VIII. (18++) Hilang begitu saja

211 7 2
                                    

MAAF UNTUK TYPO

JANGAN LUPA VOTE!! 🙏🎈

Jay mendengus melihat Elina yang meracau tidak jelas di mobilnya.

"Ahh..  Ssshhh... "

Anjir! Jay mengumpat dalam hati mendengar itu. Rasanya cowok itu ingin menyumpal bibir pink cewek itu.

"Lin... "

Elina dengan mata sayup sayupnya menoleh. Ia melihat Jay yang sedang menyetir.

"Apaaaaa... ahh Jay, lo cakep bangettt ssshhh... "

"Diem bisa gak? Telinga gue risih denger lo desah mulu. "

Mendengar itu Elina justru tersenyum bodoh, ia mendekat ke arah Jay. Ia menatap intens cowok itu dengan mata sayupnya.

Jay gagal fokus, ia memilih menepikan mobilnya saat beberapa kali menyuruh Elina menyingkir.

"Lo apaan sih?! "

"Jay... Lo terangsang ya? "ucap Elina polos.

Jay ingin mengumpat rasanya, bisa bisanya Elina mengatakan hal sefrontal itu padanya?

Ah, cewek itu mabuk. Jadi wajar saja.

Jay pun mendorong Elina untuk duduk diam di tempatnya, Elina menolak dan menggeleng.

"No... Aku mau Jay... "

Secara tiba tiba, Elina justru memeluk lengan Jay. Terpejam di sana.

"Ahh... Nyamannya. Andai lo tau... Gue sesuka apa sama cowok yang namanya Jay... "gumam Elina dan itu terdengar jelas oleh Jay.

Jay terdiam, melihat Elina yang bersandar memeluk pada lengannya.

Sampai tiba tiba Elina menatapnya. Gadis itu menyipit, lalu tertawa kecil.

"Masak Jay sih... Lo mirip sama Jay... "

"Gue Jay. "

"Jay gak mungkin mau dipeluk gue. Hahaha... "

Mendengar itu Jay meringis pelan. Gadis itu terlihat cantik dan lucu secara bersamaan. Pipinya yang bersemu merah.

"Jayy... Kenapa lo tega sih mesra mesraan sama Hale... Lo selalu acuh sama gue. Tapi sama Hale?... Mmmggg"racau Elina.

Jay jadi merasa bersalah. Ia pikir ia adalah alasan mengapa gadis itu menjadi mabuk seperti sekarang.

Sepertinya karena kejadian tadi di sekolah.

"Sorry Elina. "gumam Jay lalu mengusap pelan puncak kepala Elina selama beberapa saat. Setelah akhirnya membenarkan posisi  Elina untuk duduk dengan benar. Sedangkan ia mengemudikan mobilnya.

Ada alasannya Elina. Batin Jay.












"ETNAN?! "

Etnan terlihatbaru saja memecahkan sebuah bingkai foto. Lean melihat foto itu adalah sebuah keluarga. Dua orang dewasa yang berbeda jenis kelamin dan satu lelaki yang ia tahu bahwa itu Etnan.

"Nan... "

Lean meraih bahu itu, Etnan berbalik. Kedua matanya saling menatap. Dan dalam hitungan ke lima, Etnan menjatuhkan dirinya di pelukan Lean.

Cowok itu... Menangis. Menangis tersedu sedu di bahu Lean. Lean bisa merasakan ada kesedihan yang mendalam yang dialami oleh Etnan sekarang.

"Nan... Ada apa? "Lean bertanya dengan lirih. Tangannya terangkat, mengusap bahu besar itu.

Etnan merasakan panas dalam tubuhnya. Tapi ia tetap menangis di bahu Lean.

"Kenapa masih di sini? "

Lean terdiam, "g-gue---"

Accident | On HOLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang