"Sakit"

241 15 0
                                    

Disuatu hari lebih tepatnya hari minggu pagi ini kita diperlihatkan remaja tampan namun dingin yap yaitu abikara, kini ia berjalan kearah kamar kembarannya ia ingin membangunkan kian adik kembarnya itu.
Kini abikara telah sampai di pintu kamarnya kian ia mengetuk pintu dan berkata:

Abikara: Kian bangunlah! Ini sudah pagi.

Namun anehnya tidak ada suara didalam kamar yang menandakan bahwa adiknya itu sudah bangun.

Abikara: Hm aneh apakah dia masih tertidur?  Tapi tidak biasanya dia telat bangun (dalam hati abikara)

Lantas abikara membuka pintu kamar kian dn memasukinya, kini kita diperlihatkan seorang remaja yang sedang tertidur pulas dengan selimut yang menutupi tubuhnya, abikara duduk disebelah kian dan menepuk bahu kian

Abikara: Hey kian ini sudah pagi apakah kau ingin bermalas malasan? Ayah ibu dan yang lainnya sudah menunggu dibawah untuk makan bersama

Kian terbangun lalu duduk dan berkata:

Kian: Hm iya duluan saja nanti aku menyusul.. (dengan lemas menjawab)

Abikara terheran ada apa dengan kian dan ia pun menanyakan keadaan adiknya itu

Abikara: Kian?  Apakah kau tidak apa apa? Wajahmu.. Pucat sekali apakah kau sakit?

Kian hanya menggelengkan kepalanya dan berkata:

Kian: Aku baik baik saja abikara jangan khawatir (ucapnya dengan serak)
Abikara: Hm serius?  Jika kau sakit kau bisa beristirahat saja dan akan ku ambilkan makanan mu kau makan disini saja yah (ujar abikara dengan lembut)

Kian menggeleng kan kepalanya lagi tersenyum dan berkata:
Kian: Tidak..  Aku akan turun sebentar lagi kau duluan saja.. Tenanglah aku baik baik saja jangan cemas..

Abikara lantas hanya mengiyakan saja lalu turun kebawah sebenarnya ada terselip rasa khawatir tentang keadaan kian karena anak itu akhir akhir ini sering lemas bahkan wajahnya kerap sering pucat seperti layaknya mayat hidup

Dibawah(diruang makan)

Inne(bunda): Abikara, Mana adikmu kian?  Kenapa dia tidak turun juga bersama mu? Apakah dia masih tertidur? (tanya sang ibunda)
Abikara: Tidak ibu, kian sudah bangun paling sebentar lagi dia akan turun

Bunda inne hanya mengangguk paham, tak lama kian akhirnya turun saat ingin menuruni tangga yang terakhir kian merasakan kepalanya sakit sekali

Kian: /memegangi kepalanya/ kenapa kepala ku sakit sekali ugh..

Karena pusing yang melanda saat ingin melangkahkan kakinya kian ambruk begitu saja semuanya terkejut dan menghampiri kian

All: Astagfirullahhaladzim!  Kian!

Inne(bunda): /menaruh kepala kian di pangkuannya dan menepuk pipinya pelan/ Kian sayang!  Nak bangun nak! Kamu kenapa! (cemas sang ibunda)
Abikara: Kian apa yang terjadi padamu!
Ridho: Ibunda ayah!  Mari bawa kian kerumah sakit!

Lantas sang ayah  menggendong kian dan membawanya kerumah sakit. Skip dirumah sakit.

Kini mereka sedang menunggu didepan pintu kamar nya kian dengan raut wajah cemas
Tammy: Ya allah kenapa ini bisa terjadi.. Ada apa dengan adikku kian..
Inne(ibunda): /menangis/ kian.. Kamu kenapa nak..
Ananda(ayah): /mengelus punggung inne/ sudah sudah tenanglah.. kita berdoa saja kepada allah semoga kian baik baik saja..

All:Amiin ya allah semoga kian tidak apa apa

Tak lama kemudian dokter pun keluar dari ruangan itu dengan wajah yang tidak bisa dideskripsikan, mereka semua langsung menanyakan keadaan kian

"Menutupi Luka dengan Senyuman" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang