End of First Year

1.3K 183 1
                                    

Dua Minggu berlalu, libur natal dan tahun baru selesai. Malam itu semua murid berkumpul di great hall untuk menyapa teman-teman mereka dan juga untuk makan malam.

Semua berbincang menceritakan pengalaman liburannya kecuali yang tidak pulang termasuk Elyse yang dengan tenang mendengarkan kedua temannya yang sibuk bercerita.

Tatapan sendu dan pikiran kemana-mana, dia tidak fokus sama sekali dengan kegiatannya saat itu bahkan pidato sambutan HeadMaster tidak ia dengarkan.

Satu pikiran melintas, dan itu tentang bagaimana jika tidak ada ramalan maka keluarga nya akan aman-aman saja. Namun dilain sisi jika tidak dibunuh Voldemort dia akan menjadi bahan omongan karena anak diluar nikah kedua orangtuanya.

Banyak makanan tersaji dimeja, dia tidak menyentuk sedikitpun. Nafsunya hilang entah kemana dan memilih pergi dari sana, dia mendapatkan tatapan aneh dari beberapa teman dan Snape.

Pergi ke common room dan menenangkan diri melihati hutan terlarang dari jendela sambil menunggu temannya selesai makan.

"Aku tidak menyesali keputusan mengikuti Snape, tapi cukup disayangkan jika hanya karena ramalan yang belum pasti itu keluarga ku hancur."

"Bayangan akan masa lalu masih menghantui hingga kini, jika aku tidak memaksa ayah ibu mengijinkan ku untuk bermalam digereja mungkin aku bisa bersama mereka."

"Sadarlah Ely. Ini keputusan tepat, kau bisa melindungi adikmu, keluarga terakhir mu!" Elyse menampar dirinya cukup keras untuk menyadarkan dirinya sendiri. Pergi menuju asrama untuk menggapai mimpi, berdoa untuk mimpi indah dimalam itu.

Esok harinya di kelas Transfigurasi yang dibimbing oleh profesor McGonagal, mempelajari mantra untuk mengubah patung kecil menjadi burung Avifors.

Temannya duduk berdua dia tak punya teman duduk lagi kecuali dengan siswa Hufflepuff, Elyse duduk disebelahnya dan mulai memperhatikan profesor yang akan menjelaskan.

"Selamat pagi. Hari ini kita akan mempelajari mantra transfigurasi yang dikenal sebagai Avifors. Avifors akan memungkinkan Anda mengubah objek kecil ⁠- seperti bagian patung ini ⁠- menjadi burung." Prof. McGonagal mempraktekkan dahulu dan menyuruh muridnya mencoba.

"Ely, kudengar kau tidak pulang saat liburan Natal? Apa tak membosankan tanpa teman di sekolahan." Siswa di sampingnya mengajak Elyse berbicara.

"Membosankan memang, tapi mending tinggal dan menikmati kebosanan daripada harus tinggal di Malfoy manor dengan Mr. Malfoy yang sangat menyebalkan! Bagaimana liburanmu ced?" Jawab Elyse dengan berbisik agar tak ketahuan.

"Kau cukup dekat dengan keluarga Malfoy ya, untuk liburan ku menyenangkan tentunya" Cedric memandangi wajah Elyse yang sedang fokus pada penjelasan profesor McGonagal.

"Jika bukan karena ayahku aku juga tidak dekat dengan mereka, dan perlu kau ketahui aku bukan Death Eater." Elyse menolehkan pandangannya pada Cedric yang sedang memperhatikannya.

"Liburan musim panas nanti kau bisa datang ke rumahku jika kau mau." Tawar Cedric padanya, Elyse cukup tergiur tapi dingan penuh keyakinan Snape tidak mengijinkannya.

"Kita tidak terlalu dekat untuk bermain bersama." Percakapan mereka terhenti saat itu juga karena kelas sudah selesai.

Jujur saja jika Elyse mempunyai kelas ramuan setelah Transfigurasi tapi dia enggan untuk bertemu Snape dengan begitu dia memilih membolos ke perpustakaan.

_________________________________________

Akhir Juni tiba, esok hari mereka semua tak terkecuali akan liburan musim panas selama 2 bulan penuh.

Saat ini akhir semester di great hall semua murid menempati meja masing-masing asrama dan mulainya pengumuman House Cup tahun ini.

"Attention, malam ini adalah malam terakhir untuk semester kalian dan untuk para kelas tujuh selamat atas kelulusannya. Pada malam ini aku mengumumkan pemenang House Cup tahunan." HeadMaster berdiri di podium berpidato didepan.

"Urutan ke empat Hufflepuff dengan 320 poin, selanjutnya Ravenclaw dengan 350 poin, Gryffindor dengan 400 poin, dan selamat untuk Slytherin sebagai pemenang House Cup tahun ini dengan 410 poin." Riuh suara tepukan kegembiraan dari para Slytherin yang terlihat sombong dengan kemenangan mereka.

"Listen, selamat untuk asrama yang menang dan selamat makan." Banyak makanan muncul di meja, semua menikmati hidangan yang tersaji.

"Kalian berlibur kemana? Keluarga ku berencana pergi ke Prancis." Ucap Regna sambil makan makanannya.

"Kalau aku akan ke Hawai, sebenarnya cukup bosan sudah beberapa kali aku berlibur kesana." Sedih Piera akan liburannya nanti.

"Melihatmu bersedih membuat ku terhina, aku saja tidak kemana-mana mungkin paling jauh ke Diagon Alley." Ucap Elyse yang mendapatkan tatapan tak enak dari Piera.

"Maafkan aku elyy, aku berjanji akan menikmati liburanku kali ini!" Dia berdiri dengan semangat mendapatkan gelak tawa dari kedua temannya.

"Nah gitu....aku sangat menantikan cerita kalian!" Elyse tersenyum dengan lembut mereka melanjutkan perbincangan setelah selesai pergi ke asrama dan istirahat.

Esoknya mereka turun dan membawa semua barang mereka masing-masing, sarapan dahulu sebelum dipulangkan dengan kereta.

Dibimbing menuju Stasiun Hogsmeade dan menaiki kereta Hogwarts Express pagi itu juga berangkat sampai di king cross station.

Semua murid disambut baik oleh keluarga mereka, Elyse malah mendapat pria berambut platina panjang menampakkan wajah sombongnya.

"Hallo Elyse, aku cukup sibuk untuk menunggu mu tapi Snape memaksa untuk membawamu pulang ke rumahku." Ucap pria itu dengan angkuh.

"Maaf jika merepotkan, maka dari itu aku akan tinggal saja di Spinner's end." Saat ingin melewati pria Malfoy itu dia ditahan oleh tongkat yang Lucius bawa.

"Tunggu, apa kau bermaksud ingin pergi setelah aku menunggu lama disini tanpa hasil apapun? Tentu tidak gadis kecil, pegang tanganku!" Lucius membawa Elyse ke Malfoy manor dengan Apparate.

Sampai di tujuan, beruntungnya tidak terjadi Splinching. Tapi Elyse yang bahkan belum pernah mencoba portkey dia muntah-muntah selama beberapa waktu, Lucius memanggil Dobby untuk mengurus Elyse yang tengah terduduk lemas di tanah.

Que Será, SeráTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang