Second-Christmas

781 119 0
                                    

Musim dingin tiba, hari ini hari dimana para murid akan berlibur untuk berkumpul dengan keluarga.

Setelah keluar dari Hogwarts dan menaiki kereta dari Hogsmeade station menuju king cross station.

Ini liburan Natal pertama Elyse dalam dua tahun sekolah di Hogwarts, dengan janji Snape sebulan yang lalu dia bebas mengelilingi Inggris dengan uang saku tak banyak tapi cukup untuk Elyse seorang.

"Ini libur natal pertama mu kan Ely, aku tau Snape tidak pulang jika mau berkunjunglah ke rumahku kita merayakan natal bersama." Undang Regna pada Elyse yang sibuk memperhatikan sekitar yang sudah mulai memutih.

"Saat natal aku ingin mengunjungi seseorang, maaf tidak bisa datang." Tolak Elyse

"Kau merayakan natal bersama dia?" Tanya Piera yang seperti curiga Elyse mempunyai gebetan.

"Tidak aku merayakan nya sendiri, hanya saja aku ingin memberi Hadiah padanya." Dia pegang erat kotak di pangkuannya.

"Apa itu untuk kekasihmu? Siapa memangnya? Siswa Gryffindor itu?" Pertanyaan beruntun dari Regna membuat Elyse kesal.

"Tidak, bukan untuk kekasih. Ini kuberikan pada seseorang yang lebih penting dari seorang kekasih." Membelai pelan kotak itu sambil tersenyum.

Kembali pandangannya ia pusatkan pada pemandangan luar kereta, menyandarkan kepalanya sampai dia terlelap.

"Aku tak tau Lily punya anak perempuan" menurunkan seorang gadis kecil itu dan dibawa masuk ke dalam rumahnya, yang ditanya sendiri hanya diam sambil mengikuti pria itu.

"Kau bisa bicara?" Sarkasnya

"Aku tak bisa memberitahukan nya kepadamu, panggilkan John aku hanya mau dia." Gadis itu mendongak melihat pria itu dengan tatapan kosong.

"Perjelas lagi namanya." Titah pria itu dengan dingin.

Pintu rumah mendapatkan gedoran cukup kencang, pria itu membuka dengan hati-hati. Tamunya hari itu adalah seorang pria dengan rambut merah.

"Suatu-hal apa yang membuat mu kemari?" Diejanya kata perkata dalam pengucapannya.

"Kau membawanya kan? Kemarikan dia!" Tamunya memaksa masuk dengan mendorong dirinya tapi gagal.

"Jangan seenaknya dengan rumah seseorang." Saat ingin menutup pintu tamunya menahan pintu itu agar tetap terbuka.

"Kau boleh tinggal dengannya, kau tau aku siapa dan aku juga tidak ingin melukainya biarkan aku menemuinya saja." Mohon nya.

"Menyakiti?"

"Ouhh...intinya setelah aku bertemu dengannya aku akan pergi."

Membutuhkan beberapa saat untuk membuat keputusan, yang pada akhirnya dia memperbolehkan tamunya masuk.

"John....." Gadis kecil itu melompat dalam pelukan pria itu.

"Aku merindukanmu!!" Elyse berdiri dan bangun seketika dari tidurnya, melihat kedua temannya yang sedang tidur juga tak jadi malu.

"Aku melewatkan troli, tahan saja sampai king cross nanti." Duduk sambil mengusap keringat dingin di keningnya.

"Permisi, aku dengar kau melewatkan troli."suara laki-laki ini, suara yang sangat ia kenal.

Pandangannya langsung tertuju pada matanya, benar tak salah orang dia. Tatapannya terpaku sangat dalam menyelam kedalamnya.

Berdiri seketika, menata rambut dan pakaian yang sekiranya belum rapi untuk menghadapi dia. Rona merah tipis menghiasi pipinya.

"Oh maaf, aku mengejutkan mu?" Tanyanya tak enak dengan Elyse.

"Ti-tidak sama sekali, kurang sopan berbicara dengan senior yang berdiri dan diriku tetap duduk." Senyumnya merekah.

"Tidak apa, santai saja. Tadi aku hanya sedikit mendengar kau melewatkan troli, sepertinya kamu tidak membawa apa apa dari kastil ini aku akan kue labu dari troli makan saja ini." Dia memberikan bungkusan itu pada Elyse.

"Tidak usah emm...."

"Oliver, Oliver Wood. Panggil saja Oliver, kau Elyse bukan?" Tanyanya sambil menarik ulang bungkusan itu.

"Ya aku Elyse." Dia tersenyum tersipu malu, tak menyangka pria didepannya ingat namanya.

"Oh iya, maaf ini terima saja lagian aku tadi membeli kebanyakan." Oliver menyodorkan kembali apa yang ia pegang dan diterima dengan baik oleh Elyse.

"Akan kuganti harganya, sebentar." Ingin berbalik badan mencari dompetnya, tapi dia ditahan untuk tidak mengambilnya.

"Tak apa, anggap itu hadiah Natal dariku. Aku pergi dulu, temanku pasti mencariku." Ucapnya dengan pergi dari sana, Elyse mengikuti sampai pintu kompartemen melihat punggung Oliver yang semakin menjauh.

"Ekhemm, musim semi datang untuk Elyse disaat salju turun." Suara Regna yang sedikit bernada itu membuat Elyse tersadar dan menoleh kebelakang mendapati kedua temannya yang sedang cekikikan.

"Tidak ada musim semi seperti itu, aku hanya bersikap baik saja." Kesal di olok Elyse duduk kembali sambil memalingkan wajahnya dari kedua temannya.

"Perkataan seolah menolaknya tapi tubuh lah yang menunjukkannya." Ucap Piera tak henti menggoda Elyse.

"Sudahlah akui saja perasaan itu." Saran Regna yang tambah membuat jengkel Elyse.

"Nggak ini bukan perasaan seperti itu!!" Kekeh Elyse.

"Oke itu terserah mu tapi sekarang jangan lupa jika sebentar lagi kita sampai, persiapkan barang bawaan mu."

Kereta sampai pada malam hari, Leaky Cauldron menjadi tempat pertama untuk Elyse bermalam. Sempat ingin tinggal di rumah seperti hari libur tapi tidak diperbolehkan Snape.

Tiduran di kamar penginapan, buka buku bacaan untuk mengurangi bosan tak bisa tidur lagi sejak di kereta.

Di tengah malam dia mulai mengantuk dan pagi buta baru dia tertidur, entah kapan lagi ia bangun dan menyadari jika terlambat memberikan kotak itu pada adiknya.

Que Será, SeráTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang