"Cegat Karina di pintu depan."
Perintah itu Kaivan berikan pada Rex di sambungan telepon sambil terburu-buru keluar dari ballroom lewat pintu belakang. Ia tidak memikirkan lagi acara pernikahannya yang tengah berlangsung, Kaivan malah mengejar wanita yang justru ia tidak inginkan kehadirannya tadi. Setelah ini mungkin Bella akan bertanya-tanya keberadaannya, tapi mungkin Kaivan akan menjelaskan nanti, masih ada rasa kesal pada istrinya itu yang membuatnya menginginkan bahwa Bella salah besar mengundang Karina pada acara pernikahan mereka.
Kaivan tidak senang, sangat tidak menyenanginya. Selama ini ia mencoba untuk lepas dari bayang-bayang Karina lewat Bella, hanya tinggal sedikit lagi semua itu terlewati, tapi Bella merusaknya. Berulang kali ia memikirkan, kenapa harus terjadi? Kaivan tidak mengerti jalan pikir Bella seperti apa hingga memutuskan keputusan sepihak seperti ini.
Ia berhenti di sebuah ruangan yang sudah dikompromikan bersama Rex tadi dan asistennya itu kini ada di depan ruangan tersebut dengan tubuh yang tinggi besar. Kaivan melakukan kontak mata dengan Rex, Rex mengangguk--mengartikan bahwa Karina sudah ada di dalam ruangan. Sebelum masuk, Kaivan melirik sekitar dan memastikan tidak ada siapapun yang melihatnya karena Kaivan merupakan peran utama di acaranya ini.
"Look around, Rex. Pastikan jangan ada yang tahu keberadaanku disini," ujar Kaivan sambil membuka pintu ruangan dengan gerakan kasar.
Ia masuk ke dalam ruangan itu dan menutup pintu. Baru saja Kaivan mengangkat pandangannya, wanita yang tadi duduk di salah satu kursi kini sudah bangkit berdiri dengan wajah yang marah bergegas melangkah cepat menggapai pintu ruangan. Kaivan menghalangi, menahan tubuh Karina yang sama sekali tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawannya. Karina mencoba menghempaskan tubuh Kaivan dan masih ingin menggapai pintu. Tetap tidak bisa.
"Jangan menghalangi," bisik Karina tajam, ia menepis ketika Kaivan menyentuhnya lagi. "Rex, open the door!"
Kaivan mengetatkan rahangnya, kini tangannya memegang erat lengan kiri Karina yang bebas. Pria itu menyentaknya sehingga kini Karina terdiam paksa akibat perlakuan itu, napasnya yang tidak beraturan kini menjadi pertanda kalau Karina terlalu lelah melawan. Ketika Karina meringis menahan sakit, Kaivan melepaskan tangannya.
"Apa tujuanmu menahanku sebenarnya? Bukannya kamu tadi yang menginginkan aku pergi? Aku sudah pergi dan kamu--"
"Arabella tidak memiliki salah apapun diantara permasalahan kita, Karina. Aku yang menginginkannya sejak kami bertemu untuk yang pertama kalinya, aku yang mendekatinya untuk memulai hubungan ini, aku yang mengajaknya untuk menikah dan Bella bukan seseorang yang bisa kamu deskripsikan sifatnya dengan sembarang seperti itu. Jadi menurutku kamu tidak memiliki hak untuk menilai Arabella seperti apa, dengan kamu seperti ini, menunjukkan bahwa kamu masih mengharapkanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies | END
ChickLitGetting to know Kaivan is bad luck for Karina. Karina loves that man--he has something that attracts her. But that something is called a sweet lies. "Every time I think, do I deserve to be side by side with you, Kaivan?" And then, marrying Kaivan mi...