Semuanya Hebat

63 7 29
                                    

"Hadirin, mari kita sambut final walk empat putri kebanggaan kita yang sudah menjabat selama satu tahun ini!"

Riuh rendah suporter kembali terdengar. Bersamaan dengan itu, musik pengiring mulai dimainkan. Dari pintu utama muncul empat pemenang utama tahun lalu yang kompak mengenakan ballgown dengan mahkota masing-masing. Rambut mereka dibiarkan terurai, ditata sedikit bergelombang. Keempatnya berjalan bersama, melambai kecil ke arah penonton dan juga para junior yang sudah berkumpul di sana.

Keempat gadis itu berhenti di tengah panggung, mengangkat kedua tangan dan menyatukan telapak tangannya ke depan dada - simbol tanda pamit dan terima kasih kepada semua yang ada di sana.

Grace, si pemilik mahkota hijau, bergerak meninggalkan barisan itu.  Gaun hijaunya bergoyang-goyang saat melangkah mendekati seorang wanita yang menjadi ketua kompetisi ini. Wanita itu memeluknya sesaat, sebelum akhirnya berdiri di belakang Grace untuk membantunya melepaskan mahkota.

Sesi penyerahan mahkota merupakan hal yang sakral dan emosional, dimana seorang putri resmi melepas jabatannya. Tak jarang dari mereka akan menangis, merasa bersyukur karena berhasil menyelesaikan tugas dan pengabdiannya selama setahun penuh.

Ketika Grace sedikit menekuk lututnya, seruan penonton yang memanggil namanya mulai bersahutan. Gadis itu tersenyum haru, susah payah menahan cairan yang sudah berada di pelupuk mata.

"Grace!"

"Terima kasih Grace!"

"Tetap menginspirasi, ya!"

"We love you!"

Grace mengangguk kecil, mengusap air matanya yang gagal untuk ditahan, lalu kembali menyunggingkan senyum.

Setelah mahkota berhasil dilepas dan wanita tadi kembali ke meja juri, Grace berjalan maju, sebelah tangannya melambai ke arah penonton, memberikan salam perpisahan.

Senyum cerah tersungging di bibirnya. Gadis itu berterima kasih kepada semua orang yang sudah mendukung, sekaligus mengapresiasi dirinya sendiri yang sudah menyelesaikan tugasnya hingga akhir. Setelahnya, ia berbalik, menghampiri tiga putri lainnya yang sedari tadi menunggu.

Mereka berpelukan sejenak, lalu keempatnya berbalik kembali berjalan ke tempat yang disediakan. Setelahnya, MC kembali memimpin acara.

"Di tangan saya sudah ada amplop yang berisi nama para pemenang."

Suasana menjadi tegang, apalagi ketika lampu panggung meredup dan fokus menyoroti lima peserta yang sudah berdiri di tengah panggung.

"Pemegang mahkota nila... yang memiliki karakter tenang dan bijaksana. Misterius dan tak terduga seperti lautan."

"Jakarta!"

"Sumatera Barat!"

"Jawa Tengah!"

"Sulawesi Utara!"

"Kalimantan Selatan!"

Teriakan penonton bersahutan, menyerukan nama provinsi tempat jagoan mereka berasal.

"Jawa Tengah! Citra Anggraini!"

Teriakan dan tepuk tangan langsung menggema, diiringi terompet dan pendar warna lightstick dari tribun penonton.

YouthifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang