"Silakan teman-teman, maaf kalau kamar kami berantakan."
Dengan senyum cerah, Wina menyambut ketiga tamunya yang sudah menunggu di balik pintu. Sebelah tangannya mengarahkan agar para gadis itu masuk lebih dulu.
"Tidak jauh berbeda dengan kamar kita, ya?" kelakar Rani sembari menepuk bahu Nayra, yang dengan cepat membuat teman sekamarnya mengangguk setuju.
Citra yang masuk lebih dulu memilih untuk langsung duduk di sofa yang ada di seberang tempat tidur. Telinganya menangkap bunyi gemericik air dari arah kamar mandi, yang bisa dipastikan itu adalah ulah Yunita karena hanya gadis itu yang belum muncul di sini.
Setelah acara unjuk bakat berakhir, Wina mengundang tiga teman terdekatnya untuk datang ke kamar mereka. Alasannya sederhana - sekedar melakukan obrolan ringan tentang kehidupan mereka selama karantina. Yang kian malah menganggapnya sebagai acara perpisahan, karena besok setelah grand final, para peserta akan kembali ke kota masing-masing. Hanya menyisahkan para pemenang saja yang akan menetap di kota ini selama 1 tahun ke depan.
"Ayolah, tidak bisakah kita memakan keripik-keripik lezat ini?" tanya Nayra sambil mengangkat dua bungkus keripik kentang yang ia bawa dari kamarnya sendiri.
"Late-night snack tidak baik untuk kesehatan." Tegas Rani dengan kedua tangan disilangkan ke depan wajah.
"Kalau satu keping saja, tidak masalah, kan?" tanya Wina kepada yang lain sembari menaik-turunkan alisnya.
Nayra mengangguk antusias. Mengetahui ada yang mendukungnya membuat gadis ber-sweater kuning itu antusias membuka bungkus camilannya.
"Membiasakan diri untuk hidup sehat itu memang melelahkan." Gumam Citra lesu. Gadis itu mengintip isi bungkus makanan ringan yang disodorkan Nayra kepadanya, lalu dengan tenang mengambil isinya beberapa.
"Sebegai duta pendidikan, kalian dituntut untuk hidup sehat, menjaga penampilan, tidak boleh berkencan-"
"Yang terakhir hanya mitos." potong Wina cepat.
"Bukankah sudah dijelaskan saat pengenalan?" protes Nayra dengan nada ketus, sedikit tersinggung karena ucapannya dipotong.
Gadis berambut sebahu yang duduk di sebelahnya itu mengendikkan bahu dan berkata, "Boleh. Asal tidak diketahui oleh media luar."
"Aduh, aku ketinggalan banyak, ya?"
Keempatnya menoleh kompak, menemukan Yunita yang baru keluar dari kamar mandi dengan piyama merah mudanya. Gadis jangkung itu mengambil tempat duduk di kasur yang ada di samping Nayra, lalu menggeleng pelan - menolak bungkus makanan yang ditawarkan Nayra kepadanya.
Wina kembali melanjutkan, "MUA-ku sendiri yang mengatakan. Oh, kalian tahu tidak kalau senior kita tahun ini sudah ada yang bertunangan?"
Kini Wina mengamati respon keempat temannya. Ada Citra yang menutup mulut dengan sebelah tangan, Yunita yang refleks membulatkan mulut dan kedua matanya, Nayra yang memekik kecil karena nyaris menumpahkan kantong keripiknya, dan ditutup dengan Rani yang tersenyum tipis membenarkan ucapan Wina.
"Kak Grace sudah bertunangan dengan Chris, MC acara musik yang postingannya sering kamu 'like'." terang Rani sembari melirik Citra.
Sebelah tangan Citra yang tadi digunakan untuk menutup mulut, kini beralih fungsi memegangi dadanya.
"Tenang, masih ada Stray Kids." Hibur Wina dengan melayangkan tatapan iba.
"Bukankah Citra sudah memiliki kekasih? Kalau tidak salah aku pernah mendengar dia memanggil seseorang di telepon dengan sebutan 'sayangku'?" selidik Nayra bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youthiful
FanfictionPemilihan Duta Pendidikan kembali digelar. Setiap provinsi berlomba-lomba mengirimkan perwakilan terbaik mereka agar bisa membawa pulang mahkota utama. Ada Nayra yang bertekad kuat meneruskan jejak seniornya, Citra dengan segudang bakat yang dimilik...