Mulai Terbaca

67 8 38
                                    

Hari kedua karantina.

Setelah melakukan sarapan, semua gadis berbondong-bondong memasuki meeting room untuk menerima materi baru. Selempang putih bertuliskan nama provinsi yang di bordir dengan benang warna hitam terpasang di masing-masing bahu, memudahkan panitia juga peserta lain untuk mengenali mereka satu persatu.

Di dalam, sudah ada MC dan pembicara yang sedang berbincang-bincang sembari menunggu semua peserta berkumpul. Di belakang mereka, sudah terpasang deretan kain berbentuk persegi yang beraneka warna - menarik siapapun yang melihatnya.

"Selamat datang para peserta Youthiful. Di sebelah saya, sudah ada seorang Personal Colors Analyst yang akan mengajak kita untuk belajar tentang personal colors."

MC yang menjadi pemandu dalam acara ini tersenyum sejenak, lalu melanjutkan, "Ada yang tahu apa itu personal colors? tanyanya memancing para peserta.

Beberapa menganggukkan kepala, sedangkan sebagian besar menggeleng.

"Personal colors adalah warna yang membuat seseorang terlihat lebih cerah dan sehat saat memakainya."

Wanita berhijab abu-abu cerah yang ada di sebelah MC langsung memberikan jawaban. Kini ia menoleh ke papan putih yang menampilkan dua foto orang yang sama, namun dengan warna pakaian yang berbeda.

"Bisa kita lihat bersama-sama. Saat mengenakan pakaian berwarna beige, wajah saya terlihat kusam. Sedangkan dengan pakaian berwarna putih, terlihat lebih cerah, bukan? Padahal di foto ini saya tidak memakai make up."

Rani merengut kecil, merasa bahwa tidak ada perbedaan yang berarti di kedua foto itu. Nayra yang ada di sebelahnya malah sudah memberikan anggukan setuju, semangat sekali mempelajari ilmu baru.

"Itulah pentingnya mengetahui warna yang cocok dengan kita. Karena warna yang salah bisa membuat wajah kita terlihat kusam."

Wanita itu berjalan ke arah deretan kain yang sudah tergantung rapi, lantas menoleh kepada para peserta dan berkata, "Cara untuk menemukan warna terbaik kita, adalah dengan kain-kain ini."

"Saya dan lima rekan saya akan membantu menganalisa personal colors kalian. Setelah mengetahui warna terbaik masing-masing, kalian bisa mengaplikasikannya saat memilih warna gaun yang akan dipakai saat malam final nanti."

"Bukankah menyenangkan jika kita bisa tampil stunning dan percaya diri di hadapan para penonton nanti?" sahut MC menyemangati.

Antusiasme dari para peserta membuat ruangan itu sedikit gaduh.

MC segera membacakan nama-nama kelompok yang sudah di bentuk oleh panitia. Setiap personal colors analyst mendapatkan tugas untuk menganalisa enam peserta.

Di kelompoknya, Yunita mendapatkan giliran pertama. Ia diminta untuk menghapus make up-nya terlebih dahulu, lalu memakai pakaian berwarna putih yang sudah disediakan.

"Kita mulai, ya?"

Wanita itu berada di belakang Yunita, sedang merentangkan lembar-lembar kain beraneka warna di bahu depan Yunita, membuat kain-kain itu menutupi dadanya. Gadis itu duduk manis, memandang bayangan dirinya pada pantulan cermin yang ada di hadapannya.

"Pertama, kita bandingkan terlebih dahulu warna emas dan silver untuk melihat apakah undertone kamu termasuk warm atau cool."

YouthifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang