XI. Program Sekolah

24 3 0
                                    

Happy Reading 💓




"Guys, lo tau gak sih? Tadi di kelas ada pengumuman. "ucap Leisya memulai pembicaraan mereka di kantin.

Lean, Elina, Ocha, dan Leisya yang sedang menambahkan saus ke mangkok yang berisi mie ayam itu hanya berdehem.

"Cha, tadi bu Jessi bilang kan ada program pemeriksaan siswa sama siswi. "

Ocha mengangguk, karena dia sekelas dengan Kanaya bersama Leisya.

"Iya. Semacam pemeriksaan apa ya? Kesehatan gitu lah. "

"Cewe cowo? "tanya Elina.

Leisya mentikkan jarinya membenarkan. "yes. "

"Apa aja emang yang diperiksa? "tanya lagi Elina.

"Semua. Mencakup semua sih katanya. "balas Kanaya.

Elina mengangguk paham, "kesehatan... Apa aja ya? Eh bentar, keperawanan juga kah?! "ucap perempuan itu setelah berfikir.

Semua yang di sana mendadak terdiam.

Lean yang sedang memakan kripik pangsitnya memelankan kunyahannya.

Ocha, dia langsung kelabakan. "Oh my Gosh! Gimana ini.... Astaga, gue kan... "perempuan itu sedikit memajukan tubuhnya.

"gue udah gak perawan... Kalian tau itu kan? "ucapnya berbisik.

Leisya mencebik, "halah... Salah siapa mau mau aja?! "

Ocha mendelik sebal, "lo aja jadi gue gimana?! Punya cowok cakep bangeeett, kaya raya, famous, pacar gue lagi. Apa yang salah?! "

"Salah gaul nih anak... Kenal Regan jadi begini. "ucap Kanaya sambil menggelengkan kepalanya.

Ocha menjulurkan lidahnya kesal. Perempuan itu memegang kepalanya yang mendadak pening.

Kok bisa tadi ia santai saja ya mendengar pengumuman itu? Kalau tahu ada tes keperawanan tentu saja ia sudah cemas sedari tadi.

Astaga... Astaga...

"Santai ajalah yang masih perawan. Tersegel rapi, rapat, belum pernah kemasukan ---MMMPHH... "mulut Leisya langsung dibekap oleh Elina.

"Mmhh.. Lepasssss!! Apaansih lo Lin?! "

"Mulut lo anjir, gak ada akhlak! "dengus Elina, lalu menyeruput jus jambunya.

Leisya meringis pelan lalu terkekeh. Mulut frontalnya memang suka sekali berbicara seperti itu.

"Eh Lin, tapi gue masih gak yakin. Lo masih setelah malam itu sama Jayandra? "tanya Ocha penasaran.

"Apa?! "Elina mengernyit, lalu pikirannya tertuju saat ia mabuk malam itu. Ia tertawa pelan.

"Gila. Jay bukan cowok tipe seperti itu. Dia profesional nolongin gue. Dan itu--buat gue semakin jatuhhhh hatiii huaaaa.... "

Tangan Leisya Tiba-tiba menonyor kepala Elina ke samping kanan, sehingga bertubrukan dengan kepala Lean.

"Akhss... "Lean meringis pelan. Menatap kesal Leisya singkat lalu diam lagi.

Accident | On HOLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang