[6] Nothing's Gonna Hurt You Baby

1.3K 134 30
                                    

Kaivan hanya sendiri di ruangan pribadi miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaivan hanya sendiri di ruangan pribadi miliknya. Duduk dengan ketidaktenangan, jemari yang mengetuk-ngetuk meja kerja. Juga pandangan kosong terjurus pada jendela. Setelah pertengkarannya tadi dengan sang ibu, ayahnya cukup cekatan untuk memisahkan mereka dengan segera. Tidak ambil pusing, Kaivan mengusir kedua orangtuanya terutama sang ibu dengan tak ada ampun.

Sanjaya tidak keberatan karena tujuannya kesini hanya untuk berbicara hal penting, tidak seperti Deliana yang mengujarkan entah kebencian dalam bentuk apa pada Karina.

Ia melirik pada ponselnya yang berdering dan kontak Rex yang menghubunginya. Sebelumnya ia memerintahkan asistennya itu untuk mengikuti Karina pergi, sebelum benar-benar hilang tanpa alasan. Bukan apa-apa, hanya Rex yang dapat ia percaya karena beberapa pekerjanya kini juga mulai patuh pada ayah dan ibunya, bahkan lebih takut pada orang tuanya.

"Halo, Sir."

"Bagaimana?" Kaivan bertanya langsung.

"Kami sudah bersama Ms. Karina."

"Dimana kalian?"

"Airport. Ms. Karina sudah memesan tiket untuk kembali ke Indonesia, Sir."

Kaivan memijat pelipisnya dengan sedikit frustasi. Niat Karina untuk berlibur, malah jadi seperti ini. Memang gila, Kaivan sudah bisa menebak apa yang ibunya katakan pada Karina sehingga wanita itu memilih untuk pergi seperti ini. Karina merupakan tipe wanita yang berani, sekali diusir oleh orang lain, ia benar-benar akan pergi.

"Biarkan aku berbicara dengannya."

"Yes, Sir."

Kemudian terdengar suara tidak jelas dari sana, mungkin akibat ponsel Rex yang beralih pada Karina.

"I'm here."

Itu Karina, entah apa tujuannya Kaivan mengangguk.

"Kamu yakin dengan keputusanmu?" tanyanya langsung to the point.

"Rencanaku sebelumnya ingin menghabiskan waktu di SG bersamamu, Van. Tetapi aku rasa bukan ide yang bagus."

"Apa yang dikatakan Mommy padamu?" tanya Kaivan.

"Bukan hal yang begitu penting," balas Karina dengan nada tenang dari sana. "Aku pergi hanya karena keinginanku dan juga memang bukan hakku untuk tinggal disana. Jadi aku harap kamu tidak melarangku untuk pergi sekarang, suruh Rex untuk kembali. Aku tidak enak merepotkannya dan menjadi sorot utama di airport saat ini karena anak buahmu dengan pakaian serba hitam kini menghalangi jalanku."

Kaivan yang duduk di kursi kini mendesah pasrah.

"Kembali padaku, Rin."

"Tebakanku tidak pernah salah selama ini. Hubungan kita tidak akan bisa bertahan lebih lama, apalagi berlanjut lebih serius. Mungkin selama ini kamu menyadarinya, hanya saja kamu memilih untuk diam dan membiarkan."

Sweet Lies | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang