Part #17: Food Truck

60 24 3
                                    

Shela memperhatikan lukisannya dari berbagai sisi, memastikan bahwa tidak terdapat kesalahan sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shela memperhatikan lukisannya dari berbagai sisi, memastikan bahwa tidak terdapat kesalahan sedikit pun. Gadis itu terlihat begitu senang setelah berhasil menyelesaikan lukisannya, tetapi di saat yang bersamaan Shela juga bingung sebab belum menentukan kapan ia akan memberikannya pada Asta.

Shela membuka ponsel pintarnya, sembari membaringkan tubuhnya di atas singel bed miliknya. Gadis itu mencoba mencari ide-ide menarik di sosial media, tetapi ia belum menemukan hal yang dapat memuaskan ekspektasinya. Shela pun mencari dan terus mencari, bukannya menemukan cara untuk memberi lukisannya pada Asta, gadis itu malah terpaku pada poster food truck yang menurutnya unik.

"Food truck keliling Indonesia, akan melintasi kota Bandung." Shela masih terus membaca poster itu. "Tanggal lima belas sampai delapan belas Juli. Bergabung bersama kami untuk menikmati makanan nusantara!"

"Besok dong?" serunya.

Gadis itu sangat ingin pergi dan mencoba makanan dari berbagai daerah, tetapi ia takut meminta izin. Terlebih, penyakit gagal ginjal yang ia derita membuatnya tidak boleh mengkonsumsi sembarang makanan. Hal itulah yang membuat Shela mengurungkan niatnya.

***

Pukul tujuh tepat, tiba waktunya bagi Widia membangunkan putri semata wayangnya untuk sarapan.

Tok ... tok ...

Widia mengetuk pintu kamar Shela berulang kali, tetapi tidak ada jawaban dari putrinya. Wanita paruh baya itu pun langsung membuka pintu menggunakan kunci cadangan miliknya, khawatir bila kejadian tempo hari terulang kembali.

Widia memandangi anak semata wayangnya yang masih tertidur lelap di atas singel bednya. Ia pun menghampiri Shela, menepuk-nepuk pipinya lembut, dengan harapan putrinya dapat segera sadar dari alam mimpi.

"Food truck!" teriak Shela berhasil membuat ibunya terkejut.

"Food truck?" heran Widia. "Kamu masih mimpi?" tanya Widia memastikan.

"Enggak, Mah. Sekarang Shela udah bangun," ucap Shela dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya.

Shela beranjak dari tempat tidurnya dengan langkah yang tidak seimbang. "Ayo, Mah. Waktunya sarapan," ajak Shela.

"Kumpulin kesadaran dulu, nanti di tabrak food truck loh," ujar Widia sedikit bercanda.

Bruk ...

Tawa widia seketika pecah saat melihat kening putrinya berbenturan dengan tembok.

"Aduh!" rengek Shela.

"Udah dibilangin, masih ngeyel, beneran ketabrak, kan," ucap Widia. "Sini biar Mamah tuntun ke meja makan," sambungnya tersenyum tipis.

***

Astala [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang