2. Menahan hati untuk tidak iri

93 21 30
                                    

🥀🥀🥀

Siapa sih yang tidak menginginkan kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tua? Jawabannya tidak ada. Semua insan yang terlahir di dunia pasti pernah diberi perhatian walau hanya dari ibu ataupun ayah dan yang beruntungnya lagi diperhatikan oleh keduanya.

Tapi Jazlan berbeda. Anak itu sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang dari pihak manapun kecuali nenek kesayangannya. Dan Jazlan amat sangat bersyukur atas nikmat itu.

Emma selalu berkata padanya kalau Mawar sangat menyayangi dirinya walau Mawar tak menunjukkan kasih sayang itu. Tapi kenapa Jazlan selalu mendengar kata-kata kebencian yang Mawar lontarkan padanya? Bahkan saat usia 4 tahun Jazlan hampir merenggang nyawa karena digigit oleh anjing liar kala sedang bermain di luar rumah.

Padahal Mawar ada saat kejadian itu. Ia hanya menyaksikan dengan tatapan datar bagaimana Jazlan berteriak meminta tolong padanya. Mawar berharap Jazlan tiada saat itu juga tapi Tuhan tak mengabulkan harapan itu, tiba-tiba tetangga disamping rumah keluar dan Mawar segera mengusir anjing liar tersebut lalu berpura-pura menolong Jazlan yang sudah terluka parah.

Mawar tak mau reputasinya jatuh dimata orang lain.

"Nak, mau kemana? Ayo makan malam dulu". Ujar Emma saat Mawar keluar dari kamar dengan berpakaian rapi.

Mawar berhenti sebentar dan melihat ada Jazlan dimeja makan yang sedang menatapnya dengan perasaan takut.

"Ibu makan saja... Aku ada janji sama orang".
Mawar kembali membawa tungkainya menuju pintu.

Grep!

"Mama, Jazlan kangen makan bareng mama".

Tak disangka-sangka Jazlan berlari memeluk Mawar dari belakang.

Rahang Mawar mengeras. Wanita tersebut sama sekali tak menyukai tindakan yang Jazlan lakukan. Tanpa berucap apapun, Mawar melepaskan pelukannya lalu mendorong kuat Jazlan hingga terduduk dengan keras dilantai.

"MAWAR!"

Pekik Emma lalu segara menolong sang cucu.

"Jaja gapapa kan? Mana yang sakit sayang? Manaaa". Emma dengan perasaan khawatir mengecek seluruh tubuh Jazlan.

Jazlan tak menangis. Anak itu hanya membatu menatap sayu sosok Mawar.

"Berani-beraninya kamu menyentuhku! Aku nggak akan pernah sudi makan bersama orang yang sudah merenggut kebahagiaanku!! Camkan itu!!!". Desis Mawar menatap tajam Jazlan. Setelahnya Mawar melengos pergi entah kemana.

Jazlan memejamkan erat kedua matanya berusaha menahan air mata yang terus memberontak ingin keluar.

Tapi apalah daya seorang anak kecil berusia 6 tahun. Anak kecil tidak akan pernah bisa menahan air mata walau hanya setetes pun.

Jazlan akhirnya menangis tanpa suara. Tubuhnya bergetar hebat menahan rasa sakit karena perkataan Mawar yang terus menghujami batinnya.

Coba katakan dimana letak kesalahan Jazlan sehingga ia mendapat perlakuan kasar dari sang ibu hanya karena ingin makan bersama.

🥀🥀🥀

"Jaja sayang~ ayo kita tidur. Sudah larut malam ini". Emma mengusap surai legam milik Jazlan yang sedang duduk dikursi ruang tamu.

Btw, rumah mereka terbilang sederhana. Hanya ada dua kamar, satu kamar mandi dan dapur yang tersambung dengan ruang tamu.

Jazlan mengucek pelan matanya yang mulai memberat. "Nggak mau. Jaja mau tunggu mama pulang dulu".

My Happiness? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang