Gabut

239 36 11
                                    

Sudah lama, anak-anak bang Hajime tidak menyapa kalian semua.

Sore itu sambil ngabuburit, tiga orang pemuda bengong merenungi Nasib di sebuah kelas yang udah kosong. Bukannya di hukum sama guru, mereka emang lagi gabut aja jadi enggan rasanya untuk pulang setelah selesai sekolah.

"heeeemmmm" keluh Reiner, salah satu orang yang tampak paling gusar.

"bosen nih. Gimana kalo kita main warewolf?" lanjut Reiner.

"boleh. Yang kalah minumnya dikobok ya?" jawab Eren yang saat ini duduk selonjoran di kursi yang dia jejer tiga baris sambil main game di hp nya.

"Tcuih malas. Udah gak jaman lagi main warewolf. Lagian kita Cuma bertiga doang." Jean menanggapi percakapan mereka.

"Ya trus apa ide lo? Gue bosen banget." Kata reiner.

"ya ngapain kek, kita jalan-jalan kemana gitu biar gak suntuk." Kali ini Jean yang ngide.

"Dih, capek. Ntar haus. Kalo lo mau gendong gue mah gue gas aja."

"lo mah ngeluh mulu Ren." Sewot Reiner pada Eren sebab dia gak setuju sama semua ide kedua temannya.

Eren bangkit dari duduk selonjornya. Hpnya dia simpan di kantong celana.

"yaudah. Kita jalan-jalan sampe buka puasa nanti." Ucap Eren kemudian.

"nah gitu dong." -reiner.

Ketiga pemuda itu pun jalan keluar kelas. Di Lorong sekolah, dari kejauhan, mereka melihat seseorang berjalan ke arah mereka.

"siapa dia? Bentuknya abstrak sekali." Gumam Jean sambil menyipitkan mata.

Orang yang disebut abstrak itu lalu melepas sepatunya. Bersiap melayangkannya tepat ke muka jean.

"wei, con lo mau kemana?" Tanya Eren.

Connie memakai kembali sepatunya. Sayang kalo sepatu mahal air jordannya harus mendarat di muka jean.

"gw mau ikut kalian menggabut." Ucap Conny kemudian.

"Gabut juga lo? Yaudah sih join kita aja." Sambung reiner

"Kalian mau kemana? Ke kebun ya?" -Connie.

"ngapain ke kebun, pe'a. kek gak ada tempat lain aja gitu lo nebaknya." Jean mulai agak kesal.

"habisnya muka kalian kaya petani." Jawab Connie ngasal.

"astaghfirullah Connie, mengapa demikian anda menyebut kami petani? Km mau manghina petani?" Eren

"gue gak menghina, emang dimana letak hinaan di kalimat saya?"

"sudah, sudah. Daripada ribut membuat kalian capek, mending tentukan kita mau jalan kemana?" Ucap Reiner sebab tak dirasa mereka udah sampai di gerbang sekolah.

Jean merem sambil memasang pose berpikir. "cari takjil?"

"buka masih tiga jam lagi." Kata Eren. "ke mall aja mall." Sambungnya kemudian.

"Gak gabisa. Nanti gue khilaf ngabisin duit buat main-main." Jean menolak.

"ke kebun ?"

Reiner lalu miting kepala Connie biar bisa digebukin sama Eren dan Jean.

"berdasar perhitungan gue, gak ada salahnya kita cari takjil sekarang. Asalkan cari takjilnya ke kota sebelah."

Kali ini giliran Connie yang nampar kepala Reiner. Mereka berempat gak ada ide mau jalan kemana. Di depan gerbang sekolah sore itu mereka berdiri sambil bengong. Akhirnya mereka tetap menggabut, Cuma pindah tempat aja.


ada yang punya ide kira-kira mereka harus ngabuburit kemana?








.

.

sama kaya judulnya, saya cuma gabut. TBH aku pengennnnnn banget lanjutin zombie2nya tapi keknya belum bisaa.

btw bakal masih ada yang baca bab ini gak ya,, kurasa readersnya udah ilang semua hhe.

Kuy cari takjil bagi yang berpuasa!


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Welcome To SMA ShingekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang