[1] Bub, You're Mine

3.1K 155 6
                                    

Kepulan hangat yang muncul dari secangkir teh di samping Karina juga dengan suara musik bernuansa R&B membuat suasana cafe ini semakin menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepulan hangat yang muncul dari secangkir teh di samping Karina juga dengan suara musik bernuansa R&B membuat suasana cafe ini semakin menenangkan. Tempat yang bukan ia kunjungi untuk senang-senang, tetapi Karina lebih ingin menenangkan pikirannya dan menyelesaikan deadline yang terus mengejarnya di akhir kontraknya bekerja di Leus Boutique Singapura.

Biasanya ia akan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan Nerissa, teman sekaligus sahabatnya, namun karena hubungan mereka yang kurang baik belakangan ini jadi masing-masing menyelesaikan tugasnya sendiri.

Sesaat mengingat Nerissa, ia jadi melarikan laptopnya pada halaman Instagram--melepas penat. Tetapi saat halaman itu ter-refresh dengan sendirinya, unggahan yang muncul justru dari akun Kaivan, isinya berupa potret pria itu dengan beberapa jejeran orang-orang yang agak lebih berumur. Kaivan memang orang yang sukses, Karina bahkan tidak menyangka bisa mengenal pria itu.

Mengenal di pertemuan yang sangat singkat menjadikan mereka justru lebih dekat, dekat dalam artian berteman saja. Kaivan beberapa kali mengajaknya hangout atau minum bersama. Ia juga sempat beberapa kali mengunjungi kediaman Kaivan yang sialnya sangat mewah. Dari situ Karina menyimpulkan Kaivan benar-benar konglomerat yang hartanya tidak akan habis-habis sampai kapanpun.

Namun kurangnya, tidak ada yang bisa menghabiskan kekayaan Kaivan karena pria itu tidak memiliki kekasih.

Tidak tahu, mungkin Karina yang kurang mengenal dalam tetapi Kaivan pernah berkata padanya bahwa ia single dan juga pernah bercanda agar mengenalkannya pada seorang perempuan yang cantik dan sexy. Karina meletakkan cangkir itu agak kasar seperti tengah bertengkar dengan kata-katanya saat ini. Memang, Kaivan nyaris sempurna dan tak memiliki kekurangan jika dilihat, pantas ia menginginkan wanita yang matang, tapi pernah Karina balas dengan kesal.

"You can find it in night clubs."

Tetapi, Kaivan menjawab, "Tidak semua wanita yang datang ke club pantas denganku, justru lebih buruk daripada itu. You know what? Such a woman is a slut. Lebih baik kamu cepat-cepat buang kebiasaan burukmu itu."

Sebenarnya Karina pernah tertampar karena ucapan itu, sebab mereka tahu--ia selalu mengunjungi club dan Kaivan kurang menyukainya karena pria itu hanya akan datang ke club untuk minum-minum, bukan untuk mencuci mata juga mencari kesenangan dengan mendekati wanita seksi seperti pria lainnya.

"But i've seen your friend, she looks good. Can you introduce her to me?"

Namun, Kaivan pernah berkata seperti itu padanya yang mengundang tanda tanya untuk Karina.

"Who?"

"Nerissa? What is the correct name? I don't remember when you called her back then."

Itu kali pertama Kaivan tertarik dengan wanita semenjak Karina mengenalnya. Itu juga menjadi alasan kenapa Karina mengenalkan Kaivan pada Nerissa--begitupun sebaliknya-- yang kala itu berstatus sebagai janda anak satu dimana Neisha, anak Nerissa, masih terlalu dini. Mengesampingkan perasaannya, Karina lebih memilih mengenalkan Kaivan pada Nerissa harapannya siapa tahu Nerissa memiliki masa depan yang cerah dengan Kaivan--apalagi pria itu bukanlah sembarang orang dan Karina yakin juga percaya hidup teman beserta anaknya itu akan terjamin.

Sweet Lies | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang