[12] Lose

1.6K 205 77
                                    

All I really know is when I'm lonelyI hate that I'm lonely

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

All I really know is when I'm lonely
I hate that I'm lonely

Senyumnya tercetak jelas sekali--senyum miring ketika lagu yang diputar di ponselnya menyuarakan lantunan tersebut. Karina tidak sama sekali berniat untuk memutar lagu-lagu galau, waktunya terlalu berharga untuk hal remeh seperti itu tetapi Spotify-nya memutar lagu secara acak. Alhasil kini Karina meletakkan sendok cukup kasar di meja makan, ia jadi tidak ada nafsu untuk meminum susu hamil yang baru saja ia buat ini.

Karina membuang napasnya sambil duduk dan meraih ponselnya. Berniat mencari lagu lain yang lebih bisa membuat weekend-nya ceria. Namun berujung pada pikiran negatif yang tidak ada habisnya.

Akibat dari kejadian tempo hari mulai bisa Karina terima akhir-akhir ini. Ia memantapkan dirinya untuk mendatangi pesta pernikahan Kaivan dan Bella pada esok hari. Ia juga sudah mencoba untuk melupakan segala hal yang sudah terjadi antara dirinya dengan Kaivan, walaupun jujur itu sangat sulit. Tetapi Karina tidak ingin berlarut-larut pada ketidakpastian yang tidak akan berujung ini, maksudnya Kaivan saja sudah menemukan kebahagaiannya, maka Karina juga harus seperti itu. Bukan malah menyalahkan pada keadaan yang bertindak tidak adil pada dirinya.

Persepsinya mungkin akan sulit ia rubah ketika ia tidak menginginkan berhubungan lagi dengan pria lain. Lagi-lagi ia kepikiran akan pendapat Olivia, "Lo mau sampai kapan sendiri, Rin? Umur lo aja lebih tua dibanding gue, dan belum menikah? Okay, mungkin nikah gak perlu dijadikan acuan. But, you know--women? We need a man beside us."

Tidak juga. Karina selama ini bisa sendiri tanpa peran seorang ayah, ibunya juga bisa membiayai hidupnya selama itu tanpa peran seorang suami. Semua balik ke diri masing-masing, ketika kita merasa pantas untuk bahagia, Karina yakin kebahagiaan akan datang walaupun bukan dalam bentuk yang ia inginkan. Mungkin kebahagiaan ibunya selama hidup, bisa menemani anaknya hingga lulus perguruan tinggi meski setelahnya beliau tidak tahu, kehidupan Karina juga hancur.

Dulu ibunya tidak berlarut-larut dalam masalah ketika ditinggalkan sang ayah tanpa kejelasan karena alasan terbesarnya adalah ibunya tidak ingin Karina kesakitan, ibunya mencoba untuk berbagi peran antara ibu dan ayah yang dimana selalu memberikan pengertian bahwa ayahnya tidak pergi hanya bekerja dan suatu saat akan kembali--dulu memang Karina kecil bisa menerima tapi saat sudah besar ia mengerti itu hanyalah bentuk halus untuk menenangkan dirinya dari sang ibu yang tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, ibunya hanya ingin Karina tidak berpikiran negatif pada sang ayah. Begitu besar hati sang ibu sehingga tidak membiarkan Karina membenci ayahnya ketika kecil, walaupun akhirnya akan sama saja, Karina sangat membenci ayahnya.

Lalu apa ia harus melakukan apa yang ibunya terapkan? Dikala dirinya sendiri saja membenci pria itu. Apa janin di dalam kandungannya bisa ia jadikan alasan untuk tetap tegar dan lepas dari permasalahan seperti ini? Karina ikhlas jika suatu saat ia harus menjelaskan hal seperti ibunya dulu?

Memikirkan hal itu saja membuatnya kembali menangis, Karina sangat sulit menahan hormonnya belakangan ini. Ketika otaknya banyak pikiran, air mata yang akan menjawab.

Sweet Lies | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang