"Semuanya, perhatikan. Setelah empat putri ini selesai menari dan musik terjeda, kalian bisa melangkah masuk sesuai dengan irama lagu berikutnya."
Suara pelatih tari terdengar jelas melalui pengeras suara, memenuhi ruang latihan.
Selama satu jam ke depan, para peserta akan berlatih gerakan tari pembuka untuk acara grand final. Selain itu, mereka juga akan melakukan latihan penguasaan panggung agar tidak terjadi kesalahan penempatan saat tampil nanti.
Dari 34 peserta, akan dibagi menjadi 2 grup. Grup pertama yang beranggotakan 17 orang akan masuk melalui sisi kanan panggung, sementara sisanya masuk dari sisi kiri panggung.
Di posisinya sekarang, Wina bisa melihat Yunita melambaikan tangan ke arahnya dari seberang sana, dan langsung ia balas dengan antusias. Untuk saat ini mereka tidak bisa bersama karena Yunita ada di sayap kiri sementara Wina berada di sayap kanan.
"Girls, fokus!"
Panitia memperingatkan empat putri yang akan masuk ke panggung lebih dulu. Keempatnya mengangguk kompak, lalu melangkah ke tengah panggung - sedikit tergesa mengikuti ketukan yang diberikan panitia.
Musik kembali diputar dan Wina mulai fokus dengan instruksi yang telah diberikan. Ia melangkah dan menari mengikuti arahan dari sang pelatih. Perasaannya sedikit lega karena gerakannya tidak terlalu susah untuk diikuti.
Tapi itu tak berlangsung lama karena musik mendadak berhenti. Ia mendengar pekikan dari beberapa orang dan refleks menoleh ke sumber suara. Pandangan Wina menangkap peserta lainnya berkerumun di bagian belakang.
"Ada yang jatuh!" seru salah satu temannya memberitahu.
Wina yang penasaran memutuskan untuk mendekat. Lagi pula keadaan juga sedang kacau.
"Yun!" panggilnya dengan nada panik ketika melihat Yunita berusaha bangun, dibopong oleh Nayra. Teman sekamarnya itu meringis kesakitan dan berjalan tertatih. Gadis itu sampai memejamkan matanya berkali-kali ketika menggerakkan kaki kanannya.
"Semuanya, istirahat lima menit. Setelah ini latihannya akan tetap dilanjutkan!" perintah pelatih dengan tegas sambil membantu Yunita berjalan.
Wina mundur selangkah, memberikan jalan. Ia bisa melihat Citra hendak menggantikan posisi Nayra namun dengan cepat Yunita menepis keras uluran tangan itu hingga membuat Citra tersentak kaget. Sekelebat tatapan marah di wajah Yunita berhasil ditangkap oleh kedua matanya.
Apa yang terjadi di antara mereka? tanyanya dalam hati.
Wina memilih untuk menyimpan pertanyaan itu lebih dulu. Kali ini ia harus fokus untuk menghafalkan koreo tari karena lima menit lagi latihan akan kembali diteruskan.
***
Rani benar-benar kaget melihat Yunita memperlakukan Citra seperti itu. Padahal tadi ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Citra tidak sengaja menyenggol Yunita hingga membuat gadis itu terjatuh.
Sungguh itu adalah murni kecelakaan. Tapi Yunita tak percaya, tetap menganggap Citra sengaja ingin membuat dirinya kalah dan akhirnya perdebatan itu membuat pelatih langsung turun tangan.
Rani dan seorang peserta lain yang juga melihat kejadian itu bersedia menjadi saksi. Meskipun hubungannya dengan Citra bermasalah, untuk kali ini ia tetap akan membela Citra karena temannya itu memang tidak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youthiful
FanfictionPemilihan Duta Pendidikan kembali digelar. Setiap provinsi berlomba-lomba mengirimkan perwakilan terbaik mereka agar bisa membawa pulang mahkota utama. Ada Nayra yang bertekad kuat meneruskan jejak seniornya, Citra dengan segudang bakat yang dimilik...