Third-Strange

585 86 0
                                    

"Apa hari ini akan dapat surat?" Tanya Regna pada dirinya sendiri sambil melahap sendok penuh bubur.

"Aku sendiri sudah pasti dapat, mereka sangat khawatir dari aku kecil." Yang dibicarakan pun datang segerombol burung hantu datang mencari pemiliknya untuk memberikan surat.

Elyse sendiri dapat, kedua temannya namun Regna memiliki bingkisan dari orangtuanya yang berisi suplemen muggle yang sudah diizinkan oleh kepala sekolah.

"Waww, siapa yang bertukar surat denganmu?" Tanya Piera melihat amplop di genggaman Elyse.

"Dari nyonya rumah, aku tinggal terpisah dengan Snape baru-baru ini. Katanya aku meninggalkan catatan ku dan dia juga akan mengirimkan sekotak biskuit." Datang lagi burung hantu yang tak ia kenali, membawakan kotak berukuran sedang.

"Cepat sekali, kenapa tidak satu burung?" Elyse bingung tapi tetap ia buka bungkusan itu, catatan harian dan biskuit yang Mrs. Figg janjikan.

"Keliatan enak, boleh aku memakannya?" Piera menyantapnya terlebih dahulu bahkan sebelum Elyse mengizinkan.

"Itu mencuri namanya." Regna tertawa setelah membuat Piera kesal.

"Kenapa kesal, kau sendiri yang menyatakan dirimu pencuri." Elyse berkata demikian membuat kedua temannya heran.

"Kenapa dengan kalian? Benar bukan mencuri itu bukan hal baik?" Tetap tersenyum ramah walau Elyse sendiri juga heran dengan setiap kalimat yang ia lontarkan.

"Ahh maaf aku ada kelas tanpa kalian hari ini, bertemu lagi nanti ya." Mulutnya terus berbicara dan jalannya tak terarah, hanya ekspresinya yang bisa ia kendalikan.

Mencoba meminta maaf dengan ekspresi dan memohon agar mereka paham, tapi itu tak ada gunanya tak ada orang yang akan berusaha memahami kita itulah yang menjadi kesimpulan Elyse.

Setelah kelas rune kuno selesai, Elyse mencoba menghampiri kedua temannya yang juga ingin ke kelas Transfigurasi.

"Hei, apa kelas ramalan menyenangkan?" Sapa Elyse tiba-tiba yang membuat mereka terkejut.

" Ah, El." Gagap Regna yang disalah artikan oleh Elyse.

"Apa tadi pagi aku membuat kalian kesal? Maaf aku tidak tau kenapa bisa begitu, kata itu tiba-tiba terucap. Aku merasa seperti tidak bisa mengendalikan diri." Pandangannya tertuju pada lantai yang ia pijak.

"Hei kenapa kau ini, apa salahnya perkataanmu pagi tadi. Salahmu adalah mengejutkan kita barusan, malahan pagi tadi itu aku yang salah." Balas Piera.

"Ya benar, kau tadi dicari kepala asrama." Alih Regna yang mulai memimpin jalan mereka menuju kelas.

"Katanya kau akan dijadikan sekeer kalau beneran ikut Quidditch, aku cukup iri tau!!" Piera dengan wajah cerianya.

"Bagaimana bisa kau iri dengan ceria begitu, setidaknya marah lah." Kesal Elyse.

"Aku begini karena senang bisa satu tim denganmu, kau tau kan aku selalu terintimidasi oleh senior karena masuk tim inti. Sekarang ada kamu yang akan ikut terintimidasi juga, jadi berbagi perasaan kita." Wajah mesum diperlihatkan pada Elyse.

"Aku masih normal nona." Jijik Elyse melihat temannya.

"Apasihh, kita kan sudah tiga tahun bersama masa begitu ekspresinya." Goda Piera membuat Elyse menjauh darinya dan memilih berjalan disebelah kanan Regna.

"Sudahlah, pie kau tidak menyadari Elyse berubah ya. Dia dulu anak yang setenang air, sekarang mungkin air terjun." Ucap Regna.

"Apa maksudnya? Aku tidak tenang lohh." Sanggah Elyse dengan muka datarnya.

"Ihhhh mirip Snape." Ejek Piera.

"Apanya yang mirip?" Elyse mengkerut kan dahinya.

"Mukanya!" Jawab Regna.

"Mana mungkin." Elyse mengangkat salah satu sudut bibirnya.

"Kau kan anaknya, pasti mirip." Heran Regna.

"Aku itu mirip ibu, sudahlah kalian yang tak tau apapun itu jangan membual tentang hidupku. Lagian cantik begini dibilang mirip sama laki-laki." Sombong Elyse.

"Cantik sekali Sampai mau muntah mendengarnya." Tiba-tiba bocah tak di inginkan datang dengan kedua temannya yang hanya tertawa.

"Hei bodoh, pergi saja sana pirang sialan." Geram Elyse.

"Pirang keren barhbenar." Dia membenarkan diri.

"Setidaknya berkaca dahulu klimis." Elyse memberikan kaca lipatnya pada Draco dan menarik pergi kedua temannya.

_______________________________________________

Pukul 14.55 di pondok Hagrid.

Usai pembelajaran ramuan, Harry dan Ron pergi menemui Hagrid. Menyeberang halaman, Hagrid tinggal di dalam rumah papan kecil di tepi Hutan Terlarang. Sebuah busur model kuno dan sepasang sepatu-luar karet ada di depan pintu.

Ketika Harry mengetuk, mereka mendengar garukan kaki dan gonggongan keras.

"Mundur, Fang-mundur." Suara keras Hagrid terdengar dan terlihat wajah Hagrid yang besar berbulu muncul di celah selagi dia membuka pintu.

Hagrid menyuruh mereka masuk, seraya memegangi tengkuk anjing hitam raksasa.

Hanya ada satu ruangan di dalam. Daging-daging panggang bergantungan di langit-langit, ada ceret tembaga dengan air mendidih di atas perapian terbuka, dan di sudut ada tempat tidur besar dengan kulit kain perca terbeber di atasnya.

"Anggap saja rumah sendiri," kata Hagrid, sambil melepas Fang yang langsung melompat mendekati Ron dan menjilati telinganya. Seperti Hagrid, Fang ternyata tidak semengerikan penampilannya.

"Ini Ron," Harry memperkenalkan Hagrid dengan Ron yang dimana Hagrid sedang menuang air mendidih ke dalam teko teh besar dan menaruh kue bolu keras di atas piring.

"Weasley lagi, eh?" kata Hagrid, melirik bintik-bintik di wajah Ron. "Kuhabiskan separo hidupku mengejar kakak kembarmu agar jauh-jauh dari Hutan.

Bolu keras itu nyaris mematahkan gigi mereka, tetapi Harry dan Ron berpura-pura menikmatinya sementara mereka menceritakan kepada Hagrid tentang pelajaran-pelajaran pertama mereka. Fang meletakkan kepala di atas lutut Harry dan liurnya berleleran di jubah Harry.

Harry menceritakan kepada Hagrid pelajaran Snape. Seperti halnya Ron, Hagrid menasihati Harry agar tidak mencemaskan hal itu. Snape memang tak menyukai hampir semua murid.

"Tetapi dia kelihatannya benar-benar membenciku."

"Omong kosong! Kenapa dia harus benci padamu? Anaknya saja suka terhadapmu." Ucap Hagrid tak memandangi Harry.

Meskipun demikian, Harry tak bisa membuang pikiran bahwa rasanya Hagrid tidak menatap matanya ketika mengatakan itu.

Que Será, SeráTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang