[4] Die For You

1.5K 117 7
                                    

21+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21+

Suasana mobil saat ini hening, Karina memalingkan wajah ke samping pada pemandangan malam yang mulai sepi, begitu juga Kaivan yang tengah mengemudi dengan kecepatan yang cukup cepat karena jalanan juga sepi--pria itu memang tidak suka mengendara dengan kecepatan yang lamban. Tetapi Karina juga tak keberatan akan hal itu karena ia juga tidak ingin berlama-lama di mobil dan ingin segera sampai di kamar tidur dengan tubuh yang lebih segar, sebab entah ia rasa tubuhnya melelahkan dan butuh air dingin.

Masih teringat dalam benaknya bagaimana perlakuan Kaivan pada Bella, walaupun ia tidak ingin mengambil pusing dan sebenarnya tidak ingin ia bahas tapi tetap saja hal itu berputar terus di kepalanya. Ada rasa khawatir dalam dirinya. Karina tahu betul wanita seperti apa yang disukai oleh Kaivan dan ia bisa mudah menebak pada kejadian ini. Berusaha ia buang pikiran buruk itu, tapi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi tidak pernah Karina temukan pada waktu lain, sudah jarang ia melihat special treatment dari Kaivan pada wanita lain kecuali dirinya, tentunya.

"Why? What are you thinking about?"

Tiba-tiba Kaivan bertanya, ketika mereka sudah masuk ke dalam pekarangan luas rumah pria itu yang termasuk ke dalam salah satu kawasan perumahan yang dibanderol dengan harga selangit mengingat segala jenis properti di negara tersebut bernilai cukup tinggi.

Karina menoleh dan ia menggeleng. "Nothing."

Kemudian mereka sampai di depan pintu utama, Karina keluar lebih dahulu setelah supir pribadi Kaivan yang terkadang mengantar pria itu dalam keperluan mendesak membuka pintu mobil sebelahnya. Tak lupa ia ucapkan terimakasih dan juga senyuman. Setelahnya wajah cantik nan tegas itu kembali pada ekspresi datar. Pintu terbuka dan menghadirkan Lyn yang menunduk padanya, Karina menepuk pundak asisten rumah tangga tersebut menandakan sudah cukup--Lyn bisa mengangkat kepalanya kembali dan tidak perlu berlaku berlebihan padanya karena hanya di dalam rumah Kaivan ia merasa sangat dihormati--namun tak lama kemudian Lyn kembali menunduk sebab kehadiran Kaivan yang kini ada di belakangnya.

"Dimana Rex?"

Karina bisa mendengar Kaivan menanyakan Rex yang merupakan asisten pribadinya yang kemana-mana selalu menemani Kaivan--terlepas dari dunia pekerjaan sekalipun--entah Karina kurang mengerti mungkin karena dunia bisnis yang membuatnya harus terima resiko, sebab yang ia tahu banyak sisi gelapnya.

"Bub," panggil Kaivan mencoba menghentikan langkah Karina yang sudah akan masuk ke lorong menuju kamarnya.

"Hm?"

Kaivan mendekatinya, pria itu meraba punggungnya menarik dan mengikis jarak antar mereka. Ciuman Kaivan menyapa bibirnya, Karina tak menolak namun kedua tangannya tetap pada posisi semula--memegang clutch, tidak berniat ikut menarik tengkuk pria itu untuk memperdalam ciuman mereka. Namun saat lidah Karina hendak menyapa ke dalam mulut Kaivan, pria itu menjauhkan wajah perlahan dan mendekatinya lagi untuk mengecup singkat sebagai akhiran.

Sweet Lies | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang