Gitar yang Melukiskan Senja

668 44 2
                                    

Naka beranjak turun dari kasurnya setelah merasa badannya sedikit lebih baik. Tangan Naka menenteng satu kresek berisi kue yang dibelikan oleh Mama. Langkahnya kemudian mengarah ke rooftop rumah. Mama bilang, Dika sedang main gitar di atas.

"Abang, kenapa ikutan nggak masuk sekolah, sih?" tanya Naka sembari duduk di sebelah Dika yang sibuk memainkan gitarnya.

"Gue demam," sahut Dika singkat membuat Naka bergerak untuk membandingkan suhu tubuh Dika dengan suhu tubuhnya sendiri.

Pagi tadi, suhu tubuh Dika juga tiba-tiba naik. Maya langsung melarang kedua putra kembarnya untuk sekolah. Kebiasaannya dari dulu, ketika Naka sakit maka Dika tak lama juga ikut sakit, walaupun hanya gejala ringan.

"Kok sama? Gue nggak tahu lo demam apa nggak," ujar Naka membuat Dika menghela nafas gemas.

"Kan, badan lo juga demam, Nakaaaa!" seru Dika gemas.

"Lagian kenapa, sih, semalem tidur sama gue? Kan jadi ketularan!"

"Biarin. Pengen bolos sekolah!" ucap Dika asal. "Bawa apa lo?"

"Oh, ini?" Naka menunjuk kresek yang dibawanya.

"Hu um,"

"Kue dari Mama. Buat lo sama gue! Rasa cokelat!" Jelas Naka sambil mengambil kue itu.

"Kenapa cokelat?" tanya Dika.

"Abang suka cokelat!"

"Lo gimana?"

"Gue juga suka cokelat, kok!" ujar Naka sambil mulai menyantap kue cokelatnya. "Punya Yasa yang matcha udah ada di kulkas. Pulang sekolah pasti si adek laper."

"Tapi lo sukanya cookies and cream, kan?" ucap Dika datar membuat Naka terdiam sejenak, sebelum akhirnya kembarannya itu tersenyum.

"Nggak. Gue juga suka cokelat, kok!" balas Naka. "Enak lo, bang! Lo nggak mau?"

"Mau, lah! Siniin!" Dika menaruh gitarnya kemudian mengambil alih kue dari tangan Naka. Kedua anak kembar itu berakhir memakan kue bersama.

"Bang!"

"Hm?"

"Lo sayang sama gue?" tanya Naka tiba-tiba.

"Sayang, lah!"

"Seberapa sayang?"

"Nggak terhingga," sahut Dika sekenanya. "Kenapa sih nanya begituan? Aneh banget!"

"Ya gapapa, sekali-sekali!" ucap Naka sambil memainkan jari tangannya, sementara Dika dengan telaten menyuapkan kue untuk adik kembarnya.

"Suatu saat nanti lo pasti punya pacar, bang. Pacar lo bakal beruntung banget punya seorang Galaksi Bhadrika. Secara lo kan ganteng, pinter, perhatian, pinter main musik lagi. Bisa meleleh cewek lo karena dinyanyiin tiap hari!" oceh Naka panjang lebar. Dika hanya terkekeh gemas melihat Naka yang super duper bawel.

"Udah selesai muji gue-nya?" ucap Dika. "Cewek yang jadi pacar lo juga bakal beruntung, Naka. Lo baik, pemaaf, lembut, pinter, penyayang, sabar lagi! Nggak kebayang adek gue jadi bucin!"

"Abang mau cari cewek?" tanya Naka tiba-tiba.

"Nggak sekarang, lah!"

"Kenapa? Banyak yang nge-fans sama abang, lho!" tanya Naka bingung.

"Gue mau fokus buat jagain lo sama Yasa," balas Dika apa adanya. "Lagian, gue mau nyelesain sekolah dulu!"

"Tapi beneran nggak papa, kalau misalnya lo punya cewek!" ucap Naka. "Selama cewek itu sayang dan baik sama lo, gue ikhlas!"

GERHANA (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang