Kaivan tidak tahu diri atau bagaimana?
Bisa-bisanya ia mengakui gadis kecil itu sebagai anaknya dengan Karina. Sepatutnya ia berkaca pada dirinya sendiri, pantaskah berprasangka seperti itu setelah apa yang ia lakukan pada Karina? Tetapi, ada perasaan yang membuncah, ia gelisah dan pikirannya benar-benar kacau saat ini.
Persetan dengan semua itu, tetapi anak bernama Mikhayla tersebut memang memiliki kemiripan dengannya.
Orang-orang mungkin tidak menyadarinya, tetapi Merly yang merupakan adik sekaligus teman dari masa kecilnya tahu bagaimana dirinya dulu yang justru seperti gadis kecil itu. Mikhayla hanya diwarisi mata indah Karina, namun dari segala kemiripan wajah, anak itu percis seperti dirinya ketika kecil. Tetapi tidak menampik satu hal bahwa ketika melihat Mikhayla, Kaivan seperti melihat Karina versi kecilnya. Walaupun wajah anak itu mirip sepertinya, tetapi dari segala warna kulit tubuh, pakaian yang dipakai dan gayanya sangat mencerminkan Karina. Kaivan mengerti karena ia terbilang lama bersama Karina.
Dua tahun mereka bersama dalam rasa yang sama. Rasa sayang yang belum pernah Kaivan berikan pada wanita manapun sebelumnya, rasa memiliki yang membuat Kaivan lebih protektif pada wanita dan rasa tidak ingin kehilangan wanita itu. Sebelum akhirnya masalah menyerang mereka di tahun berikutnya, dan Kaivan terlalu lemah untuk mengorbankan wanita yang tidak pernah ia sangka akan menemaninya selama itu dalam sejarah percintaanya, Karina paling lama. Dan Kaivan membuat Karina membencinya dengan mudah, sampai kini mengingat hal tersebut, membuatnya sangat menyesal.
Ketika acara ulang tahun Kiano selesai, ia buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Kaivan baru saja mengambil kunci mobil dan ponselnya. Ia tahu ia harus pergi kemana, maka ia tidak perlu lagi membuang waktu, ia ingin mendengar segalanya dari Karina. Persetan, wanita itu akan mengusirnya atau bahkan memakinya, membencinya, menamparnya, memukulnya ... Kaivan sudah tidak peduli. Ia akui ia memang pantas mendapatkan itu, karena apa yang dipikirkannya pada Karina selama ini tidaklah benar.
Demi Tuhan, Karina melahirkan anaknya. Kaivan sudah tidak bisa memikirkan apapun lagi, beribu-ribu penyesalan kini bersarang di kepalanya namun ia tidak yakin Karina akan menerima itu. Kaivan rasa hatinya mulai berfungsi lagi saat tadi sempat menangkap percakapan Mikhayla dengan teman-teman di sebelahnya.
"Akhirnya, Aaron! Aku dapat Barbie, gak perlu minta sama Mami. Pasti Mami senang, padahal aku deg-degan banget pas maju ke depan."
Ada anak perempuan lain di sebelah Mikhayla yang ikut nimbrung, "Memangnya kenapa, Khay? Aku selalu minta apapun sama Mommy-ku. Gak perlu susah payah kayak kamu tadi, Mommy-ku pasti bakal kasih apapun yang aku mau."
"Jangan sembarangan! Minta maaf!" sahut Aaron marah.
Mikhayla berkerut kening tidak suka. "Kamu sama aku beda, Cherry. Daddy Mommy-mu 'kan kaya, apapun pasti dikasih. Kalau aku nggak, aku cuma punya Mami--mm ... aku gak punya Papi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Lies | END
Chick-LitGetting to know Kaivan is bad luck for Karina. Karina loves that man--he has something that attracts her. But that something is called a sweet lies. "Every time I think, do I deserve to be side by side with you, Kaivan?" And then, marrying Kaivan mi...