap tenang, namun tetap saja trauma akan masa lalu yang pahit kembali mengusiknya. Terlebih, ini ialah perihal pengkhianatan, meski ini bukan keinginan Danil. Akan tetapi, wanita atau istri manapun tentu sulit untuk dapat mempercayai sebuah penjelasan. Sedangkan, bukti sudah terlihat sebelumnya.
"Sepertinya, kau sangat sulit untuk mengendalikan kondisi keluargamu sendiri, ataukah kau benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk bersikap tegas. Jika terus seperti ini, kau hanya akan membuat derita baru di kehidupanku, juga Steward." Tegas Lie, yang benar-benar sudah cukup muak, akan sikap keji dari keluarga Danil.
"Lie, tidak bisakah kau mempercayaiku kali ini?" ucap Danil memohon.
"Aku sangat ingin mengatakan bahwa aku begitu marah saat ini pada sikap keluargamu yang terus ikut campur, bahkan sengaja merencanakan semua ini. Namun, dilain sisi lagi, mereka adalah keluargamu yang berharga, tentu aku tidak bisa berbuat apa-apa, selain menunggu tindakan tegas darimu. Namun sejauh ini, kau terlalu lemah dengan tindakanmu sendiri! Kau berani menikahiku, namun tidak dengan tanggungjawab untuk dapat melindungi keluarga ini. Setidaknya, kau bisa menjaga keluarga baru kita!" Teriak Lie histeris.
Teriakan Lie membuat baby Steward menangis ketakutan, dan seorang asisten yang membantu bagian pengasuhan pendamping Lie pun sigap untuk menenangkan baby Steward.
Lie menangis sejadi-jadinya, Lie sulit untuk dapat mengendalikan perasaannya sendiri. Luka ini terlalu sakit, sedangkan luka lama saja belum sembuh sepenuhnya.
"Lie, pikirkan anak kita, jangan libatkan apapun ke dalam emosimu!" Tegas Danil, dengan nada yang sedikit naik.
"Kau mudah mengatakan hal itu padaku, setelah apa yang kualami? Aku harus dengan tenang dan sabar menantikan kepulangan suamiku dengan berjuta pertanyaan di dalam kepalaku. Namun, kau baru sekarang berusaha untuk memberikan penjelasan padaku, dengan semua alasan bodoh itu!"
"Bodoh! Yah, aku memang suami yang bodoh! Aku suami yang tidak tegas dengan keluargaku sendiri! Aku juga suami yang bajingan, apakah kau ingin mengatakan hal itu juga? Sama seperti suamimu sebelumnya, begitukah?"
Plakkhh... Lie menampar wajah Danil, karena Danil kembali mengungkit perihal suami lama, yaitu Jhon.
"Brengsek kau Danil, jika tahu seperti ini jadinya, sejak awal aku tidak akan menikah dengamu!" Teriak Lie, lalu berbalik dari hadapan Danil.
Sementara Danil hanya dapat menahan diri agar tidak mengejar Lie. Karena dengan memaksakan komunikasi yang kacau seperti ini, tentu hanya akan memperkeruh suasana.
Lie menatap telapak tangan yang sudah melayangkan tamparan di wajah suaminya sendiri. Tentu, ada penyesalan di hati Lie.
"Mengapa kau harus menyebut pria bajingan itu.. mengapa kau juga begitu sulit untuk membuatku tenang sejak awal.. mengapa kau terlalu mengulur waktu untuk memberikan sebuah penjelasan.." isak Lie.
Ketika malam tiba,
Danil tak kunjung kembali ke kediaman mereka, Lie pun kian resah memikirkan keberadaan dari Danil. Sebagai seorang istri, Lie sebenarnya berharap rangkulan hangat dengan kata-kata lembut menenangkan dari suaminya. Namun, sepertinya Lie hanya mampu berharap saja.
Lie menimang baby Stew dengan kedua mata sembab, akibat menangis seharian.
Knock...knock...knock...
Seseorang mengetuk pintu kamar baby Stew.
"Bolehkah aku masuk?" ucap seseorang dari balik pintu, yang ialah Danil.
"Lie, kumohon maafkan atas sikap kasarku hari ini.. aku menyesal atas semua ucapanku yang mengungkit masa lalumu yang menyakitkan.. kau benar, aku seharusnya bersikap tegas pada keluargaku sendiri. Lie, aku berjanji, akan membuktikan semua kebenaran itu. Aku bersumpah, aku tidak pernah menyentuh Edeline, aku.. aku tidak tahu lagi, harus bagaimana, jika istriku saja sudah tidak mempercayaiku sebagai seorang suami.." lirih Danil, sembari bersimpu di kaki Lie.
"Kumohon Lie, bicaralah.. jangan seperti ini.. aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu, kumohon Lie.." Danil terus membujuk Lie, Danil sangat takut jika Lie akan mengalami baby blues karena kejadian kali ini.
Danil terlalu takut, luka lama pada Lie akan terpahat kembali karena dirinya.
Sementara itu Lie hanya mampu menangis dalam diamnya, dan masih enggan untuk berbicara.
"Aku tidak dapat menghubungimu waktu itu, karena ponselku disembunyikan Edeline dan akupun pergi begitu saja dari kamar itu. Kupastikan, Edeline akan menerima akibat dari tindakannya yang berani. Jika kau ingin, aku bahkan bisa berbuat hal nekat untuk mengembalikan kepercayaan istriku.."
"Buktikan saja, tanpa banyak membual, karena aku sudah kenyang dengan bualan manis yang penuh racun." Ucap Lie.
Sepanjang malam, Danil terus terjaga dan memantau semua pekerjaan dari bawahannya untuk mencecar Edeline dan semua pihak yang terlibat.
Danil melangkah keluar dari kamar, ketika Lie sudah terlihat terlelap.
Merogoh ponselnya, dan berbicara dengan sorot mata tak biasanya.Danil: "Edeline aku tahu kau melakukan semua ini, karena kau pun berharap aku masih menyukaimu sama seperti saat kita masih kecil polos. Sungguh, kau wanita menyedihkan, jika masih berpikir rasa suka kanak-kanak akan bertahan selamanya. Jika kau masih bersikeras untuk melanjutkan rencanamu, jangan salahkan aku, jika besok seluruh anggota keluargamu hanya tinggal nama saja. Bukankah bibi Lizabeth sedang berlibur di pulau kelapa?"
Edeline: "Brengsek kau Danil, jangan pernah berani menyentuh keluargaku!"
Danil: "Sebagai peringatan agar kau buktikan semua kebohonganmu pada istriku juga keluargaku, aku akan memberikan sedikit kesibukan pada keluargamu yang sedang berada di pulau kelapa. Pastikan besok kau sudah siap-siap untuk berlutut di hadapan keluargaku, sebelum terlambat."
Danil yang dikenal sebagai pria sopan , bermartabat, nyatanya tak lebih dari seorang psikopat gila, jika sudah menyangkut orang-orang yang dicintainya. Sama seperti apa yang telah dilakukan Danil pada mendiang suami Lie sebelumnya, Jhon.
Sementara disisi lainnya..
Edeline sedang terkena serangan panik, tatkala mendengar bahwa ibunya terkena korban tabrak lari, dan sedang dirawat di rumah sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
GAIRAH TERLARANG [END]
Romance⚠️ Dewasa 21+ ⚠️ Fulgar (no sensor ❌) 🌹Sudah tersedia versi E-Book, silakan kontak saya, bagi yang ingin membeli E-Book🤗 °°°° "Apakah suamimu tidak pernah memberimu titik kenikmatan?" ucap dokter Danil sembari menyentuh wajah tubuh Lie yang sudah...