Begitu selesai melakukan sesi foto bersama para pemenang, Citra langsung dihampiri oleh teman-teman fandomnya. Hal itu membuat saudara dan kedua orang tuanya memilih mengalah, hanya bisa memandang Citra dengan tatapan bangga. Gadis bermahkota nila itu memeluk mereka satu persatu, mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan.
Suasana menjadi sedikit heboh karena teman-teman Citra menyanyikan sebait lagu milik idol kesayangan mereka. Tak lupa mereka juga menyalakan lightstick yang ada di tangan masing-masing. Tongkat lampu itu memancarkan cahaya nila, membuat orang-orang di sekitar mereka terhenti sejenak melakukan aktivitas untuk menyaksikan momen langka itu.
Di sisi lain Rani berjalan cepat menghampiri kedua orang tuanya yang sudah memanggil namanya berkali-kali.
"Selamat ya sayang, kami sangat bangga kepadamu."
Gadis bergaun hitam itu tak kuasa menahan air mata ketika sang mama mengatakan kalimat itu sembari memeluknya erat.
"Kami tadi juga telah bertemu dengan Haksa dan Yesha."
Cerita mamanya Rani begitu selesai memeluk putri semata wayangnya. Belum sempat Rani berkata, dirasakan tepukan pelan di punggungnya. Cepat-cepat ia menoleh, dan menemukan Yesha tersenyum ke arahnya bersama seorang laki-laki jangkung berjas hitam di belakangnya.
"Hai, Ran. Congratulation!" seru cowok yang rambutnya di cat blonde itu seraya memberikan sebuket bunga Lily putih kepadanya.
Tindakan sederhana itu mengundang perhatian kedua orang tuanya. Rani mengulum senyum, menerima bunga pemberian cowok itu dengan malu-malu.
"Terima kasih." Ucapnya sambil sedikit mendongakkan wajah, agar bisa memandang wajah cowok yang sudah lama tidak ia temui.
Terlihat Haksa juga tersenyum, lantas mengangguk. Yesha yang berada di antara keduanya hanya terkikik geli kemudian menepuk sebelah bahu Rani dan kembarannya, pamit pergi. Sengaja agar keduanya memiliki ruang untuk berbicara secara privat.
Beralih ke gadis yang lain, tak jauh dari sana tampak Nayra sedang mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia merasa kesusahan untuk menemukan keluarganya di tengah lautan manusia itu.
Seulas senyum terpancar di wajahnya ketika dari kejauhan terlihat sosok sang kakak yang berjalan pasti ke arahnya.
"Hei. Selamat, ya! Keren sekali bisa masuk di jajaran elit 5 besar." Ucap Satya seraya memeluk adik satu-satunya.
"Tapi aku tidak menang. Aku gagal membawa pulang mahkota..." lirihnya pelan, merasa kecewa dengan dirinya sendiri.
"Dengan atau tanpa mahkota, kamu tetap membuat pendukungmu bangga, Ra." Ungkap Satya menenangkan.
Nayra terdiam. Ucapan sang kakak membuatnya terharu. Seakan menyadari sesuatu, ia mengerutkan dahinya ketika tidak menemukan dua sosok lain di belakang punggung Satya.
"Mama sama papa ke mana?" tanyanya setelah melepaskan pelukan itu.
"Masih berada di kursi penonton. Kamu seperti tidak tahu mama saja kalau beliau tidak suka berdesak-desakan."
Nayra terkikik geli dan mengangguk paham dengan penjelasan yang telah diberikan oleh Satya. Mama mereka memang tidak suka berdesak-desakan dengan orang lain. Sehingga hal yang selalu dilakukan adalah menunggu hingga kerumunan itu benar-benar sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youthiful
FanfictionPemilihan Duta Pendidikan kembali digelar. Setiap provinsi berlomba-lomba mengirimkan perwakilan terbaik mereka agar bisa membawa pulang mahkota utama. Ada Nayra yang bertekad kuat meneruskan jejak seniornya, Citra dengan segudang bakat yang dimilik...