Setelah cukup lama menikmati festival, mereka akhirnya beranjak dari sana. Asta ingin langsung mengantar Shela pulang, tetapi di tengah perjalanan, hujan deras seketika mengguyur kota Bandung, membuat pria itu membatalkan niatnya.
"Kita berteduh di warung itu dulu," tunjuk Asta pada salah satu warung makan yang terletak di pinggir jalan.
"Iya," balas Shela sedikit berteriak. Tak ingin jika suaranya terhalang derasnya hujan.
***
Warung itu tidak terlalu ramai, membuat mereka leluasa untuk beristirahat sebentar seraya menunggu redahnya hujan. Asta sangat mudah kedinginan, itulah yang menjadi alasan mengapa pria itu tidak menyukai hujan.
"Hujan-hujan gini, enaknya makan mie instan, Dek," ujar pemilik warung sembari mencabut janggutnya menggunakan pinset bengkok berwarna perak.
"Pesan satu deh, Pak," balas Asta. "Mie instan rasa soto."
"Pacarnya enggak sekalian dibeliin?" tawar si pemilik warung.
"Enggak usah, Pak," tolak Asta tanpa menyangkalnya. Ia pernah membaca di internet bahwa penderita gagal ginjal tidak boleh memakan mie instan secara berlebihan. Makanya pria itu mempersiapkan bekal untuk Shela sebelum ia berangkat.
"Lo makan ini aja," suruh Asta mengeluarkan tempat makan berukuran sedang dari raselnya.
"Lo bisa baca masa depan?" tanya Shela polos.
"Hah?" bingung Asta.
"Lo bisa tau kalau kita bakal terjebak hujan terus berteduh di sini," jelas Shela.
"Ini namanya persiapan, bukan baca masa depan," balas Asta. "Lagian bukannya bilang makasih malah asal tuduh," sambungnya.
Gadis itu membuka kotak makanan yang diberikan Asta. "Iya. Makasih Asta si penjaga yang penuh persiapan," ucap Shela tersenyum simpul.
Shela sangat menikmati makanan yang diberikan Asta. Namun, gadis berkulit putih pucat itu, masih tergiur saat melihat semangkuk mie instan yang ada di hadapan Asta.
"Minta dikit, dong," pinta Shela dengan nada memelas.
"Enggak boleh kata google. Gue habis cari tahu," jujur Asta.
"Ya udah," pasrah Shela. "Padahal gue pengen banget ngerasain makan mie instan," sambungnya sedikit memelas.
Asta menghela napas panjang, "Cobanya satu sendok aja," ucap pria itu. Asta sama sekali tak mampu untuk menahan rasa ibah dalam batinnya.
Mereka berdua pun menikmati hidangan makanan yang ada di hadapannya sembari menunggu hujan redah. Tidak lama setelah itu, Asta dan Shela kembali melanjutkan perjalanan pulangnya.
***
Mereka berdua akhirnya sampai di rumah Shela. Namun, Asta dan Shela mendapati pemandangan yang cukup janggal. Terlihat seorang pria dengan kemeja hitam tengah duduk di teras rumah sambil memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astala [Hiatus]
Teen FictionMengidap penyakit gagal ginjal di usia muda, membuat kehidupan Shela tidak seperti remaja pada umumnya. Untuk menggantikan ginjalnya yang sudah tidak berfungsi dengan baik, gadis itu harus melakukan cuci darah rutin. Hal monoton seperti ini membuat...