Third-Selection

568 78 1
                                    

Kericuah terjadi di great hall yang dengan mudah dihentikan oleh kepala sekolah dan menanti oara murid tahun pertama masuk, pintu besar itu dibuka perlahan.

Para murid baru masuk dengan profesor Mcgonagal didepan mereka dengan membawa gulungan perkamen digenggamannya.

"Lihat anak tadi! Dan itu lihat Harry Potter kan?!" Piera menunjuk gadis rambut semak-semak dengan Harry yang bersama laki-laki berambut merah yang ia tebak seorang Weasley.

"Sudahlah, setiap orang itu berbeda. Kau juga di mata orang lain pasti orang aneh, begitupun aku." Nasehat Elyse untuk temannya.

"Kau kan menganggap semua maklum padahal banyak yang tidak maklum untuk dilihat, dia pasti muggle born seperti ku." Jawab Piera.

"Jadi kau mengakui dirimu mirip dia? Yasudah ngapain kau mengolok dia." Timpal regna yang mendapat anggukan dari Elyse.

Namun saat gadis tadi melewati barisan Elyse, mereka mendengar pernyataan dari gadis itu yang menjelaskan tentang langit-langit great hall pun saling memandangi satu sama lain.

"Miss know it all." Ucapnya serentak, Regna dan Elyse juga mulai terpengaruh Piera karena gaya bicara dari gadis tadi.

"Yakann!! Apa kubilang?!" Sombong Piera.

"Walaupun begitu dia pasti anak baik, semoga saja dia tidak dapat rundungan dari senior maupun para pureblood Slytherin." Doa Elyse untuk gadis tadi.

"Kalian itu suka sekali ngomongin orang, kuakui pendengaran kalian yang terhebat!!" Kagum Roger yang tengah duduk disamping Piera

"Aku tidak pernah ikut." Elak Elyse dan kembali memperhatikan jalan anak tahun pertama.

'merlin, aku tidak tahan untuk memeluknya' batin Elyse sambil melihat Harry yang sudah jauh kedepan.

Namun bocah tengil berambut platina itu malah menarik topi Elyse sampai terlepas, membuat dia malu dan dibalas jari tengah untuk bocah itu.

"Pff, kau kenal dia El?!" Tanya Regna menahan tawa melihat temannya sedang kesal.

"Ngapain juga kenal dengan si tengil Malfoy." Kesal Elyse melirik tajam Draco yang sudah di depan yang juga berbalik badan menjulurkan lidahnya.

Perhatian mereka teralihkan ke topi yang tiga  tahun lalu menyeleksi mereka, melihat kebingungan siswa tahun pertama mengingatkan mereka saat pertama kali memakainya.

Profesor McGonagall meletakkan bangku berkaki empat di depan murid-murid kelas satu. Di atas bangku itu diletakkannya topi sihir berujung runcing. Topi itu sudah bertambal, berjumbai, dan kotor sekali.

Selama beberapa detik, hanya ada kesunyian total. Kemudian topi itu meliuk. Robekan di dekat tepinya membuka lebar seperti mulut dan topi itu mulai menyanyi

'Oh, you may not think I'm pretty, But don't judge on what you see,
I'll eat myself if you can find
A smarter hat than me. You can keep your bowlers black,
Your top hats sleek and tall,
For I'm the Hogwarts Sorting Hat
And I can cap them all.
There's nothing hidden in your head
The Sorting Hat can't see,
So try me on and I will tell you Where you ought to be.
You might belong in Gryffindor, Where dwell the brave at heart,
Their daring, nerve and chivalry
Set Gryffindors apart; You might belong in Hufflepuff
Where they are just and loyal,
Those patient Hufflepuffs are true
And unafraid of toil; Or yet in wise old Ravenclaw,
If you've a ready mind,
Where those of wit and learning,
Will always find their kind;
Or perhaps in Slytherin You'll make your real friends,
Those cunning folk use any means To achieve their ends.
So put me on! Don't be afraid! And don't get in a flap!
You're in safe hands (though I have none) For I'm a Thinking Cap!'

Seluruh Aula meledak dalam tepuk tangan riuhrendah ketika topi itu mengakhiri nyanyiannya. Topi itu membungkuk ke arah empat meja dan kemudian diam lagi.

"Yang disebut namanya harap maju dan memakai topi, lalu duduk di atas bangku untuk diseleksi." Kata profesor Mcgonagal membuka gulungan perkamen dan membaca satu-satu nama yang tertera disana

"Susan Bones!"

"HUFFLEPUFF!" teriak si topi lagi, meja sebelah kanan bersorak dan bertepuk tangan. Susan berlari untuk duduk di meja .

"Terry Boot!"

"RAVENCLAW!"

Meja kedua dari kiri ganti bertepuk kali ini, beberapa anak Ravenclaw berdiri untuk berjabat tangan dengan Terry ketika dia telah bergabung dengan mereka.

"Hermione Granger!" Gadis rambut semak yang sudah ditandai Regna dan Piera terlihat sedang lari ke bangku dan dengan bersemangat memasang topi di kepalanya.

"GRYFFINDOR!" teriak si topi, meja di ujung kiri pun bersorak-sorai menyambut datangnya gadis muggle born tadi.

"Mukanya biasa saja lahh...itu mata bisa-bisa berputar 360⁰ lalu menggelinding keluar." Roger memperingati Regna dan Piera yang melirik tajam Hermione sedangkan Elyse tengah fokus dengan seleksi menunggu bagian Harry.

"Kalian itu, jika tak suka jangan di perlihatkan secara terang-terangan cukup kau saja yang tau." Timpal Elyse dengan pandangan tetap mengarah ke seleksi dan kemudian, akhirnya.

"Harry Potter!" Saat Harry melangkah ke depan, bisik-bisik tiba-tiba menjalar seperti api yang mendesis di seluruh aula.

"Potter, dia menyebut begitu?"

"Si Harry Potter yang itu?"

"Lihat itu, imut sekali dia." Kagum Piera.

Dapat Elyse lihat, Harry memakai topi itu dan cukup lama untuk topi itu menentukan dimana Harry harus ditempatkan.

"GRYFFINDOR!"

Mendengar keputusan si topi Elyse melepas nafas lega, walau tidak sesuai harapannya dimana Harry juga ke Ravenclaw tapi dia bersyukur adiknya tidak masuk Slytherin.

Harry mencopot topinya dan berjalan dengan gemetar menuju meja Gryffindor, dari meja Ravenclaw, Elyse melihat Harry dan mendapatkan atensi anak itu.

Sontak ia menampilkan senyum tulus dan bahagia akan kebahagiaan Harry, tak disangka pula dia mendapatkan balasan.

"Kami dapat Potter! Kami dapat Potter!" Sorak hantu berkerah rimpel dengan julukan Nick-Si-Kepala-Nyaris-Putus, hantu Gryffindor  yang bernama asli Sir Nicholas de Mimsy-Porpington .

Seleksi terlaksana dengan semestinya, semua anak sudah mendapat asrama masing-masing. Profesor Mcgonagal menggulung kembali perkamen itu dan membawa topi usang bersamanya.

Kepala sekolah mengatakan sepatah kata dan membuat meja yang tadinya kosong menjadi penuh dengan makanan, semua makan, bercanda, berkenalan, dan berbagi cerita.

Que Será, SeráTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang