Pemasangan Selempang

100 8 31
                                    

Citra berjalan tergesa menuruni tangga. Derap kakinya yang mengenakan flat shoes samar-samar terdengar menggema, memecah keheningan di sore hari ini. Gadis itu sedikit memelankan langkahnya ketika sudah memasuki area lobby hotel, sedikit mengangguk dan tersenyum tipis saat bertemu dengan Wina dan temannya yang berponi rata dengan rambut panjang diikat rapi ke sisi kiri bahu.

Ia mengernyit samar, merasa tidak asing dengan wajah gadis itu. Seperti teman lamanya yang sudah lama tidak berjumpa.

"Nona Citra?" tanya resepsionis perempuan memastikan.

Citra mengangguk, lalu dengan ramah wanita itu menyerahkan sebuah paper bag kepadanya.

"Alamat dan nama pengirim sudah berada di dalam tas."

"Terima kasih."

Citra menerima paper bag itu lantas mengangguk sopan, izin untuk pamit.

Ia berbalik menyusuri jalan yang menuju ke arah kamarnya untuk bersiap-siap. Tadi, seorang teman dari fandom Kpop-nya menelepon, memberi kabar bahwa kado untuknya sudah dititipkan ke resepsionis. Ia yang seharusnya bersiap-siap untuk menata rambut langsung memutuskan untuk mengikatnya asal, mengambil topi putih yang tergeletak di meja lalu melesat keluar kamar.

"Indah sekali!" puji Citra begitu selesai mengeluarkan sepotong gaun dari dalam paper bag itu. Sebuah midi dress berwarna peach dengan aksen pita besar di dada memberikan kesan girly - sangat cocok dipakai untuk remaja seusianya.

Citra memandangi gaun itu sambil tersenyum lebar. Ia tidak menyangka bahwa temannya begitu baik, memberikan gaun indah secara cuma-cuma sebagai bentuk dukungannya terhadap Citra yang sudah berada di titik ini.

Pandangannya beralih ke sebelah kanan meja rias, menatap satu persatu tumpukan kotak kado yang lagi-lagi berasal dari teman satu fandomnya.

Di hari pertamanya menjalani karantina, ia sudah mendapat sekitar lima kado dari teman-temannya. Kebanyakan berupa perhiasan dan aksesoris rambut. Hati Citra merasa hangat, kedua matanya memanas karena mengingat kebaikan yang telah diberikan oleh orang-orang di sekitarnya.

Berbicara tentang orang-orang di sekitarnya, Citra kembali teringat dengan gadis yang berjalan bersama Wina tadi.

Bergegas ia membuka layar ponsel, membaca nama-nama peserta Youthiful dengan jeli.

"Ranisa Darmawan. Ranisa... yang di panti itu?" tanyanya pada diri sendiri.

"Seharusnya dia mengenaliku, kan?"

Citra kembali berbicara kepada dirinya sendiri.

Gadis itu menyisir rambutnya di depan cermin. Di sana ia dapat melihat pantulan wajah di depan cermin berbentuk oval itu, dengan dahi yang berkerut samar.

"Selain menunjukkan kepada semuanya bahwa K-popers tidak pantas dipandang sebelah mata, aku juga akan memastikan bahwa Rani akan kembali menjadi temanku." Janjinya pada diri sendiri.

***

"Wina, cepat! Lima belas menit lagi acara akan dimulai!" seru Yunita tak sabar.

Ia sedang merapikan riasannya di depan cermin, sementara sepasang matanya melirik pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Sudah lima menit yang lalu Wina berada di sana dan belum juga keluar.

YouthifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang