[16] No Tears Left To Cry

1.6K 249 58
                                    

Kalau orang-orang menyangka kehidupannya akan sangat berat dan menyedihkan ketika menghadapi kenyataan seorang diri, itu memang benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau orang-orang menyangka kehidupannya akan sangat berat dan menyedihkan ketika menghadapi kenyataan seorang diri, itu memang benar. Bahkan luka sakit hati itu yang sulit untuk ia akui belum benar-benar sembuh, ada kalanya ia merasa Tuhan memberikan cobaan yang tidak bisa ia hadapi, semua tangisan dan kerja kerasnya menjadi saksi bagaimana dunia yang begitu keras.

Tetapi sampai detik ini Karina yakin pada dirinya sendiri. Tidak ada yang perlu ditangisi dari takdir ini, tidak ada yang perlu disesali lagi. Semua ia serahkan kepada Tuhan bagaimana dunia bekerja. Tahun ke tahun, Karina rasa dirinya adalah sosok berbeda yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. Hidup tanpa siapapun dan tidak ditemani siapapun membuatnya perlahan mulai paham bahwa paling tidak ia harus memikirkan hal terburuk dalam hidupnya agar suatu saat tidak begitu terkejut jikalau benar kejadian.

Mikhayla Adeline, putrinya. Adalah bintang yang satu-satunya bersinar di kehidupan Karina yang gelap. Putrinya yang membuat Karina yakin bahwa hidupnya tidak akan begini-begini saja. Putrinya yang membuat Karina yakin bahwa mereka bisa mendapatkan kebahagiaan bersama. Putrinya yang membuat Karina yakin bahwa tidak ada yang perlu ia ragukan lagi pada dirinya sendiri.

"Mami, terimakasih, udah temanin Star sampai kue ini ada angka 4-nya. Star sayang banget sama Mami. I love you from the earth to the moon then to the stars then ... to Mami's heart."

Ucapan terimakasih yang Mikhayla berikan ketika mereka mengadakan acara ulang tahun kecil-kecilan putrinya di apartment beberapa bulan lalu menjadi alasan yang membuat Karina harus menangis lagi. Selama lima tahun yang terlewati ini Karina hanya bisa memberikan hal-hal yang sederhana pada anaknya.

Ia masih mengingatnya. Dulu ketika hendak melewati persalinan, Karina kesusahan. Kondisinya sudah tidak memungkinkan karena air ketuban yang sudah pecah, sedangkan rumah sakit yang ia datangi sangat tidak mendukung dengan alasan kamar penuh dan lain sebagainya. Mungkin pihak rumah sakit juga memandangnya sebelah karena Karina hanya datang dan berusaha mengurus segalanya sendiri, dokter yang biasanya ia ajak konsultasi juga mendadak tidak ada karena pindah rumah sakit dan tak tahu dimana. Ia bisa saja pindab rumah sakit, tapi keadaan tidak memungkinkan. Saat itu ia merasa hidupnya sangat pahit, tanpa kekuasaan memang semua bukan apa-apa.

Sampai akhirnya, ketika ia sudah putus asa. Dengan sangat terpaksa, Karina meminta bantuan Orion saat Olivia, Netri dan Kris ke luar kota karena mereka ada jadwal dengan klien yang letaknya di pulau Sumatera, tepatnya Palembang. Ia mengesampingkan egonya, malunya. Ia hanya meminta tolong, ia ingin bayinya bisa lahir dengan selamat. Kala itu hubungannya dengan Rion sudah sangat renggang, ketika Karina menjauhi Rion tanpa sebab yang pria itu tidak ketahui. Rion tidak pernah lagi berkunjung ke butik, tidak pernah lagi membawa makanan apapun apalagi menraktirnya, Netri dan Kris di tempat-tempat terdekat yang biasa mereka lalukan. Rion juga sama menghilangnya seperti Karina, bahkan ia berpikir mungkin pria itu sudah menemukan wanita yang tepat.

Orion tidak tahu Karina tengah mengandung karena ketika ia menjelaskan pada Olivia, ia meminta menutup rapat tentang hal ini pada Rion. Walaupun seluruh pegawai butik sudah mengetahui dan mendengar desas-desus bahwa Karina meminta Rion untuk menjauhinya, sejak saat itu, ada beberapa yang menganggap Karina terlalu kepedean dengan segala bentuk perhatian Rion.

Sweet Lies | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang